Suasana kantor Bank BUMN yaitu Bank BRI, Bank BNI dan Bank Mandiri di Jakarta, beberapa waktu lalu. | Republika/Prayogi

Ekonomi

Perbankan Genjot Pembiayaan Berkelanjutan

Pembiayaan berkelanjutan BRI mencapai Rp 787,9 triliun atau setara 66,2 persen dari total kredit.

JAKARTA – Perbankan di Tanah Air memacu penyaluran pembiayaan berkelanjutan. Pembiayaan ini sebagai bentuk dukungan perbankan untuk membantu mencapai target net zero emissions (NZE).

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau Bank BRI, misalnya, terus meningkatkan portfolio pembiayaan berkelanjutan. Hingga kuartal I 2024, portofolio pembiayaan berkelanjutan BRI mencapai Rp 787,9 triliun atau setara 66,2 persen dari total kredit yang disalurkan dan portofolio investasi government bond BRI.

Direktur Kepatuhan BRI A Solichin Lutfiyanto mengatakan, sebagai dukungan terhadap program ekonomi hijau pemerintah, perseroan terus berkomitmen menerapkan sustainable finance melalui implementasi Environmental, Social, dan Governance (ESG). Ia menjelaskan, penyaluran kredit berkelanjutan ini tercatat tumbuh dua digit, yakni 10,8 persen secara tahunan (yoy) dari periode yang sama tahun lalu, sebesar Rp 710,9 triliun.

“Menyalurkan kredit berkelanjutan, BRI tetap berfokus pada penyaluran kredit kepada sektor UMKM, yang mencapai Rp 700,1 triliun”, ujar Solichin dalam keterangannya, Selasa (14/5/2024).

photo
Warga mencari informasi mengenai Surat Berharga Negara (SBN) jenis Sukuk Tabungan Seri ST010 di Jakarta, Kamis (18/3/2023). - (Antara/Hafidz Mubarak A )

BRI juga menyalurkan pembiayaan kepada sektor hijau senilai Rp 83,1 triliun yang terdiri atas penyaluran kredit kepada sektor pengelolaan sumber daya alam hayati dan penggunaan lahan yang berwawasan lingkungan senilai Rp 54,84 triliun, transportasi hijau sebesar Rp 11,78 triliun, energi terbarukan Rp 6,29 triliun, dan sektor Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL) lainnya sebesar Rp 10,17 triliun. BRI juga memiliki portfolio investasi government bond berbasis ESG senilai Rp 4,7 triliun.

Tidak hanya dari sisi pembiayaan, BRI pun terus mengupayakan pendanaan berbasis ESG. Tercatat, pada kuartal I tahun 2024, BRI membukukan total bond outstanding sebesar Rp 37,2 triliun, termasuk Green Bond milik BRI senilai Rp 13,5 triliun yang diluncurkan secara bertahap pada tahun 2022, 2023, dan 2024. Selain itu, BRI juga mendapat pendanaan melalui Sustainability-Linked Loans dan Inclusivity-based Securities.

Penghimpunan dana dan penyaluran kredit ke sektor hijau ini merupakan salah satu upaya BRI dalam membantu pencapaian target net zero emission (NZE). BRI melakukan berbagai inisiatif, dimulai dari perhitungan emisi gas rumah kaca untuk Scope 1, Scope 2, Scope 3 yang mengacu kepada standar internasional. Emisi scope 3 yang dihitung BRI juga mencakup financed emissions, yaitu emisi tidak langsung yang berasal dari perusahaan-perusahaan yang mendapat pembiayaan dari BRI.

Dari sisi operasional, BRI juga melakukan upaya operational eco-efficiency program yang bertujuan untuk menurunkan emisi perusahaan yang bersumber dari kegiatan operasional, melalui penggunaan 119 eco-friendly cars dan 150 motor listrik sebagai kendaraan operasional kantor, serta instalasi solar panel di 93 unit kerja sebagai alternatif energi rendah emisi.

