Petugas menghitung uang pecahan rupiah di Kantor Cabang BSI KC Mayestik, Jakarta, Kamis (28/12/2023). | Dok Republika

Ekonomi

Bank Syariah Genjot Pembiayaan Berkelanjutan

Penerapan praktik ESG sejalan dengan proses bisnis bank syariah.


JAKARTA -- Perbankan syariah memiliki potensi besar untuk berkontribusi dalam menyalurkan pembiayaan berkelanjutan. Sebagai institusi yang menerapkan prinsip syariah, penerapan praktik Environment, Social, and Governance (ESG) sejalan dengan proses bisnis bank syariah, mulai dari hulu hingga hilir. 

Hal ini tidak lepas dari prinsip utama dalam bank syariah yang melarang adanya riba dan investasi pada hal-hal yang tidak sesuai dengan hukum Islam, merugikan alam, dan tidak etis. Penekanan pada investasi ini dapat membantu mendorong keuangan berkelanjutan dengan mengarahkan modal ke proyek-proyek yang bertanggung jawab secara sosial.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga telah mengeluarkan beberapa aturan yang mendukung keuangan berkelanjutan dan pengurangan emisi. Di antaranya POJK Nomor 51/POJK.03/2017 tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik, serta Peraturan OJK Nomor 14 Tahun 2023 tentang Perdagangan Karbon melalui Bursa Karbon. 

Salah satu bank syariah, Bank Syariah Indonesia (BSI), menyampaikan telah menyalurkan pembiayaan berkelanjutan mencapai Rp 59,19 triliun per Maret 2024 yang terbagi atas kategori KUBL (Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan) sebesar Rp 12,57 triliun dan KUBS (Kegiatan Usaha Berwawasan Sosial) sebesar Rp 46,62 triliun.

BSI juga sedang meluncurkan Sustainability Sukuk BSI atau Sukuk Mudharabah Berkelanjutan. Pemesanan dari investor untuk Sukuk Sustainability BSI ini sudah mencapai 300 persen atau sekitar Rp 9 triliun.  

BSI berencana menerbitkan Sustainability Sukuk sebanyak Rp 3 triliun dengan kisaran imbal hasil 6,40-7,20 persen untuk jangka waktu satu, dua, dan tiga tahun dengan masa penawaran awal sejak 14-30 Mei 2024.

photo
Warga mencari informasi mengenai Surat Berharga Negara (SBN) jenis Sukuk Tabungan Seri ST010 di Jakarta, Kamis (18/3/2023).  - (Antara/Hafidz Mubarak A )

Sukuk tersebut terdiri atas tiga seri, yaitu seri A dengan jangka waktu satu tahun, seri B jangka waktu dua tahun dan seri C jangka waktu tiga tahun, yang saat ini dalam proses perizinan tahap akhir OJK. Dana hasil penerbitan sukuk akan digunakan untuk mendukung pembiayaan dalam kategori KUBL dan KUBS.

Melihat animo pasar tersebut, Direktur Finance & Strategy BSI Ade Cahyo Nugroho mengatakan manajemen perseroan optimistis Sustainability Sukuk BSI akan diserap secara maksimal oleh pasar. “Kami optimistis akan terserap optimal karena kinerja perseroan saat ini berada di atas rata-rata industri perbankan dilihat juga dari rating idAAA serta merupakan sukuk pertama yang diterbitkan BSI. Sukuk Sustainability ini akan menjadi pilihan investasi menarik bagi masyarakat, terutama anak-anak muda,” ujarnya, Rabu (5/6/2024).

Sukuk ESG BSI dapat dimiliki investor institusi dan ritel dengan harga per unit Rp 5 juta. Saat ini mayoritas yang melakukan pemesanan dari kategori investor institusi.

Sukuk Sustainability BSI bisa dibeli investor di perusahaan sekuritas yang bekerja sama dengan perseroan, yakni Mandiri Sekuritas, BNI sekuritas, BRI Danareksa Sekuritas, Trimegah Sekuritas, Mega Capital Sekuritas dan Maybank Sekuritas. 

Lebih lanjut dijelaskan bahwa penerbitan sukuk ESG ini melengkapi serangkaian aktivitas BSI di pasar modal. Di antaranya rights issue pada 2022, penerbitan surat berharga EBAS-SP SMF-BRIS 01 dan di awal tahun ini Sukuk Sustainability. Apalagi, sukuk ESG juga merupakan hal menarik karena beberapa investor kerap menanyakan praktik ESG sebuah perusahaan. 

Menurut dia, dana yang diperoleh dari penerbitan sukuk tersebut akan disalurkan ke pembiayaan yang sudah ada pada kategori KUBL (Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan) dan KUBS (Kegiatan Usaha Berwawasan Sosial). 

