Sejumlah pelajar mengikuti pawai tarhib Ramadhan di depan Masjid Agung Baitul Makmur Meulaboh, Aceh Barat, Aceh, Kamis (7/3/2024). Pawai yang diikuti sebanyak 5.350 pelajar tingkat SMAN, SMPN dan SDN sederajat dengan membawa spanduk dan selebaran berisi seruan berpuasa tersebut dalam rangka menyemarakkan dan menyambut datangnya bulan suci Ramadhan 1445 hijriah. | ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas

Opini

Membentuk Pendidik dan Pelajar Berkarakter

Dengan semangat Allahu ghoyatuna, pendidik akan bisa fokus dalam mendidik peserta didik.

Oleh IMAM NUR SUHARNO, Penulis Buku Membentuk Karakter Peserta Didik dan Pendidik di Pesantren Husnul Khotimah, Kuningan, Jawa Barat

Penguatan pendidikan karakter menjadi topik utama dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM). Hanya pendidik berkarakter yang dapat melahirkan peserta didik yang berkarakter. Mustahil pendidik yang tidak berkarakter dapat melahirkan peserta didik berkarakter. Karena itu, untuk melahirkan peserta didik berkarakter maka mesti pendidik lebih dahulu berkarakter.

Terdapat sepuluh karakteristik yang harus melekat pada diri seorang pendidik sebagai bekal menjalankan tugas mulianya melahirkan peserta didik berkarakter. Karenanya, pendidik harus mau memantaskan diri dengan sepuluh karakteristik tersebut secara menyeluruh.  

Pertama, salimul aqidah. Karakteristik yang harus dimiliki seorang pendidik agar dapat melahirkan peserta didik yang berkarakter adalah berakidah lurus (salimul aqidah). Pendidik yang menjalankan aktifitasnya termasuk mendidik adalah semangat Allahu ghoyatuna (hanya Allah tujuan kami).

Opini--Pendidikan Akhlak Mulia Melalui Matematika - (Republika/Daan Yahya)

  ​

Dengan semangat Allahu ghoyatuna, pendidik akan bisa fokus dalam mendidik peserta didik maka ia secara otomatis akan mendapatkan haknya sebagai pendidik. Karena Allah pun menggerakkan para pengambil kebijakan memberikan hak pendidik sesuai peraturan.

Ibaratnya, seperti seorang petani, dengan menanam padi maka secara otomatis di sekitar tanaman padi akan tumbuh rumput. Jika seorang petani menanam rumput maka pasti tidak akan tumbuh tanaman padi.

Seseorang yang membeli seekor kambing pasti akan mendapatkan tambangnya. Karena tambang sudah melingkar di leher kambing. Namun, jika seseorang membeli tambang maka jangan pernah bermimpi mendapatkan kambing.

Inilah yang dimaksud, apabila seorang pendidik fokus dan profesional dalam mendidik peserta didik maka secara otomatis ia akan mendapatkan haknya tanpa ia menunggu-nunggu kapan haknya akan cair.

 
Apabila seorang pendidik fokus dan profesional dalam mendidik peserta didik maka secara otomatis ia akan mendapatkan haknya tanpa ia menunggu-nunggu
IMAM NUR SUHARNO
 

Pendidik yang berkarakter salimul aqidah akan selalu menjalankan aktifitas mendidik sebaik mungkin dan profesional. Karena yang melatarbelakangi dalam menjalankan aktifitas mendidik adalah Allah, bukan atasan (kepala sekolah). Ada ataupun tidak ada atasan, pendidik akan mempersembahkan yang terbaik dalam mendidik.

Seorang pendidik yang berkarakter salimul aqidah hanya menjadikan Allah sebagai orientasinya dalam menjalankan profesinya mendidik peserta didik. Allah dulu, Allah lagi, dan Allah seterusnya. Ikhlas ketika memulai, ikhlas selama menjalankan profesinya, dan senantiasa menjaga keikhlasan seterusnya.

