Gaya Hidup
Memilih Tabir Surya Tepat untuk Bayi dan Anak-anak
Sunscreen aman diberikan pada bayi usia di atas enam bulan, dengan catatan.
Paparan sinar ultraviolet tak hanya dapat memicu dampak negatif bagi orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Salah satu cara untuk melindungi kulit anak dari paparan sinar ultraviolet adalah dengan mengaplikasikan sunscreen atau tabir surya.
Menurut ahli dermatologi Dr Gurveen Waraich, semua anak direkomendasikan untuk menggunakan tabir surya dengan SPF 30 atau lebih. Rekomendasi tersebut sejalan dengan anjuran yang diberikan oleh American Academy of Dermatology.
Penggunaan tabir surya atau sunscreen pada anak-anak bisa dimulai sejak anak berusia enam bulan. Jenis tabir surya yang sebaiknya diberikan kepada anak adalah tabir surya broad spectrum atau bisa memberikan perlindungan dari paparan sinar ultraviolet A dan ultraviolet B dan resisten terhadap air.
"Untuk anak-anak dengan kulit sensitif atau eksim, hindari tabir surya kimia dan pilih tabir surya fisik atau tabir surya mineral yang mengandung seng oksida dan titanium dioksida," jelas Dr Waraich, seperti dilansir IndianExpress, Senin (23/10/23).
Selain itu, Waraich juga tidak merekomendasikan penggunaan tabir surya dalam bentuk semprot untuk anak kecil. Alasannya, jenis tabir surya seperti ini rentan terhirup oleh anak-anak. "Hindari juga penggunaan tabir surya pada bayi berusia di bawah enam bulan," lanjut Dr Waraich.
Hal senada juga direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia melalui laman resmi mereka. IDAI menganjurkan agar tabir surya diaplikasikan sekitar 15-30 menit sebelum anak mendapatkan paparan sinar matahari. Sebagai contoh, sekitar 15-30 menit sebelum mengajak anak bepergian ke luar rumah atau sebelum berjemur di bawah sinar matahari.
"Sunscreen aman diberikan pada bayi usia di atas enam bulan, dengan catatan jenis yang digunakan adalah physical sunscreen yang mengandung titanium dioxide atau zinc oxide dengan SPF 30 atau lebih, dan berlabel broad spectrum serta waterproof," jelas IDAI dalam laman resmi mereka, seperti dikutip Republika.
IDAI juga merekomendasikan orang tua untuk menghindari paparan sinar matahari langsung dan tidak langsung pada bayi, terutama pada jam 10.00 pagi hingga 14.00 siang. Alasannya, radiasi sinar matahari pada rentang waktu tersebut sangat kuat. "Bila harus keluar rumah, pakaikan baju yang tertutup dari bahan katun yang nyaman dan topi berdaun lebar," saran IDAI.
Paparan sinar ultraviolet yang berlebih dari matahari bisa memicu sejumlah dampak buruk bagi anak. Sebagian dampak buruk yang mungkin terjadi adalah kulit terbakar dan kerusakan kulit.
Selain itu, paparan sinar ultraviolet yang berlebih juga dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker. Bahkan, paparan sinar ultraviolet dari matahari yang berlebih juga dapat menyebabkan cedera pada mata, seperti dilansir Kids Health.
Paparan Polusi
Polusi udara di Indonesia saat ini sedang meningkat, bahkan sudah berlangsung sejak beberapa bulan terakhir. Untuk menjaga dari paparan polusi udara juga sinar matahari yang sangat terik, ada sejumlah tips perlindungan kulit dari dokter spesialis kulit berikut ini.
Vice President Research and Development PT Paragon Technology and Innovation dr Sari Chairunnisa, SpKK mengatakan, kulit kita terpapar bukan hanya dari UV screen, tapi juga dari radikal bebas, seperti asap. Semua itu berefek ke kulit.
Apalagi, menurut dia, paparan polusi dalam satu atau dua bulan belakangan terus meningkat. Oleh karena itu, ia menyarankan penggunaan skin care yang tepat agar kulit terlindungi maksimal. "Sinar UV jangka pendek sunburn, sedangkan efek jangka panjang bisa membuat penuaan, kolagen berpengaruh, skin barrier berpengaruh," ujar Sari dalam acara Press Conference "SkinboostTM DNA - Launch of Wardah Future Generation Sunscreen", beberapa waktu lalu.
Menurut dia, penggunaan tabir surya harus cukup. Saat polusi di Indonesia meningkat, tidak terlalu mengubah cara penggunaan tabir surya, tapi pilihlah yang mengandung minimal SPF 30. SPF 30, ungkap Sari, memiliki perlindungan hingga 97 persen terhadap sinar UVB yang mencapai kulit.
View this post on Instagram
Matahari adalah sumber vitamin D terpenting dan baik untuk tubuh, tapi kita juga perlu berhati-hati saat kulit terkena paparan secara langsung dalam jangka waktu lama. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) baru-baru ini memberikan informasi tentang indeks sinar UV yang menerpa Indonesia beberapa hari terakhir. Ternyata, banyak wilayah Indonesia yang ditaksir "terpanggang" sinar UV ekstrem (ungu), terutama pada siang hari antara pukul 10 pagi hingga empat sore.
Namun, di sisi lain, rutinitas padat di luar rumah dengan berbagai aktivitas yang terpapar sinar matahari juga tidak dapat dihindari. Penggunaan sunscreen minimal SPF 30+ setiap dua jam akan bekerja secara maksimal agar rangkaian perawatan kulit yang digunakan dapat efektif memberikan manfaat efektif.
Tabir surya adalah kunci utama dari penggunaan rangkaian perawatan kulit untuk proteksi agar tidak terjadi kerusakan kulit. Misalnya, kulit terbakar, kusam, peradangan jerawat, penuaan dini, bahkan kanker kulit karena kerusakan kulit sudah mencapai level DNA kulit.
Selain itu, Sari juga menyarankan untuk memilih sunscreen dengan antipolusi dan lainnya. Jangan lupa juga untuk memilih produk yang sudah mengantongi izin Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan produk pada toko resmi.
SPF 30 memiliki perlindungan hingga 97 persen terhadap sinar UVB agar tak mencapai kulit
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Kalau Jakarta Terasa Kurang Panas, Bisa Coba Main-Main ke Sini
Assab biasanya hanya mengalami tiga hari hujan per tahun.
SELENGKAPNYAKapankah Panas Menyengat Ini akan Berakhir?
Suhu maksimum yang tercatat paling tinggi adalah 38 derajat Celsius.
SELENGKAPNYATahun Ini Bumi Catat Rekor Terpanas
September lalu merupakan terpanas yang pernah tercatat secara global.
SELENGKAPNYA