Medika
BMI Normal Ternyata Bukan Jaminan Terbebas dari Ancaman Kanker
BMI adalah ukuran kasar jumlah lemak tubuh seseorang dibandingkan dengan tinggi badannya.
Para ahli menyarankan untuk menurunkan ambang batas obesitas setelah menemukan jutaan orang dengan indeks massa tubuh (BMI) normal yang berisiko terkena berbagai jenis kanker. Dua penelitian menunjukkan, pria yang memiliki BMI antara 20 dan 22,5 berada pada risiko peningkatan terkena delapan jenis penyakit dalam hidup mereka, termasuk kanker kepala dan leher, pankreas, dan hati.
BMI adalah ukuran kasar jumlah lemak tubuh seseorang dibandingkan dengan tinggi badannya. Kisaran yang sehat adalah antara 18,5 dan 24,9. Sedangkan, 25 hingga 29,9 dianggap kelebihan berat badan dan angka di atas 30 dianggap obesitas.
Para peneliti di Swedia melacak lebih dari 1,5 juta pria sejak mereka masih remaja selama hampir 40 tahun untuk mencari hubungan antara berat badan remaja dan risiko kanker pada masa depan. Studi menemukan mereka yang kelebihan berat badan atau obesitas dengan BMI minimal 25 ketika mereka berusia 18 tahun lebih mungkin mengembangkan 17 jenis kanker yang berbeda.
Di antaranya adalah kanker kepala dan leher, otak, tiroid, kandung kemih, dan hati. Namun, mereka yang memiliki BMI normal juga memiliki kemungkinan 49 persen lebih besar terkena delapan jenis kanker, seperti kepala dan leher, esofagus, lambung, pankreas, hati, ginjal, melanoma, dan limfoma non-Hodgkin.
Karena peningkatan risiko ini, berat badan normal untuk orang dewasa muda perlu didefinisikan ulang. “Definisi berat badan normal saat ini mungkin berlaku, terutama untuk orang dewasa yang lebih tua. Sedangkan, berat badan optimal sebagai dewasa muda cenderung berada dalam kisaran yang lebih rendah,” kata penulis senior dan profesor kedokteran di University of Gothenburg, dr Maria Åberg.
Penelitian pada anak-anak menunjukkan obesitas pada masa kanak-kanak merusak sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan perubahan sel yang membuat tubuh rentan terhadap kanker. Dalam penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Obesity and Cancer Medicine, tim Åberg mengevaluasi 1.489.115 pria Swedia antara 1968 dan 2005, dimulai ketika mereka berusia 18 tahun.
Sekitar 84.621 orang didiagnosis mengidap kanker selama jangka waktu tersebut. Pria yang kelebihan berat badan dan obesitas lebih mungkin mengembangkan 17 jenis kanker. Termasuk kanker paru-paru, kepala dan leher, otak, tiroid, pankreas, kolorektal, ginjal, dan kandung kemih, serta melanoma, leukemia, mieloma, dan limfoma.
Risiko tertinggi terjadi pada kanker perut seperti kanker esofagus, lambung, dan ginjal, dengan kemungkinan tiga hingga empat kali lebih besar. Studi juga menemukan pria yang kelebihan berat badan atau obesitas memiliki kemungkinan dua hingga tiga kali lebih besar untuk meninggal dalam waktu lima tahun, setelah didiagnosis menderita limfoma hodgkin dan kanker kulit, tiroid, kandung kemih, dan prostat.
Mereka 1,4 hingga dua kali lebih mungkin meninggal akibat kanker kepala dan leher, rektum, dan ginjal. “Kelebihan berat badan dan obesitas pada usia muda tampaknya meningkatkan risiko terkena kanker. Kami melihat hubungan antara berat badan tidak sehat dan kanker di hampir setiap organ,” kata penulis studi Aron Onerup.
Dilansir DailyMail, Jumat (10/11/2023), pada Agustus 2023, tim peneliti yang sama menerbitkan penelitian di British Journal of Sports Medicine yang mengevaluasi pria yang mendaftar wajib militer. Para peneliti menemukan, pria dengan kebugaran kardiorespirasi (CPF) yang lebih rendah memiliki risiko lebih besar terkena beberapa jenis kanker.
Pada Juli, sebuah penelitian di Nature Communications menemukan orang dewasa Spanyol yang kelebihan berat badan atau obesitas sebelum usia 40 tahun memiliki risiko lebih besar terkena 18 jenis kanker, termasuk leukemia, limfoma non-Hodgkin, kanker kandung kemih, kepala, dan leher.
Mereka menemukan pria yang kelebihan berat badan dengan BMI minimal 25 ketika mereka berusia 18 tahun, lebih mungkin mengembangkan 17 jenis kanker yang berbeda. Termasuk kanker kepala dan leher, otak, tiroid, kandung kemih, dan hati.
Kelebihan berat badan dan obesitas pada usia muda tampaknya meningkatkan risiko terkena kanker.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Deteksi Dini Penanganan Kanker adalah Kunci
Sekitar 43 persen kematian akibat kanker bisa dikalahkan manakala pasien rutin melakukan deteksi dini.
SELENGKAPNYAPusat Kanker Komprehensif, Strategi Tingkatkan Pengendalian Kasus
Hampir sepertiga hingga setengah kanker di Indonesia dapat dicegah.
SELENGKAPNYAKebiasaan Mager dan Peluang Hadirnya Kanker
Gaya hidup yang meliputi pola makan buruk dan kurang aktivitas, berpotensi menimbulkan kanker di usia 50 tahun ke bawah.
SELENGKAPNYA