Berdasarkan prospektus yang diterbitkan perseroan, dana yang dihimpun dari penerbitan Sustainability Sukuk BSI sekitar 30-50 persen akan disalurkan di sektor KUBL. Dana akan digunakan untuk kategori energi terbarukan, produk yang dapat mengurangi penggunaan sumber daya dan menghasilkan lebih sedikit polusi, serta pengelolaan air limbah yang berkelanjutan. 

Sedangkan penyaluran dana untuk kategori KUBS memiliki porsi 50-70 persen. Adapun posisi per Maret 2024, portofolio pembiayaan berkelanjutan di BSI mencapai Rp 59,19 triliun yang terbagi atas kategori KUBL sebesar Rp 12,57 triliun dan KUBS sebesar Rp 46,62 triliun.

Bank syariah lainnya, yaitu Bank Muamalat, juga berupaya mendukung ekonomi yang lebih hijau dan rendah karbon. Bank Muamalat Indonesia Tbk mengadakan program Beraksi untuk Bumi. Aksi ini juga mendukung komitmen  Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

photo
Karyawan menunjukkan kartu Shar-E Debit Muamalat di Muamalat Tower, Jakarta, Rabu (31/5/2023). - (Republika/Edwin Dwi Putranto)

SEVP Human Capital Bank Muamalat Riksa Prakoso mengatakan, program ini merupakan rangkaian peringatan milad ke-32 Bank Muamalat sekaligus bertepatan dengan hari Lingkungan Hidup Sedunia yang tepat jatuh pada Rabu (5/6/2024). Adapun, dua kegiatan utama dalam program ini adalah kontribusi terhadap pengurangan polusi (Kurangi Polusi) dan meminimalisir penggunaan plastik (Kurangi Limbah Plastik).

"Kami mengajak seluruh karyawan Bank Muamalat untuk menggunakan transportasi umum terutama saat berangkat dan pulang kerja dalam rangka mengurangi emisi karbon. Selain itu, karyawan dianjurkan untuk membawa tempat makan dan minum sendiri untuk mengurangi limbah plastik," ujarnya, Rabu (5/6/2024).

Selain itu, karyawan juga diimbau untuk menghemat pemakaian listrik selama beraktivitas di kantor. Pemakaian listrik di Bank Muamalat sendiri dibatasi hingga pukul lima sore. 

Riksa menambahkan, dalam praktik bisnisnya, Bank Muamalat menjamin tidak hanya memperhatikan kepentingan mendapatkan profit semata melainkan juga memperhatikan keberlangsungan lingkungan dimana pionir bank syariah ini menjalankan bisnis yang selaras dengan program pemeliharaan lingkungan, serta memberikan dampak terhadap perekonomian khususnya ekonomi syariah.

Salah satu bentuk implementasi pembiayaan hijau di Bank Muamalat adalah program pembiayaan kepemilikan kendaraan listrik untuk karyawan. Pada program ini, Bank Muamalat memberikan insentif khusus dan kemudahan proses bagi karyawan yang ingin memiliki kendaraan berbasis listrik.

Tak mau ketinggalan, Unit Usaha Syariah (UUS) CIMB Niaga atau CIMB Niaga Syariah juga mendorong pembiayaan syariah berkelanjutan. Terbaru, CIMB Niaga dan PT Nirvana Wastu Jaya Pratama (NWJP) menjalin kerja sama dalam bidang pembiayaan syariah dengan akad Musyarakah Mutanaqisah berbasis Sustainability-Linked Financing (SLF) senilai Rp 300 miliar.

photo
Nasabah melakukan pembelian Sukuk Ritel (SR) 013 menggunakan OCTO Mobile (layanan mobile banking dari CIMB Niaga) melalui gawainya, di Jakarta.- (REPUBLIKA)

Dana dari fasilitas pembiayaan ini akan dialokasikan untuk mendukung operasional dan keberlangsungan bisnis The Park Mall Semarang, salah satu pusat perbelanjaan di Jawa Tengah. 

SLF atau dalam skema konvensional dikenal juga sebagai Sustainability-Linked Loan (SLL), adalah salah satu jenis pembiayaan yang mengedepankan inovasi untuk mendorong debitur melakukan praktik-praktik keberlanjutan terbaik melalui target kinerja keberlanjutan (sustainability performance target atau SPT) yang ambisius sesuai kesepakatan. Bank akan memberikan penyesuaian suku bunga sesuai dengan pencapaian SPT tersebut. Praktik terbaik keberlanjutan yang ingin didorong pada pembiayaan ini antara lain efisiensi energi dan sertifikasi bangunan hijau untuk The Park Mall.

Head of Corporate Banking CIMB Niaga Miranty mengatakan, SLF ini sejalan dengan komitmen untuk mendorong praktik bisnis yang bertanggung jawab sesuai prinsip ESG dan mendukung transisi menuju ekonomi yang lebih hijau serta upaya pengembangan keuangan syariah di Indonesia. 

"Pembiayaan ini merupakan transaksi dengan skema Sustainability-Linked keempat yang kami bukukan di CIMB Niaga dan ke depan kami akan terus mengembangkannya," ujarnya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat