Anggota pasukan penjaga perdamaian PBB (UNIFIL) melihat perbatasan Lebanon-Israel, di atap menara pengawas di kota Marwahin, di Lebanon selatan, 12 Oktober 2023. | REUTERS/Thaier Al-Sudani

Internasional

Pasukan Indonesia tak Gentar di Lebanon

Indonesia tak akan menarik pasukan perdamaian dari perbatasan lebanon.

JAKARTA – Tentara Nasional Indonesia (TNI) menegaskan bahwa Indonesia tak akan goyah dengan ancaman perang di perbatasan Lebanon, Indonesia tak akan menarik mundur personel TNI yang tergabung dalam pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL), dan akan tetap menjalankan tugas sebagaimana mestinya.

Komandan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI Mayjen TNI Taufik Budi Santoso memastikan TNI tetap menyiapkan pasukan untuk melanjutkan misi perdamaian bersama PBB di Lebanon. Dia menjelaskan penyiapan pasukan yang nantinya melanjutkan tugas Satgas TNI UNIFIL di Lebanon tetap berjalan sesuai rencana dan jadwal.

“Persiapan pergantian pasukan di Lebanon tetap jalan terus sesuai rencana kita, meskipun kita juga harus memonitor perkembangan situasi di Lebanon,” kata Komandan PMPP menjawab pertanyaan Antara saat jumpa pers di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Selasa.

Dia juga memastikan sejauh ini tidak ada rencana penarikan pasukan, dan prajurit TNI yang bertugas bersama UNIFIL di Lebanon tetap menjalankan mandat yang diberikan oleh PBB kepada mereka. “Ditarik atau tidak, kami harus nurut mandat dari PBB,” kata Mayjen Taufik.

photo
Kondisi pasukan TNI yang bertugas sebagai UNIFIL kala diserang militer Zionis Israel (IDF) di Naquora, Lebanon Selatan, Kamis (10/10/2024) pagi waktu setempat. - (Dok Republika)

Sejak akhir September, militer Israel meningkatkan serangannya ke Lebanon, mulai dari wilayah Blue Line, beberapa daerah di Lebanon Selatan sampai dengan pusat kota di Beirut. Militer Israel berdalih serangannya itu menargetkan kelompok gerilyawan Hezbollah.

Militer Israel dalam waktu beberapa pekan terakhir juga menyerang gedung-gedung apartemen, area-area dekat pemukiman, dan bangunan dekat bandara di pusat kota Beirut. Israel juga mengingatkan anggota misi perdamaian untuk mundur. 

Di tengah meningkatnya serangan militer Israel, Argentina menjadi negara pertama yang menarik personelnya dari Lebanon. Dalam misi perdamaian bersama UNIFIL di Lebanon, ada 48 negara yang mengirim pasukannya termasuk Indonesia.

Kementerian Luar Negeri RI, saat diminta responsnya terkait keputusan Argentina itu, menegaskan Indonesia tetap mempertahankan pasukannya di Lebanon.

“Pasukan penjaga perdamaian dari Indonesia tetap melaksanakan tugasnya sesuai arahan Force Commander UNIFIL dengan tetap memperhatikan keamanan dan keselamatan diri,” kata Juru Bicara Kemlu RI Rolliansyah Soemirat dalam pernyataan tertulis di Jakarta, Jumat (22/11) minggu lalu.

photo
Tentara UNIFIL dari Malaysia yang terluka menerima perawatan medis di lokasi serangan Israel terhadap kendaraan, di Saida, Lebanon, 7 November 2024. - (EPA-EFE/STR)

Dia melanjutkan Indonesia masih menjadi negara yang paling banyak mengirimkan prajuritnya untuk melaksanakan misi perdamaian bersama UNIFIL di Lebanon, yaitu sebanyak 1.230 prajurit.

Komandan PMPP, saat ditanya mengenai kondisi terbaru pasukan TNI di Lebanon, memastikan mereka dalam keadaan aman. “Sejauh ini, anak-anak kita di sana aman,” kata Mayjen Taufik.

Dalam waktu dekat, Indonesia bakal mengirimkan pasukannya ke Beirut, Lebanon, untuk melanjutkan tugas Satgas MTF TNI Konga XXVIII-O/UNIFIL.

Satgas MTF TNI Konga XXVIII-P/UNIFIL, yang saat ini dipersiapkan oleh TNI di Surabaya, Jawa Timur, dijadwalkan berlayar ke Beirut pada akhir 2024 bersama KRI Sultan Iskandar Muda-367 dari Komando Armada II TNI AL. Dalam rombongan itu, TNI juga menyiapkan helikopter AS565 MBe Panther HS-1306 dari Skuadron Udara 100 Wing Udara 2 Pusat Penerbangan TNI Angkatan Laut (Puspenerbal).

Sebanyak 120 prajurit yang tergabung dalam satgas itu terdiri atas pengawak kapal perang, perwira penerbang, perwira penerangan, perwira psikologi, perwira bidang intelijen, perwira kesehatan, prajurit dari Komando Pasukan Katak (Kopaska), penyelam, pilot heli, dan kru helikopter (aircrew).

photo
Israel melawan PBB - (Republika)

kemenlu sebelumnya mengeluarkan pernyataan serupa. “Pasukan penjaga perdamaian dari Indonesia tetap melaksanakan tugasnya sesuai arahan Force Commander UNIFIL dengan tetap memperhatikan keamanan dan keselamatan diri,” ucap Juru Bicara Kemlu RI Rolliansyah Soemirat dalam pernyataan tertulis di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan Indonesia terus berkomitmen mendukung Misi Pemeliharaan Perdamaian (MPP) PBB yang dilaksanakan di Lebanon selatan sesuai amanat konstitusi. Indonesia, kata dia, masih merupakan kontributor pasukan terbesar di UNIFIL dengan mengirimkan hingga 1.230 personel.

Komitmen Indonesia tetap ikut bertugas di UNIFIL selaras dengan keputusan PBB untuk tetap mempertahankan keberadaan pasukan penjaga perdamaian di Lebanon hingga saat ini, ucap Roy. “Pemerintah Indonesia terus melakukan komunikasi dan koordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan keamanan dan keselamatan personel di Lebanon,” ucap Roy. Ia juga memastikan bahwa personel TNI yang tergabung di UNIFIL masih dalam keadaan aman dan sehat.

Sebelumnya, Argentina menjadi negara pertama yang menarik pulang tentara mereka dari penugasan di UNIFIL atas pertimbangan keselamatan. Negara tersebut menyumbang empat personel.

photo
Anggota pasukan penjaga perdamaian PBB (UNIFIL) melihat perbatasan Lebanon-Israel, di atap menara pengawas di kota Marwahin, di Lebanon selatan, 12 Oktober 2023. - (REUTERS/Thaier Al-Sudani)

Menurut Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Operasi Perdamaian Jean-Pierre Lacroix pada Selasa (19/11), penarikan personel adalah hak prerogatif negara masing-masing.

Sementara itu, Presiden Prabowo Subianto, dalam pertemuannya dengan Sekjen PBB Antonio Guterres di sela-sela KTT G20 di Brazil pada Minggu (17/11), kembali menegaskan komitmen Indonesia untuk terus mendukung penguatan pasukan penjaga perdamaian PBB.

“Kebutuhan akan pasukan penjaga perdamaian yang diamanatkan secara internasional, kami siap menyediakan pasukan,” ucap Prabowo, sembari menambahkan bahwa RI siap mengirim berkontribusi untuk pasukan perdamaian ke Palestina, jika dibutuhkan.

Pasukan Sementara PBB di Lebanon sejauh ini tidak terlibat langsung dalam perundingan gencatan senjata di Lebanon namun tetap waspada mengenai hasilnya, kata juru bicara UNIFIL Andrea Tenenti pada Senin.

Dalam wawancara dengan Almayadeen, Tenenti mencatat bahwa komunitas internasional sedang mengintensifkan upaya diplomatik untuk mencapai gencatan senjata di Lebanon. Hal ini terutama setelah meningkatnya agresi Israel dan berlanjutnya perang, yang kini telah berlangsung lebih dari 15 bulan, menyebar dari Gaza hingga Lebanon.

Tenenti menekankan peran aktif diplomasi UNIFIL melalui pertemuan berkelanjutan dengan pihak-pihak terkait. Dia mengungkapkan bahwa diskusi berkisar pada penerapan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701, yang menggambarkannya sebagai hal yang sangat penting untuk memastikan stabilitas dan keamanan abadi di Lebanon.

“Resolusi 1701 tetap menjadi landasan untuk membangun kembali stabilitas di Lebanon. Kami menunggu hasil perundingan untuk melihat bagaimana hasil tersebut dapat diterjemahkan ke dalam hasil nyata yang dapat diterima oleh semua pihak,” kata Tenenti.

Terkait pelanggaran berulang yang dilakukan pasukan Israel, Tenenti mengungkapkan bahwa UNIFIL telah menyampaikan keprihatinannya kepada komunitas internasional. Dia merinci contoh-contoh di mana pasukan pendudukan Israel memasuki wilayah Lebanon, yang memicu keberatan keras.

Meskipun ada tuntutan untuk menarik diri dari posisinya di Lebanon selatan, UNIFIL tetap mempertahankan kehadirannya, menegaskan mandatnya untuk beroperasi di wilayah tersebut. “Kami telah menghadapi serangan yang disengaja, termasuk penembakan artileri berat di daerah seperti Chama dan Naqoura, serta titik-titik lain seperti Labouneh, yang menyebabkan korban jiwa di dalam barisan kami.”

Tenenti mengkritik tindakan pendudukan sebagai pelanggaran berulang terhadap Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 dan hukum internasional lainnya. Ia menegaskan, Dewan Keamanan harus mengevaluasi dan merespons pelanggaran tersebut. Ia juga menegaskan kembali bahwa tidak ada solusi militer terhadap konflik tersebut. “Satu-satunya resolusi bagi Lebanon adalah diplomasi dan politik,” tegasnya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Israel 20 Kali Serang UNIFIL Sepanjang Oktober

Total 30 serangan dialami pasukan UNIIFIL sepanjang Oktober.

SELENGKAPNYA

Israel Kembali Tembaki Markas UNIFIL

Netanyahu terus mendesak pasukan UNIFIL mundur dari perbatasan Lebanon.

SELENGKAPNYA

Israel Kembali Dikutuk Negara-Negara PBB Usai Serang UNIFIL

Lebanon mengutuk agresi yang terjadi atas UNIFIL.

SELENGKAPNYA