Kedua, sahihul ibadah. Karakteristik yang hendaknya dimiliki oleh seorang pendidik agar dapat mengemban amanah melahirkan peserta didik berkarakter adalah sahihul ibadah (benar ibadahnya). Yaitu pendidik yang dalam menjalankan seluruh aktivitasnya, termasuk mendidik peserta didik adalah sebagai sarana untuk ibadah kepada Allah SWT.

Mendidik adalah ibadah yang pahalanya akan terus mengalir meski sang pendidik telah tiada. Karenanya dalam menjalankan aktifitas mendidik selain Lillah harus sesuai dengan yang diteladankan oleh sang pendidik teladan yaitu Nabi SAW. 

Karena itu, seorang pendidik tidak cukup hanya dengan bermodalkan profesionalitas dalam mendidik. Akan tetapi, seorang pendidik yang berkarakter sahihul ibadah, ia akan selalu melakukan transformasi nilai-nilai ibadah dalam mendidik peserta didik.

Ketiga, matinul khuluq. Karakteristik yang hendaknya dimiliki oleh seorang pendidik agar dapat mengemban amanah melahirkan peserta didik berkarakter adalah matinul khuluq (kokoh akhlaknya). Yaitu pendidik yang selalu menjadikan Nabi SAW sebagai teladan dalam kehidupannya, termasuk dalam mendidik sehingga pendidik layak menjadi guru yang digugu dan ditiru.

Guru dalam filosofi bahasa Jawa adalah sebuah kata yang mempunyai makna digugu lan ditiru. Maksud dari digugu dan ditiru adalah seorang guru harus dapat memenuhi dua kata itu. Digugu artinya perkataannya harus bisa dipertanggungjawabkan, dan ditiru artinya sikap dan perbuatannya dapat diteladani oleh peserta didiknya.

Keempat, qawiyyul jismi. Karakteristik yang hendaknya dimiliki oleh seorang pendidik agar mampu mengemban amanah melahirkan peserta didik berkarakter adalah qawiyyul jismi (kuat jasmaninya). Dalam menjalankan tugasnya pendidik harus didukung dengan badan yang sehat dan kuat sehingga pendidik mampu tampil dengan energik dalam mendidik peserta didik.

Seorang pendidik yang sehat dan kuat akan lebih mampu untuk menjalankan profesinya daripada pendidik yang lemah. Pendidik yang sehat dan kuat sehingga mampu tampil energik dan andal adalah pendidik yang disukai oleh peserta didik.

Kelima, mutsaqqafful fikri. Karakter pendidik agar mampu mengemban amanah melahirkan peserta didik berkarakter adalah mutsaqqaful fikri (berwawasan luas). Yaitu, pendidik mau terus belajar dan belajar serta mengajarkannya sehingga ilmunya bermanfaat.

photo
Anggota Paskibra mengikuti Kirab Merah Putih di Denpasar, Bali, Ahad (12/11/2023). Kirab bendera merah putih sepanjang 1.001 meter yang diikuti ribuan pelajar, personel TNI Polri dan berbagai kelompok masyarakat itu diselenggarakan untuk memperkuat rasa kebangsaan dan nasionalisme pada momentum Hari Pahlawan dan Sumpah Pemuda 2023. - (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)

Ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang menuntut pendidik senantiasa meningkatkan wawasan dan kompetensinya, karena hal itu berkaitan langsung dengan kualitas pendidik bersangkutan. Pendidik yang berkualitas berperan penting dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas pula di era persaingan global yang makin kompetitif.

Keenam, mujahidun linafsihi. Karakteristik yang hendaknya dimiliki seorang pendidik agar mampu mengemban amanah melahirkan peserta didik berkarakter adalah mujahidun linafsihi (kuat melawan hawa nafsu). Yaitu pendidik yang mampu mengendalikan hawa nafsunya, bukan pendidik yang memperturuti nafsunya dengan sering marah dan emosional.

Pendidik harus bersikap lemah lembut dalam memperlakukan (mendidik) peserta didik. Bagi peserta didik, kelembutan dan kasih sayang seorang pendidik menjadi sumber kekuatan yang dapat menggugah perasaannya. Kehangatan yang diberikan akan melahirkan ketenangan, kepercayaan, juga hubungan batin yang kuat antara peserta didik dan pendidiknya.

