![](https://static.republika.co.id/uploads/images/xlarge/012469800-1574422276-830-556.jpg)
Ekonomi
BUMN Pupuk Modifikasi Produk
Mentan dorong industri tak hanya produksi pupuk subsidi.
JAKARTA — Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memproduksi pupuk, yakni PT Pupuk Indonesia (Persero), beserta anak usahanya, PT Pupuk Kujang, siap mendukung program pemerintah agar tak hanya menghasilkan pupuk bersubsidi.
Kepala Komunikasi Korporat Pupuk Indonesia Wijaya Laksana mengatakan, Pupuk Indonesia siap mendukung program ketahanan pangan nasional lewat penyediaan produk-produk yang mendukung produktivitas pertanian, baik itu pupuk subsidi, pupuk nonsubsidi, maupun produk nonpupuk lainnya, seperti benih hingga pestisida.
"Intinya kami siap mendukung apa pun program Kementerian Pertanian (Kementan). Kita memang sudah mempunyai produk-produk yang dimaksud Pak Menteri ([ertanian)," kata Wijaya saat dihubungi Republika di Jakarta, Ahad (8/3).
Wijaya menyampaikan, Pupuk Indonesia dan anak usahanya tidak hanya memproduksi pupuk bersubsidi, tapi sudah mulai fokus pada pengembangan ke produk NPK untuk segala macam komoditas, tidak hanya pangan, tapi juga perkebunan hingga holtikultura. Wijaya menjelaskan, Pupuk Indonesia Group telah memiliki berbagai modifikasi atau inovasi produk, seperti pestisida, pupuk untuk buah, hingga benih dan pupuk hayati.
"Kami telah mengembangkan beberapa produk. Contohnya pupuk untuk jeruk merek Jeranti produksi Pupuk Kujang, Phonska Plus produksi Petrokimia Gresik, bio fertilizer, pupuk hayati, dan pestisida. Kita juga fokus mengembangkan produk-produk nonurea, khususnya NPK," ujar Wijaya.
Tak hanya itu, lanjut Wijaya, Pupuk Indonesia Grup juga telah memiliki unit riset yang tersebar di seluruh anak usaha dalam menghasilkan produk-produk untuk solusi pertanian dan peningkatan produktivitas tanaman.
Wijaya mengambil contoh satu unit riset di Petrokimia Gresik bernama kebun percobaan yang menjadi sarana bagi perusahaan dalam mengembangkan inovasi produk. Wijaya menambahkan, tantangan Pupuk Indonesia Group lebih pada peningkatan pemahaman masyarakat dalam menyerap produk-produk Pupuk Indonesia Group.
Sebagai anak usaha Pupuk Indonesia, Pupuk Kujang juga menyambut positif arahan Kementan. "Kami juga ingin menunjukkan Pupuk Kujang selain produk-produk pupuk nonsubsidi unggulan, kita juga ikut andil membina Petani,” kata Corporate Secretary Pupuk Kujang Ade Cahya kepada //Republika//.
Ade mengatakan, Pupuk Kujang secara intens melakukan pembinaan terhadap petani, mulai dari kegiatan on farm sampai off farm atau mulai dari penyediaan pupuk sampai dengan penjualan sehingga petani dapat menciptakan komoditas yang berdaya saing.
"Ada beberapa petani hortikultura potensial yang sudah kita bina, yaitu kopi, manggis, jeruk, yang sedang kami arahkan untuk bisa melakukan ekspor. Kami mengharapkan hal ini bisa segera terealisasi," ujar Ade.
Ade memerinci, produk-produk unggulan nonsubsidi Pupuk Kujang meliputi Jeranti, yakni pupuk khusus untuk tanaman buah; Bion Up, yakni Pupuk Cair Hayati; Excow yaitu Pupuk Organik plus; Nitroku yakni Pupuk NPK berbasis Nitrat, beberapa produk benih padi, cabai, tomat; serta Kuriza yang merupakan pupuk untuk memperkuat akar.
Ade menambahkan, Pupuk Kujang terus akan melakukan inovasi ke depan dengan mengembangkan produk pupuk berimbang yang memudahkan petani dan meningkatkan kualitas hasil tani. Selain itu, Pupuk Kujang juga terus melakukan inovasi membuat produk-produk dengan memanfaatkan ekses proses produksi (CO2) serta turunan dari urea yang sangat potensial.
Sebelumnya, Kementan mendorong industri pupuk, khususnya Pupuk Indonesia dan Pupuk Kujang, agar tak hanya memproduksi pupuk subsidi. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meminta Pupuk Indonesia dan Pupuk Kujang dapat memproduksi berbagai jenis pupuk lainnya untuk pengembangan komoditas yang memenuhi kebutuhan pasar ekspor.
"Saya pikirkan kepada seluruh industri pupuk yang ada agar tidak hanya mempersiapkan pupuk-pupuk bersubsidi, tapi mempersiapkan komoditas-komoditas tertentu untuk didorong mempergunakan pupuk yang luar biasa agar besok ada ekspor yang kita lakukan," ujarnya saat acara Kujang Festival di Cikampek, Jawa Barat, Sabtu (7/3).
Syahrul menekankan, pembangunan sektor pertanian harus diperkuat pada masa mendatang. Hal ini mengingat Indonesia merupakan negara keempat terbesar di dunia dengan jumlah penduduk sebanyak 267 juta jiwa. Syahrul juga optimistis Indonesia mampu memenuhi kebutuhan dunia dari aspek pertanian.
Peranan industri pupuk, khususnya Pupuk Indonesia dan Pupuk Kujang, sangat besar dalam mewujudkan kedaulatan pangan sehingga jangan membiarkan rakyat sendiri.
"Kapan lagi kita perbaiki negeri ini? Memberikan dukungan kepada petani kalau tidak dari sekarang agar mereka besok selain memenuhi kebutuhan nasional yang memang kita butuhkan menjadi makanan dan ketersediaan lainnya kita memang harus ekspor. Kenapa? Karena ekspor itu menjanjikan berkali-kali lipat," ujarnya. n
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.