Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong saat diwawancarai sejumlah wartawan di Jakarta Pusat, Selasa (5/11/2024). | Surya Dinata/Republika

Tokoh

RI-Singapura Seiring Menghadapi Gejolak Dunia

Wawancara Khusus Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong

Seperti layaknya tetangga yang baik, Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong tak menyia-nyiakan kesempatan menyapa “Saudara Tua” di regional. Sebelum Presiden Prabowo Subianto bertolak menjalankan sejumlah agenda kenegaraan di mancanegara, mencoba mencuri waktu untuk menemui presiden yang baru saja dilantik itu.

Tak hanya itu, PM Wong yang baru setengah tahun menjabat itu juga menyempatkan waktu untuk secara khusus diwawancarai empat media Indonesia di sebuah hotel di kawasan Jakarta Pusat, salah satunya Republika yang diwakili jurnalisnya Stevy Maradona. “Ini adalah kunjungan ketiga saya dalam setahun. Hal ini menunjukkan pentingnya kita merekatkan hubungan kita dan hubungan bilateral yang sangat kuat,” ujarnya di hadapan para jurnalis.

Baru tiba dengan pesawat dari Singapura dan mengarungi jam sibuk di jalan-jalan Jakarta, ia tak tampak kelelahan. Tak ada protokol khusus yang berlebihan. Dengan lugas dan dalam suasana santai, ia menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan para wartawan. 

Mulai dari kondisi dunia yang sedang dalam ketidakpastian saat ini, bergesernya sumbu perpolitikan global, sampai IKN dan rencana pembangunan kampus Islam di Singapura. Berikut petikan wawancaranya.

 

Pendekatan Presiden Prabowo Subianto dalam urusan luar negeri diperkirakan berbeda dengan pemerintahan sebelumnya, dalam arti bahwa ia akan lebih berinisiatif dalam menghadapi perubahan tatanan dunia. Kita sudah melihat masalah PBB, kita sudah melihat masalah Gaza, kita sudah melihat masalah Rusia-Ukraina, masalah Tiongkok. Lalu Amerika Serikat juga penting, ada pemilu.  Bagaimana posisi Singapura dan pemerintahnya mengenai hal ini? 

Menurut saya, Presiden Prabowo memiliki kebijakan luar negeri yang lebih aktif, dan hal ini sepenuhnya sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan Indonesia sebagai negara penting di Asia Tenggara dan dunia. Pertanyaannya adalah, pendekatan baru apa yang akan dilakukan? Dan Presiden sendiri sudah menyatakan dengan sangat jelas bahwa Indonesia akan menjadi sahabat semua dan akan menjadi tetangga yang baik.

Singapura sepenuhnya menganut pendekatan ini, karena kami ingin berteman dengan semua negara juga.Kita tahu bahwa kita berada di lingkungan baru, seperti yang Anda katakan tadi, lingkungan baru di mana ketegangan geopolitik akan semakin meningkat, dan hal ini akan ditentukan oleh hubungan AS-Cina. 

photo
Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong saat diwawancarai sejumlah wartawan di Jakarta Pusat, Selasa (5/11/2024). - (Surya Dinata/Republika)

Pihak manapun yang memenangkan pemilu besok, menurut saya akan terus ada ketidakpercayaan dan saling curiga yang mendalam (antara AS dan Cina). Ini bukan konflik, namun kedua belah pihak bersiap menghadapi konflik, kedua belah pihak berusaha mencari cara untuk mengembangkan wilayah pengaruh mereka. Dan kekhawatiran kami adalah konflik ini akan berujung dunia yang menjadi terfragmentasi menjadi blok-blok yang saling bersaing, wilayah pengaruh yang saling bersaing, seperti yang terjadi pada Perang Dingin yang lalu.

Kami juga tidak ingin hal ini berdampak ke Singapura, dan itulah sebabnya kami memiliki pendekatan yang sama dengan Indonesia untuk memiliki kebijakan luar negeri yang aktif, untuk memiliki keterlibatan aktif dengan negara-negara besar, baik Amerika Serikat maupun Cina. Ini bukan berarti kita benar-benar di tengah, bukan berarti kita harus berdiri seimbang secara sempurna di antara keduanya, misalnya satu hari saya mengunjungi Amerika, keesokan harinya saya juga harus melakukan sesuatu dengan Cina.

Bukan soal itu. Ini adalah keterlibatan kedua belah pihak yang independen dan aktif berdasarkan kepentingan bersama, dengan cara yang memberikan keuntungan bersama bagi semua pihak. Dan untuk Singapura dan Indonesia, yang terpenting, keterlibatan dengan keduanya, sehingga Amerika dan Cina mempunyai kepentingan di kawasan ini, di Asia Tenggara, agar kita dapat menumbuhkan dan memperluas ruang bagi kedua kekuatan tersebut untuk mencapai tujuan mereka hadir di sini, dan agar kita dapat memaksimalkan peluang kita untuk melanjutkan stabilitas dan kemakmuran di Asia Tenggara.

Dan dalam hal ini, saya pikir Indonesia dan Singapura mempunyai kepentingan yang sama, dan kita dapat bekerja sama untuk mencapai hal ini, secara bilateral dan di ASEAN. Sejauh menyangkut tetangga yang baik, kami sepenuhnya sepakat dengan hal itu.

Kami bukan hanya tetangga yang baik, kami adalah tetangga dekat dan teman baik. Jadi kami berharap dapat bekerja sama secara erat untuk memajukan hubungan ini. Sebenarnya saya dan Presiden Prabowo memulai hubungan ini dengan pijakan yang sangat kuat, karena pada pemerintahan sebelumnya, pendahulu saya dan Presiden Jokowi telah menyelesaikan beberapa permasalahan yang sudah lama ada.

Kita telah memberlakukan perjanjian kerangka kerja yang diperluas, mengenai wilayah informasi penerbangan, wilayah udara, ekstradisi, dan pertahanan. Dan sekarang kita bisa menulis babak baru dalam hubungan bilateral kita, dan saya berharap dapat melakukannya bersama Presiden Prabowo. 

 

Bagaimana kemudian Indonesia dan Singapura harus menyikapi kondisi dunia saat ini yang tengah bergolak?

Menurut saya, kepentingan kita bersama adalah mengupayakan keterlibatan aktif dengan semua negara, berteman dengan semua negara, dan memastikan perdamaian dan stabilitas di Asia. Seperti yang Anda katakan, dunia sedang berubah-ubah saat ini.

Rambu-rambu yang awam, norma-norma lama mulai terkikis, namun tatanan baru masih belum terbentuk. Itulah sebabnya ada begitu banyak ketidakpastian, dan itulah sebabnya kita melihat semakin besarnya impunitas, di mana negara-negara dapat melakukan tindakan dengan kekerasan namun tidak ada konsekuensinya karena tidak ada yang menyetop.

Dan bahkan jika seseorang mengatakan “berhenti!”, siapa yang harus menegakkannya? Ketidakpastian seperti inilah yang kita alami saat ini, dan hal ini akan terus kita alami dalam jangka waktu yang cukup lama.

Bukan hanya satu atau dua tahun saja, saya pikir hal ini akan terjadi pada kita mungkin selama satu dekade atau bahkan lebih lama lagi. Dan di dunia seperti ini, tidak seperti yang kita alami dalam 30 tahun terakhir, yakni globalisasi di mana kita semua dapat saling beroperasi dalam satu jaringan global. Saya pikir akan semakin sulit untuk melakukan hal tersebut.

photo
Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong saat diwawancarai sejumlah wartawan di Jakarta Pusat, Selasa (5/11/2024). - (Surya Dinata/Republika)

Pengelompokan regional dan hubungan regional menjadi lebih penting. Dan itulah mengapa ASEAN menjadi lebih penting. Dan bagi kami di Asia Tenggara, jika Anda melihat masing-masing negara di Asia Tenggara, Indonesia tentu saja adalah yang terbesar. Namun tetap saja negara-negara tertentu saja tidak akan bisa melakukannya sendiri. tak memiliki kemampuan untuk menavigasi secara efektif di kondisi yang baru ini.