Ketujuh, harisun ala waqtihi. Karakteristik yang hendaknya dimiliki seorang pendidik agar mampu mengemban amanah melahirkan peserta didik berkarakter adalah harisun ala waqtihi (sungguh-sungguh menjaga waktunya). Kemampuan dalam memanfaatkan waktu sebagai salah satu dari tanda pendidik yang produktif.

Pada dasarnya melakukan manajemen waktu dengan baik bermanfaat untuk membuat pendidik bisa melakukan semua pekerjaan dengan maksimal tanpa merasa diburu-buru. Selain itu, melakukan manajemen waktu juga bermanfaat untuk membuat seorang pendidik tetap memiliki waktu senggang yang bisa digunakan untuk beristirahat di tengah padatnya aktivitas.

Kedelapan, munadzdzamun fi syu’unihi. Karakteristik yang hendaknya dimiliki oleh seorang pendidik agar mampu mengemban amanah melahirkan peserta didik berkarakter ialah munadzdzamun fi syu’unihi (teratur dalam semua urusan). Keteraturan dalam segala hal adalah karakter melekat dalam diri seorang pendidik melalui perencanaan pendidikan yang terstuktur dan terukur bersandar kepada Ilahi.

Perencanaan kinerja pendidik merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang ditetapkan dalam rencana strategis. Dalam rencana kinerja pendidikan ditetapkan rencana capaian kinerja untuk seluruh indikator kinerja pada tingkat sasaran dan kegiatan.

Kesembilan, qadirun alal kasbi. Karakteristik yang hendaknya dimiliki pendidik agar mampu mengemban amanah melahirkan peserta didik berkarakter adalah qadirun alal kasbi (mampu berusaha sendiri). Pendidik yang mandiri adalah pendidik yang bukan menjadi beban orang lain sehingga pendidik dapat fokus mendidik peserta didik.

Kemandirian menjadi salah satu sikap yang mesti dimiliki oleh seorang pendidik karena mendasari keberhasilan pendidikan. Pendidik menjadi sentral pelaksana pendidikan. Sebagai pelaksana pendidikan pendidik mempunyai tugas yang sangat penting yaitu membimbing dan mengarahkan peserta didik agar bisa tumbuh dan berkembang secara optimal.

Kesepuluh, nafiun lighairihi. Karakteristik yang hendaknya dimiliki seorang pendidik agar mampu mengemban amanah melahirkan peserta didik berkarakter adalah nafiun lighairihi (bermanfaat bagi orang lain). Dalam hal ini pendidik harus selalu dapat memberikan manfaat kepada orang lain, khususnya kepada peserta didik.

Pendidik memiliki tugas yang tidak ringan. Hal ini dapat dilihat dalam undang-undang, bahwa guru ialah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada tingkatan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Apabila pendidik mampu menjalankan tugas tersebut maka layak jika pendidik disebut sebagai profesi paling mulia. Karena seorang pendidik memiliki peluang besar mendapatkan amalan yang pahalanya akan terus mengalir, dengan mengajarkan ilmu kepada peserta didik.

Dengan sepuluh karakter tersebut diharapkan pendidik dapat melahirkan peserta didik yang berkarakter dan cerdas secara intelektual, emosional dan spiritual sehingga pendidik layak mendapatkan pahala yang terus mengalir. Amin.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Kompolnas: Pernyataan Kapolri tak Pengaruhi Putusan Para Terpidana Kasus Vina

Kapolri mengakui pengusutan awal kasus kematian Vina dan Eki 2016 tak didasari scientific crime investigation.

SELENGKAPNYA

Penghasilan Konten Kreator yang Dinilai Bisa Menjadi Haram

Mereka menjadikan sarana untuk penyebaran informasi yang tidak benar, hoax¸ fitnah, ghibah.

SELENGKAPNYA

Dari Mana Akar Judi Online Mengular?

Negara-negara Sungai Mekong jadi basis operasi judi online.

SELENGKAPNYA