Warga beraktivitas di rumah yang lokasinya berdekatan dengan rel KRL di kawasan Pejompongan, Jakarta, Kamis (15/2/2024). Warga yang mayoritas pendatang dari luar Jakarta itu tinggal dan membangun pemukiman semi permanen di bantaran rel kereta. Jarak antara lintasan rel dengan rumah warga hanya terpaut tiga meter saja. | Republika/Putra M. Akbar
Warga beraktivitas di rumah yang lokasinya berdekatan dengan rel KRL di kawasan Pejompongan, Jakarta, Kamis (15/2/2024). Warga yang mayoritas pendatang dari luar Jakarta itu tinggal dan membangun pemukiman semi permanen di bantaran rel kereta. Jarak antara lintasan rel dengan rumah warga hanya terpaut tiga meter saja. | Republika/Putra M. Akbar
Anak-anak berjalan melewati rel di kawasan Pejompongan, Jakarta, Kamis (15/2/2024). Warga yang mayoritas pendatang dari luar Jakarta itu tinggal dan membangun pemukiman semi permanen di bantaran rel kereta. | Republika/Putra M. Akbar
KRL melintas di dekat pemukiman warga di kawasan Pejompongan, Jakarta, Kamis (15/2/2024). Warga yang mayoritas pendatang dari luar Jakarta itu tinggal dan membangun pemukiman semi permanen di bantaran rel kereta. | Republika/Putra M. Akbar
Warga beraktivitas di rumah yang lokasinya berdekatan dengan rel KRL di kawasan Pejompongan, Jakarta, Kamis (15/2/2024). Warga yang mayoritas pendatang dari luar Jakarta itu tinggal dan membangun pemukiman kumuh semi permanen di bantaran rel kereta. | Republika/Putra M. Akbar
Warga beraktivitas di rumah yang lokasinya berdekatan dengan rel KRL di kawasan Pejompongan, Jakarta, Kamis (15/2/2024). Pemerintah menargetkan angka kemiskinan ekstrem di Indonesia menjadi 0 persen pada 2024, setelah mengalami penurunan 1,12 persen pada 2023. Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) pada Maret 2023, angka kemiskinan ekstrem di Indonesia sebesar 1,12 persen atau sekitar 3,1 juta jiwa. Data tersebut turun sebesar 0,92 persen dari tahun sebelumnya. | Republika/Putra M. Akbar
Warga beraktivitas di rumah yang lokasinya berdekatan dengan rel KRL di kawasan Pejompongan, Jakarta, Kamis (15/2/2024). Warga yang mayoritas pendatang dari luar Jakarta itu tinggal dan membangun pemukiman semi permanen di bantaran rel kereta. | Republika/Putra M. Akbar
Anak-anak bermain di dekat rel di kawasan Pejompongan, Jakarta, Kamis (15/2/2024). Warga yang mayoritas pendatang dari luar Jakarta itu tinggal dan membangun pemukiman semi permanen di bantaran rel kereta. | Republika/Putra M. Akbar
Warga mengangkat jemuran saat hujan di kawasan Pejompongan, Jakarta, Kamis (15/2/2024). Warga yang mayoritas pendatang dari luar Jakarta itu tinggal dan membangun pemukiman semi permanen di bantaran rel kereta. | Republika/Putra M. Akbar
Anak-anak bermain di dekat rel di kawasan Pejompongan, Jakarta, Kamis (15/2/2024). Warga yang mayoritas pendatang dari luar Jakarta itu tinggal dan membangun pemukiman semi permanen di bantaran rel kereta. Setiap sore, warga memadati lintasan rel untuk sekedar bersosialisasi maupun menjadi area bermain bagi anak-anak. | Republika/Putra M. Akbar
Terkait
Peristiwa
Potret Kehidupan Warga di Bantaran Rel Pejompongan
Warga yang tinggal di bantaran rel mayoritas pendatang dari luar Jakarta.
JAKARTA -- Warga beraktivitas di dekat rel di Pejompongan, Jakarta, Kamis (15/2/2024). Warga yang mayoritas pendatang dari luar Jakarta itu tinggal dan membangun pemukiman semipermanen di bantaran rel kereta.
Lintasan rel Pejompongan merupakan salah satu titik tersibuk di Jakarta, pasalnya menjadi lintasan dari Tanah Abang menuju Palmerah ataupun sebaliknya. Di kawasan ini masih banyak warga yang memilih tinggal di rumah semipermanen yang rawan bagi keselamatan dan kesehatan warga. Tak hanya itu, kondisi itu tentunya berbahaya bagi kesehatan warga.
Jarak antara lintasan rel dengan rumah warga hanya terpaut 3 meter saja. Hal itu membuat warga harus berhati-hati ketika kereta beraktivitas maupun melintas. Bahkan, setiap sore, warga memadati lintasan rel untuk sekadar bersosialisasi maupun menjadi area bermain bagi anak-anak. Baca Selengkapnya';