Ekonomi
Urgensi Dekarbonisasi Sektor Transportasi
Sektor transportasi menjadi salah satu penyumbang emisi terbesar.
JAKARTA -- Sektor transportasi dinilai menjadi salah satu penyumbang emisi gas rumah kaca (GRK) terbesar. Untuk itu, upaya dekarbonisasi di sektor transportasi sangat penting mengingat memiliki dampak besar terhadap pembakaran bahan bakar fosil.
Di Indonesia, sebanyak 11 juta kendaraan yang mengaspal di jalan menghasilkan lebih dari 35 juta ton emisi CO2, sementara truk mengeluarkan lebih dari 50 juta ton.
"Transportasi global menyumbang lebih dari sepertiga emisi CO2 dari sektor pengguna akhir, dan transportasi jalan raya saja menyumbang sekitar seperenam emisi global. Dalam hal ini, sistem transportasi yang berkelanjutan dan bersih sangat penting untuk memitigasi dampak lingkungan yang signifikan dari sektor transportasi," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana di acara High-Level Closed-Door Ministerial Discussion bagian dari IEA's 9th Global Conference On Energy Efficiency (GCEE) di Nairobi, Kenya, Rabu (22/5) waktu setempat.
Kondisi yang sama juga dialami Indonesia. Selain sebagai pengonsumsi sepertiga energi final, sektor transportasi juga menjadi salah satu penyumbang emisi terbesar.
Di Indonesia, sektor transportasi menyumbang sekitar sepertiga konsumsi energi final dan sekitar 40 persen konsumsi energi final. Sebanyak 11 juta mobil di jalanan Indonesia saat ini menghasilkan lebih dari 35 juta ton emisi CO2, sementara truk mengeluarkan lebih dari 50 juta ton.
Mengingat perkiraan pertumbuhan armada kendaraan di tahun-tahun mendatang akibat pembangunan ekonomi, pencapaian dekarbonisasi di sektor transportasi sangat penting untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060. Selain itu, Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk memastikan pertumbuhan sektor transportasi tidak akan membahayakan kualitas hidup dan kesehatan warganya.
Sebagai bagian dari upaya ekstensif untuk mengurangi emisi GRK dan polutan udara, Indonesia secara aktif mempromosikan penggunaan kendaraan listrik. Transisi ke kendaraan listrik dipandang sebagai strategi utama untuk melakukan dekarbonisasi transportasi jalan raya, yang menawarkan manfaat ganda yaitu mengurangi emisi sekaligus mendukung dekarbonisasi sektor ketenagalistrikan.
Selain manfaat ganda tersebut, elektrifikasi pada sektor transportasi dapat membantu Indonesia mengurangi ketergantungannya pada impor bahan bakar fosil, yang meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Mengurangi impor akan meningkatkan ketahanan energi dan hal ini merupakan prioritas utama pemerintah.
Dadan menambahkan, Pemerintah Indonesia menargetkan 2 juta unit mobil listrik dan 13 juta unit kendaraan listrik roda dua di jalan pada tahun 2030 mengaspal di jalan raya. Untuk itu, Kementerian ESDM terus mempercepat pembangunan infrastruktur pendukungnya sehingga terbetuk ekosistem kendaraan listrik.
Dadan mengakui saat ini masih terdapat kesenjangan harga yang tinggi antara kendaraan listrik dengan kendaraan konvensional. Untuk menutup disparitas harga tersebut, Pemerintah Indonesia memberikan insentif pajak dan subsidi untuk mobil listrik, mobil hibrida, dan sepeda motor listrik.
"Indonesia menyiapkan dana 455 juta dolar AS untuk memberikan subsidi penjualan sepeda motor listrik. Subsidi tersebut mencakup penjualan 800 ribu sepeda motor listrik baru dan konversi 200 ribu sepeda motor bermesin pembakaran," ujar Dadan.
Lebih lanjut Dadan mengatakan, untuk mendukung terbentuknya ekosistem kendaraan listrik, pemerintah terus memperbanyak pembangunan stasiun pengisian kendaraan listrik (SPKLU) yang diperkirakan pada tahun 2030 mendatang membutuhkan 32 ribu unit SPKLU untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat.
Bersamaan dengan pengembangan stasiun pengisian daya umum, ketersediaan pengisi daya di rumah juga sama pentingnya untuk menciptakan infrastruktur pengisian daya yang komprehensif. Untuk memfasilitasi pengisian daya di rumah, PT PLN menawarkan insentif seperti harga khusus untuk peningkatan sistem kelistrikan dan potongan tarif untuk pengisian daya semalaman. Langkah-langkah ini dirancang untuk mendorong lebih banyak penduduk untuk mengadopsi kendaraan listrik dengan membuat pengisian daya menjadi nyaman dan hemat biaya.
Selain berfokus pada elektrifikasi angkutan jalan penumpang, Pemerintah Indonesia juga mengakui kontribusi signifikan angkutan jalan raya terhadap emisi CO2 di negara ini. Sebagai respons strategis, Pemerintah Indonesia saat ini sedang mengembangkan standar penghematan bahan bakar untuk kendaraan berat, sebagai kunci untuk menurunkan emisi dalam jangka pendek dan menengah.
"Untuk lebih mengurangi emisi transportasi, tahun ini pemerintah telah mengalokasikan 11,8 juta ton biodiesel seiring dengan peluncuran campuran 35 persen minyak sawit untuk biodiesel atau dikenal sebagai B35. Program ini dapat mengurangi emisi GRK sekitar 34,9 juta ton CO2.”
Dalam kesempatan terpisah, Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bidang Percepatan Pengembangan Industri Sektor ESDM, Agus Tjahjana, mengatakan bahwa Indonesia serius mengembangkan rantai pasok ekosistem baterai kendaraan listrik, mulai dari hulu hingga ke hilir. Apalagi, Indonesia dianugerahi potensi nikel yang cukup besar dalam mendukung pengembangan industri ekosistem kendaraan listrik.
"Saat ini, pengolahan bijih nikel menjadi nikel dan kobalt sulfat sudah ada. Proyek-proyek berikutnya yang perlu dilaksanakan dan dipromosikan adalah pembuatan prekursor baterai, katoda, sel baterai, dan baterai, mengingat industri pengisian daya listrik dan daur ulang baterai juga sudah ada," ujarnya.
Di Indonesia sendiri, Agus memerinci, terdapat sembilan perusahaan pengolah bijih nikel menjadi nikel dan kobalt sulfat yang merupakan material untuk pembuatan baterai kendaraan listrik. Empat perusahaan di antaranya sudah beroperasi, tiga dalam tahap konstruksi, dan sisanya masih dalam studi kelayakan. "Industri baterai kendaraan listrik roda empat di Karawang telah beroperasi dengan kapasitas 10 GWh pada bulan ini," kata dia.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.