Kita membutuhkan ASEAN yang kuat dan bersatu. Dan menurut saya ASEAN telah mencapai kemajuan yang baik selama beberapa dekade terakhir, namun masih banyak lagi yang bisa dilakukan. Menurut saya untuk Singapura dan Indonesia, hubungan yang kita miliki, proyek kerja sama yang kita lakukan satu sama lain, tidak hanya penting bagi kedua negara, namun juga dapat membantu membangun ASEAN yang lebih efektif.

 

Bagaimana Anda melihat prospek hubungan Singapura dan Indonesia di bawah kepemimpinan Pak Prabowo? 

Ya, kami yakin bisa semakin mempererat hubungan kami. Pak Prabowo adalah sahabat Singapura. Kami mengenalnya dengan baik.

Dia sangat akrab dengan Singapura. Saya telah bertemu dengannya beberapa kali ketika dia menjadi menteri pertahanan. Faktanya, pada tahun 2022, ketika saya datang berkunjung, saya bertemu dengannya.

Dan sebagai menteri pertahanan, beliau membantu kami memajukan hubungan bilateral di bidang pertahanan dan mengamankan perjanjian kerja sama pertahanan sebagai bagian dari perjanjian kerangka kerja yang diperluas. Jadi, dia punya banyak teman baik di Singapura. Demikian pula, kami memiliki hubungan dekat dengan beliau dan kami ingin bekerja sama dengan beliau dan pemerintahan barunya sekarang untuk memperkuat hubungan tersebut.

Singapura menaruh perhatian besar dan penuh pada kesuksesan Indonesia. Jadi, kami akan mencari cara dalam proyek yang kami lakukan untuk melengkapi prioritas presiden baru, misalnya seputar pangan, seputar energi atau prioritas lainnya. yang mungkin kita miliki. Dan kita akan bekerja sama demi kebaikan bersama dan saya yakin akan ada banyak peluang bagi kita untuk melakukannya.

 

Menurut Anda apa yang bisa dilakukan Indonesia dan Singapura untuk mengurangi ketegangan di Laut Cina Selatan secara umum? 

Ini adalah persoalan yang sangat rumit. Ada beberapa negara penggugat. Ada fakta di lapangan, pertama-tama, dan kemudian ada beberapa klaim yang tumpang tindih di antara negara-negara penggugat. Kami bukan salah satu negara penggugat, yakni Cina dan juga negara-negara ASEAN.

Posisi kami sangat jelas dan konsisten selama bertahun-tahun bahwa kami ingin menjamin kebebasan navigasi laut, kebebasan navigasi udara, bahwa hukum internasional harus ditegakkan, dalam hal ini tidak tertutup dan harus ada penyelesaian damai sesuai dengan hukum internasional. Kami khawatir jika tidak ada penyelesaian damai, insiden bisa terjadi dan insiden serta kesalahan perhitungan bisa meningkat menjadi konflik yang lebih besar yang melibatkan pihak-pihak yang lebih besar, kekuatan seperti AS dan Tiongkok yang tentunya tidak ingin kita lihat terjadi. 

Kita juga khawatir bahwa insiden tertentu dapat mengakibatkan gangguan terhadap perdagangan, yang nantinya akan berdampak besar pada semua negara, tidak hanya di kawasan ini tetapi juga di dunia karena begitu banyak perdagangan internasional melewati Laut Cina Selatan.

Jadi kami ingin memastikan adanya penyelesaian damai. Dan sekali lagi, menurut saya ini adalah salah satu isu dimana Indonesia dan Singapura memiliki perspektif yang sama. Tidak ada satu pihak pun yang ingin melihat peningkatan ketegangan ini secara tidak sengaja.

Jadi bersama-sama kita dapat bekerja secara bilateral dan juga dengan ASEAN untuk mendorong dialog yang lebih aktif dan konstruktif untuk mencoba dan bekerja sama di dalam ASEAN bersama dengan Cina mengenai Kode Etik Perilaku yang sedang dinegosiasikan. Ini masih dalam proses. Namun mekanisme yang berbeda ini memungkinkan kita mengajak semua pihak untuk mulai berbicara, menjalin hubungan satu sama lain dan membantu mengurangi kemungkinan terjadinya konflik.

photo
Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong saat diwawancarai sejumlah wartawan di Jakarta Pusat, Selasa (5/11/2024). - (Surya Dinata/Republika)

 

Pemerintah Singapura baru saja mengumumkan pembangunan Perguruan Tinggi Islam. Apa alasan di balik program ini? Dan bagaimana pemerintah Singapura melihat hal ini sebagai sebuah cara menjaga kesatuan dalam perubahan lanskap demografi etnis di Singapura? 