Tidak hanya di dalam lingkungan bisnis dan operasional kantor, BRI berupaya memperluas upaya resiliensi terhadap perubahan iklim dengan melibatkan nasabah dan masyarakat melalui inisiatif BRI Menanam. Program yang melibatkan nasabah, Desa BRILiaN, hingga komunitas luas ini telah berhasil menanam 904.196 pohon dan menjangkau 2.593 desa di seluruh Indonesia dengan potensi penyerapan karbondioksida mencapai 780.606 kgCO2e.

Bank lainnya, yaitu PT Bank Muamalat Indonesia Tbk, juga menggenjot penyaluran pembiayaan hijau. Pionir bank syariah di Tanah Air ini menargetkan pertumbuhan pembiayaan hijau sebesar 50 persen pada tahun ini.

photo
Pengunjung menjajal proses transaksi penukaran botol plastik menggunakan Reverse Vending Machine (RVM) yang dipajang di stan Republika ESGNow di acara Anugerah Syariah Republika 2023 di Jakarta, Kamis (30/11/2023). - (Republika/Thoudy Badai)

Direktur Utama Bank Muamalat Indra Falatehan mengatakan, pada akhir Desember 2023, penyaluran pembiayaan pada segmen ESG tercatat sekitar Rp1,3 triliun. Mayoritas penyaluran pembiayaan tersebut dilakukan pada sektor transportasi ramah lingkungan, pengelolaan sumber daya alam hayati dan penggunaan lahan yang berkelanjutan.

“Tahun ini kami memproyeksikan penyaluran pembiayaan ESG tumbuh sebesar 50 persen dengan fokus pada sektor pengelolaan sumber daya alam hayati dan penggunaan lahan yang berkelanjutan,” ujarnya.
Indra menjelaskan, konsep pembiayaan hijau yang berlandaskan pada tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals sejalan dengan prinsip maqashid syariah yang diterapkan oleh bank syariah, termasuk Bank Muamalat. Maqashid syariah sendiri adalah konsep dalam Islam yang mengacu pada tujuan dan prinsip-prinsip yang mendasari hukum Islam.

Dalam konteks perbankan syariah, maqashid syariah berperan dalam menentukan tujuan utama dari praktik perbankan yang tidak hanya menguntungkan individu tetapi juga masyarakat secara keseluruhan, yang mana di dalamnya juga meliputi keberlangsungan terhadap lingkungan dan sosial.

Sejalan dengan hal tersebut, Bank Muamalat menjadikan triple bottom line sebagai konsep bisnis berkelanjutan dengan mengukur nilai kesuksesan dalam merealisasikan bisnis melalui dampak terhadap tiga indikator yaitu, people (sosial), planet (lingkungan), dan profit (ekonomi). Bank Muamalat menjamin keberlangsungan bisnisnya dengan tidak hanya memperhatikan kepentingan mendapatkan profit semata melainkan juga memperhatikan kebermanfaatan bagi masyarakat, menjalankan bisnis yang selaras dengan program pemeliharaan lingkungan, serta memberikan dampak terhadap perekonomian khususnya ekonomi syariah.

photo
Karyawan menunjukkan kartu Shar-E Debit Muamalat di Muamalat Tower, Jakarta, Rabu (31/5/2023).- (Republika/Edwin Dwi Putranto)

Bank Muamalat telah menetapkan sejumlah inisiatif yang telah dan akan dilaksanakan dalam beberapa tahun mendatang untuk mendukung program pembiayaan hijau. Di antaranya adalah pembiayaan kepada produsen alat transportasi berbasis listrik dan sektor energi bersih/terbarukan seperti Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH), Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).

Selain itu, Bank Muamalat juga akan menyalurkan pembiayaan kepada sektor perikanan seperti kepada perusahaan jasa sarana produksi perikanan laut dan pembenihan biota serta kepada sektor kehutanan.

Salah satu bentuk implementasi pembiayaan hijau di Bank Muamalat adalah program pembiayaan kepemilikan kendaraan listrik untuk karyawan. Pada program ini, Bank Muamalat memberikan insentif khusus dan kemudahan proses bagi karyawan yang ingin memiliki kendaraan berbasis listrik.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat