Internasional
Setahun Genosida dan Nelangsa Perempuan Gaza
Perempuan jadi salah satu yang paling rentan terkait genosida di Gaza.
GAZA – Israel masih terus melakukan bombardir ke Jalur Gaza dan kembali menewaskan perempuan-perempuan Gaza. Kaum itu jadi salah satu yang paling terdampak, merujuk laporan terbaru PBB.
Kantor berita WAFA melansir, seorang perempuan Palestina dan anaknya syahid pada Senin (30/9/2024) fajar dalam serangan udara Israel yang menargetkan sebuah rumah di kota Deir al-Balah di Jalur Gaza tengah. Sumber lokal melaporkan bahwa pesawat tempur Israel mengebom sebuah rumah di daerah Hakr al-Jami’ di kota Deir al-Balah, menewaskan perempuan dan bayinya tersebut.
Entitas PBB untuk Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan (UN Women) telah mengeluarkan laporan mengenai situasi kesehatan di Gaza yang bertajuk “Gaza: A War on Women's Health,” yang mana laporan tersebut memberikan analisis komprehensif terhadap sektor kesehatan. krisis di Gaza dan dampaknya terhadap kesehatan fisik dan mental perempuan dan anak perempuan.
Laporan tersebut, menurut pernyataan organisasi tersebut pada Ahad, yang merupakan laporan kelima sejak 7 Oktober tahun lalu. Laporan itu mengungkapkan peningkatan risiko kesehatan yang dihadapi perempuan di Gaza, khususnya yang berkaitan dengan penyakit tidak menular di kalangan lansia, kanker, dan penyakit menular.
Selain itu juga terganggunya kesehatan dan gizi ibu hamil dan menyusui, mengingat terganggunya layanan medis dan ketidakmampuan mengakses obat-obatan.
Organisasi tersebut memperingatkan kerusakan yang tidak terlihat dari perang di Gaza, dengan menunjukkan bahwa setelah lebih dari 11 bulan perang, sistem layanan kesehatan di Gaza hampir runtuh. Sebanyak 84 persen fasilitas kesehatan telah hancur, sementara fasilitas tersebut masih berfungsi. kekurangan obat-obatan, ambulans, perawatan dasar yang menyelamatkan jiwa, listrik, dan air.
Laporan tersebut menambahkan bahwa perkiraan menunjukkan bahwa lebih dari 177.000 perempuan menghadapi risiko kesehatan yang mengancam jiwa, selain 162.000 perempuan menderita penyakit tidak menular atau berisiko terkena penyakit termasuk diabetes, kanker, penyakit kardiovaskular atau tekanan darah tinggi, sementara 15.000 perempuan hamil berada di ambang kelaparan.
A grieving Palestinian mother bids farewell to her children who were killed in the Israeli bombardment of Nuseirat camp in central Gaza. pic.twitter.com/LvJ2aCdinD — WAFA News Agency - English (WAFANewsEnglish) September 29, 2024
Penjabat Direktur Regional UN Women untuk Negara-negara Arab Moez Doraid menekankan bahwa banyak perempuan di Gaza berisiko meninggal akibat komplikasi medis setelah berbulan-bulan tidak menerima obat apa pun, terbatasnya akses ke dokter dan tidak ada pengobatan untuk penyakit serius seperti diabetes atau diabetes. kanker, menambahkan bahwa "sangat penting bagi kita untuk bertindak cepat untuk menyelamatkan nyawa mereka."
Dia menunjukkan bahwa gencatan senjata yang segera dan berkelanjutan, penyediaan bantuan kemanusiaan yang aman dan tanpa hambatan, serta akses terhadap obat-obatan dan layanan kesehatan di seluruh Gaza sangat penting untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.
Pasukan penjajahan Israel melakukan dua pembantaian terhadap keluarga di Jalur Gaza selama 24 jam terakhir, yang mengakibatkan terbunuhnya sedikitnya 20 warga Palestina dan melukai 108 lainnya, menurut sumber medis.
A grieving mother, who tragically lost her son in an Israeli massacre against Hafsa Al-Falouja school in northern Gaza, vows that Netanyahu will witness another October 7th every year. pic.twitter.com/qhUHGT5iVk — Quds News Network (QudsNen) September 30, 2024
Mereka mengatakan bahwa jumlah korban tewas warga Palestina akibat agresi Israel yang berlangsung sejak 7 Oktober telah melonjak menjadi 41.615 orang, dengan tambahan 96.359 orang menderita luka-luka. Mayoritas korbannya adalah perempuan dan anak-anak.
Sementara itu, layanan darurat masih belum dapat menjangkau banyak korban dan mayat yang terperangkap di bawah reruntuhan atau berserakan di jalan raya, karena pasukan pendudukan Israel terus menghalangi pergerakan ambulans dan kru pertahanan sipil.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.