Kami selalu mengirim siswa kami ke luar negeri untuk studi agama, studi Islam.

Jadi hal ini akan terus berlanjut. Tetapi pada saat yang sama, ketika mereka kembali, sebagian dari mereka setelah belajar di luar negeri, mereka kembali lagi. Kami juga ingin mereka memahami bukan hanya prinsip-prinsip Islam, yang akan mereka peroleh ketika belajar, tetapi juga bagaimana penerapan prinsip-prinsip tersebut dalam konteks Singapura, karena kami adalah masyarakat multiras, multiagama.

Dan ini bukan hanya satu keyakinan, tapi banyak keyakinan dan kita harus hidup bersama secara harmonis satu sama lain. Bahkan saat ini, ketika para siswa ini kembali dari luar negeri setelah menyelesaikan studi mereka, kami memiliki sertifikasi pascasarjana agar mereka dapat mengontekstualisasikan prinsip-prinsip Islam dalam konteks Singapura. Jadi ide Perguruan Tinggi Islam sebenarnya hanyalah untuk melangkah lebih jauh.

Daripada hanya memiliki program sertifikasi, kami pikir sudah waktunya mengingat bagaimana kami telah mengembangkannya selama bertahun-tahun untuk memiliki lembaga kami sendiri,. perguruan tinggi Islam sendiri.

Dan kami berharap ini akan memberikan landasan bagi siswa kami. Ada yang tetap pergi ke luar negeri, namun ada pula yang kemudian memilih opsi lokal, opsi Singapura, di mana mereka bisa mendapatkan pemahaman yang mendalam soal prinsip-prinsip Islam, tetapi juga apresiasi terhadap kebutuhan masyarakat kontemporer, yang dalam hal ini berarti kebutuhan Singapura.

Demografi kami yang berubah, seperti yang kita bicarakan, budaya kami yang multi-ras, masyarakat multi-agama kami, bagaimana kami bisa hidup harmonis satu sama lain, itu juga penting. Jadi itulah motivasi di balik perguruan tinggi ini. Meskipun kami sedang dalam proses mengerjakan detailnya, kami mungkin akan melakukan ini dalam kemitraan dengan baik institusi lokal maupun luar negeri. Namun semua ini masih dikerjakan dan pada akhirnya kami akan mengumumkannya jika kami sudah siap.

 

Presiden Prabowo menyatakan akan melanjutkan proyek IKN. Apakah Anda mengharapkan perusahaan Singapura mulai berinvestasi di IKN? Atau menurut Anda masih ada kekhawatiran apakah proyek tersebut akan dilanjutkan atau tidak? 

Nah, Presiden sudah jelas bahwa proyek itu akan dilanjutkan. Jadi menurut saya investor akan mempunyai kepastian bahwa hal ini akan terus berlanjut. Namun ini masih merupakan suatu proyek yang berani, yang merupakan proyek jangka panjang yang sangat besar. 

Tidak bisa dibangun secepatnya. Dan dibutuhkan komitmen bertahun-tahun agar seluruh ibu kota baru dapat dibangun.

Di pihak pemerintah, terkait Singapura,kami dengan senang hati mendukungnya. Sebelumnya kita sudah melakukannya di bawah Presiden Jokowi. Kami akan terus melakukan hal yang sama dengan Presiden Prabowo.

Di pihak pemerintah, kami melakukan hal-hal seperti pertukaran praktik terbaik, berbagi perspektif, berbagi ide dan di mana kami dapat membantu, perencanaan kota. Hal-hal seperti ini telah kami lakukan dan akan terus kami lakukan.

Investasi tidak dilakukan oleh pemerintah. Investasi dilakukan oleh dunia usaha. Dan dunia usaha harus memutuskan secara komersial apakah mereka akan berinvestasi atau tidak.

