Ekonomi
Bansos Perlu Terus Diperkuat
Pemerintah harus menjaga daya beli masyarakat.
JAKARTA -- Kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2023 perlu diwaspadai pemerintah. Ekonom makroekonomi dan pasar keuangan LPEM FEB Universitas Indonesia (UI) Teuku Riefky mengatakan, pemerintah perlu menjaga daya beli masyarakat terutama yang rentan.
"Dengan ini, pemerintah perlu menambah spending atau belanja fiskal, terutama dari sisi bantuan sosial (bansos)," kata Riefky kepada Republika, Selasa (7/11/2023).
Riefky menilai, hal tersebut belum optimal karena dari sisi APBN hingga Oktober 2023 masih surplus. Dengan begitu, Riefky mengungkapkan, pemerintah perlu terus mengejar penyerapan anggaran.
"Penyerapan ini terutama untuk menjaga daya beli misalnya dalam bentuk bansos. Itu yang perlu didorong pemerintah ke depannya," ucap Riefky.
Riefky menambahkan, pertumbuhan ekonomi ke depan yang perlu diwaspadai karena faktor global dan domestik. Riefky menjelaskan, faktor domestik terdapat potensi perlambatan konsumsi masyarakat karena tren musimannya sudah lewat.
"Pada kuartal II 2023 kemarin, ada Ramadhan, Lebaran, dan beberapa libur nasional. Ini sudah terlewat," tutur Riefky.
Dari sisi global juga sedang terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi. Riefky menuturkan, tingginya tingkat suku bunga moneter dan perlambatan harga komoditas yang memengaruhi perlambatan ekonomi global, memengaruhi sektor perdagangan Indonesia.
BPS sebelumnya mengumumkan bahwa ekonomi Indonesia pada kuartal III 2023 sebesar 4,94 persen (yoy). Angka pertumbuhan itu lebih rendah dibandingkan kuartal II 2022 yang mencapai 5,2 persen.
Ekonom Center of Reform on Economic (CORE) Yusuf Rendy Manilet mengatakan, pemerintah perlu melakukan sejumlah hal untuk menjaga laju pertumbuhan ekonomi.
"Perlu diwaspadai untuk pertumbuhan ekonomi pada kuartal terakhir menurut saya bagaimana pemerintah mengantisipasi dampak El Nino yang diperkirakan bisa saja lebih lama dari proyeksi sebelumnya," kata Yusuf, Selasa (9/11/2023).
Dia menegaskan, pemerintah perlu memastikan distribusi produksi barang pangan ataupun barang strategis. Menurut dia, hal tersebut perlu menjadi perhatian pemerintah agar kenaikan harga tidak terjadi karena bisa berpotensi menekan daya beli kelompok menengah ke bawah.
Secara bersamaan, kata Yusuf, pemerintah juga perlu memastikan belanja APBN dapat terealisasi penuh pada kuartal IV 2023. "Sehingga ini yang kemudian bisa menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi secara umum dan membantu pemerintah untuk mencapai target akhir pertumbuhan ekonomi sepanjang 2023 ini," tutur Yusuf.
Meskipun begitu, Yusuf menjelaskan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga secara pola pada umumnya relatif lambat atau lebih rendah. Khususnya jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua.
"Hal ini wajar karena pada kuartal ketiga terutama kalau kita bicara konteks, tidak ada dorongan terutama bagi masyarakat untuk melakukan konsumsi," ucap Yusuf.
Hal itu yang kemudian memindahkan pola konsumsi masyarakat pada kuartal II. Sebab, kata Yusuf, pada kuartal II terjadi momentum perayaan hari besar keagamaan yang menjadi salah satu faktor pendorong konsumsi masyarakat.
Terlebih, Yusuf menyebut pada kuartal III terjadi peningkatan harga beberapa komoditas pangan. "Hal ini tidak terlepas dari mulai terasanya dampak dari El Nino sehingga dorongan ke konsumsinya tidak ada," ujar Yusuf.
Lalu pada saat yang bersamaan, beberapa komoditas pangan juga mengalami kenaikan harga. Untuk itu, menurutnya, secara umum konsumsi rumah tangga atau swasta relatif mengalami perlambatan pertumbuhan.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.