Geni
Deretan Cerita yang Hampir Mustahil Bertransformasi Menjadi Film
Buku anak-anak bisa jadi genre yang paling sulit untuk diadaptasi menjadi film.
Selama beberapa dekade, studio-studio Hollywood telah mengambil buku-buku terlaris dan mengadaptasinya menjadi film-film blockbuster. Namun beberapa buku dianggap tidak mudah untuk diadaptasi begitu saja menjadi film.
Karya-karya dari penulis seperti Stephen King, John Grisham, dan John le Carré, menulis novel yang dirasa matang untuk diadaptasi ke layar lebar. Buku-buku mereka adalah buku-buku yang berfokus pada narasi dan dapat diterjemahkan dengan baik ke dalam struktur tiga babak atau trilogi.
Sementara buku-buku lainnya, justru dianggap ‘tak dapat difilmkan’ karena struktur narasinya, panjangnya cerita, atau hanya karena subjeknya tidak akan menarik penonton. Namun, hanya karena sebuah buku dianggap tak dapat difilmkan, bukan berarti Hollywood belum mencoba mengadaptasinya.
Melansir Screenrant, Jumat (8/12/2023), ada beberapa film yang diadaptasi dari buku-buku itu dan berhasil diterjemahkan dari prosa yang kaya menjadi pencapaian sinematik.
1. The Lord Of The Rings: The Fellowship Of The Ring
Terlepas dari warisan dan dampaknya terhadap budaya pop, versi film The Lord of the Rings dianggap mustahil difilmkan selama beberapa dekade. Animator Ralph Bakshi berusaha menghidupkan cerita ini pada 1970-an, namun versinya hanya berhasil melewati dua buku pertama, dan dia tidak pernah menyelesaikan ceritanya.
Kemudian, sineas asal Selandia Baru, Peter Jackson diberi kebebasan membuat trilogi berdasarkan karya Tolkien. Dengan ruang untuk menceritakan kisah lengkapnya ditambah dengan kemajuan teknologi baru, Jackson dan timnya menghidupkan Middle-earth dengan cara yang tidak dapat dibayangkan oleh siapa pun.
2. Inherent Vice (2014)
Hanya ada satu film yang diadaptasi dari karya penulis terkenal Thomas Pynchon. Meskipun novelnya dicintai dan dipuja, terutama di kalangan komunitas film, tulisannya terlalu spesifik dan padat untuk dijadikan film layar lebar. Inherent Vice adalah bukunya yang paling lugas, dan masih merupakan misteri rumit tentang sejarah LA, bahaya nostalgia, dan gerakan tandingan budaya di era 1960-an.
Film Paul Thomas Anderson ini sangat setia pada materi sumbernya dan memfokuskan cerita pada pusat romansa. Mungkin diperlukan beberapa kali penayangan untuk memahami sepenuhnya, tetapi Inherent Vice adalah mahakarya noir modern.
3. Cloud Atlas (2012)
Berurusan dengan tema reinkarnasi, garis waktu, dan struktur yang menghubungkan semua makhluk hidup, “Cloud Atlas” karya David Mitchell adalah buku yang luar biasa yang tidak memiliki narasi konvensional, melainkan memiliki enam narasi yang tidak konvensional.
Keluarga Wachowski yang menggarap film ini, mengambil langkah terbesar mereka dengan mencoba menangkap semua ide dan cerita dari buku Mitchell, dan menerjemahkannya ke dalam media yang berbeda dan lebih rumit. Menggunakan segelintir aktor untuk memainkan berbagai peran Cloud Atlas selama berabad-abad, keluarga Wachowski menggunakan bahasa sinematik untuk menyampaikan ideologi Mitchell dalam gaya dan suara mereka sendiri.
4. Where The Wild Things Are (2009)
Buku anak-anak bisa jadi genre yang paling sulit untuk diadaptasi menjadi film berdurasi penuh. Ceritanya, biasanya tidak cukup untuk bertahan selama 90 menit lebih.
Tetapi Where the Wild Things Are karya Spike Jonze berhasil mengambil dunia dan tema buku Maurice Sendak, dan membuat kisah pertumbuhan menjadi lebih kaya, lebih gelap, dan lebih dewasa.
5. Life of Pi (2012)
Life of Pi adalah salah satu novel modern paling terkenal, dan telah menjadi bacaan wajib di banyak kurikulum sekolah. Ini adalah petualangan menarik tentang spiritualisme, kelangsungan hidup, dan kondisi manusia. Namun, paruh pertama buku ini agak lambat, dan paruh kedua sebagian besar berkisah tentang seorang anak laki-laki yang terjebak di perahu bersama seekor harimau.
Sebuah adaptasi dianggap tidak hanya sulit tetapi juga tidak mungkin dilakukan tanpa membahayakan pemain dan kru. Sutradara Ang Lee yang visioner, berhasil menyederhanakan cerita sambil menggabungkan efek visual yang inovatif, untuk menyampaikan cerita dengan cara sinematik tanpa mengorbankan pesan-pesan yang lebih dalam dari buku tersebut.
Peter Jackson mampu menghidupkan Middle-earth dengan cara yang tidak dapat dibayangkan oleh siapa pun.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Masa Depan Film Dunia, Konser Musik
Kini, tur musik tidak lagi dapat diakses dengan mudah oleh semua orang,
SELENGKAPNYAPerubahan Iklim Dipastikan Lebih Ngeri dari Film Horor
Dunia sedang berada di tengah-tengah kepunahan massal keenam,
SELENGKAPNYADeretan Film Horor Klasik dengan Kengerian tak Terlupakan
Psycho adalah film dengan salah satu adegan paling ikonik.
SELENGKAPNYA