Tahun lalu, ada delegasi organisasi bisnis yang berangkat ke ibu kota baru. Mereka berminat, mereka pergi ke sana, mereka berkunjung. Saya berharap akan ada lebih banyak lagi yang akan datang mengingat proyek ini terus berlanjut.

Dan saya yakin seiring dengan upaya pemerintah menetapkan rencana yang lebih jelas untuk pembangunan di masa depan, akan terus ada minat bisnis yang besar dari Singapura dan mereka akan berinvestasi lebih banyak wilayah ibu kota baru. 

 

Ada rencana pembentukan lembaga pendanaan BUMN di Indonesia. Dari pengalaman Singapura menjalankan Temasek, apa pengalaman yang bisa Anda bagi dengan Indonesia?

Kami  bukan satu-satunya negara yang memiliki kerangka seperti itu. Banyak negara, setelah beberapa waktu memiliki perusahaan milik negara juga melakukan hal serupa.  Mereka menemukan kerangka untuk memastikan bahwa badan usaha milik negara beroperasi secara komersial dan kemudian memiliki perusahaan induk atau memiliki kerangka untuk menempatkan mereka bersama.

Dalam kasus kami, kami menyebutnya Temasek dan ini berhasil bagi kami. Namun bukan hanya kita yang melakukannya. Banyak negara di Timur Tengah, di Asia, memiliki hal serupa.

Jadi saya tidak yakin apakah Indonesia hanya perlu mencontoh kami saja.  Masih banyak model lain yang bisa ditelaah, banyak contoh yang bisa dipelajari. Sejauh yang kami ketahui, kami akan dengan senang hati berbagi pengalaman kami dan apa yang telah dialami Temasek.

Namun pada akhirnya, Indonesia harus memutuskan sendiri apa yang ingin mereka lakukan. Karena setiap negara berbeda. Keadaan kalian, kebutuhan kalian berbeda. Jadi, Anda dapat belajar dari kami atau Anda dapat melihat apa yang telah kami lakukan.

Anda dapat melihat apa yang telah dilakukan orang lain. Dan Anda dapat melihat semua pengalaman ini dan kemudian mengembangkan model Anda sendiri yang dapat diterapkan di Indonesia. Dan saya yakin Presiden Prabowo pada waktunya akan mengembangkan model yang efektif  yang sesuai dengan kebutuhan Indonesia dan akan membantu mendorong pembangunan Indonesia dan pertumbuhan di fase berikutnya.

 

Seperti yang Anda ketahui, kami memiliki wakil presiden termuda dalam sejarah, Gibran Rakabuming Raka. Dan besok Anda akan bertemu Pak Prabowo. Apakah Anda akan bertemu Pak Gibran juga? Dan peran apa yang Anda harapkan dari Gibran? 

Saya akan menemui Pak Gibran besok. Jadi saya berharap untuk mendengar darinya, prioritasnya dan peran apa yang akan dia mainkan dalam pemerintahan. Saya yakin dia bisa menjelaskannya besok dan sebagai bagian dari administrasi secara keseluruhan. Saya yakin akan ada banyak peluang bagi kita untuk bekerja sama. Itu sebabnya dalam perjalanan ini saya tidak sendirian.

Saya juga telah membawa beberapa menteri kabinet saya dan berharap mereka juga mempunyai kesempatan untuk bertemu dengan rekan-rekan baru mereka di bidang pertahanan, energi , dalam urusan luar negeri. Dan kemudian mereka dapat mulai membangun hubungan satu sama lain dan menemukan lebih banyak peluang bagi kita untuk memperkuat kerja sama kita. Perjalanan saya ini baru yang pertama, kunjungan perkenalan saya ke sini dengan pemerintahan baru, tapi saya yakin akan ada lebih banyak perjalanan lagi kedepannya.

Kami akan mengadakan retreat para pemimpin antara Indonesia dan Singapura di mana kita bertemu setiap tahun. Dan kami berharap untuk melanjutkan tradisi ini, mengadakan retreat para pemimpin yang bukan hanya pertemuan para pemimpin, tetapi juga para menteri untuk berinteraksi satu sama lain. Membangun hubungan dan mempererat kerja sama dalam berbagai bidang. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat