Gaya Hidup
Menyokong Mobilitas Mikro Lewat Armada Ramah Lingkungan
Armada Beam dilengkapi dengan teknologi IoT disebut Geofence ntuk memetakan seluruh kendaraan Beam.
Masyarakat Indonesia mulai menerapkan gaya hidup berkelanjutan dalam aktivitas sehari-hari. Berbagai upaya kolektif pun mulai dilakukan, salah satunya penggunaan armada ramah lingkungan, seperti mobilitas mikro.
Beam Mobility, perusahaan mobilitas mikro di Asia Pasifik hadir di Indonesia sejak akhir 2022, terus menjalankan komitmennya. Termasuk juga, berekspansi dan menyediakan alternatif transportasi ramah lingkungan untuk membantu mengurangi polusi udara serta mendukung sustainable lifestyle bagi masyarakat Indonesia.
Armada Beam juga dilengkapi dengan teknologi IoT disebut Geofence yang dapat memetakan seluruh kendaraan Beam secara real-time agar dapat digunakan penggunanya secara maksimal. Country Manager Beam Mobility Indonesia, Devraj Sathivelu, mengatakan setelah setahun beroperasi di Indonesia, Beam sudah melayani beberapa kota dan wilayah.
Termasuk Bogor dan Bali, kawasan edukasi, seperti Universitas Indonesia, IPB dan Brawijaya, hingga kawasan permukiman, seperti di Bintaro, Jababeka, Alam Sutera, Jakarta Garden City, Citra Raya, Sedayu City, BSD, dan beberapa kawasan permukiman lainnya. “Kemudahan mobilitas khususnya bagi masyarakat yang setiap hari harus beraktifitas menjadi penting. Secara khusus, kami melihat perubahan signifikan dari masyarakat khususnya di kawasan residensial, seperti di Bintaro sejak diluncurkan banyak warga yang melakukan perjalanan singkat dengan armada Beam menuju stasiun kereta, ataupun lokasi lainnya," ujarnya dalam bincang dengan media, Senin (23/10/2023), di Jakarta.
Devraj menambahkan sama seperti di kawasan edukasi, seperti Universitas Indonesia, civitas academica UI sekarang memiliki transportasi alternatif yang ramah lingkungan ketika berada di kampus. Seluruh transportasi Beam Mobility juga sudah dilengkapi dengan teknologi internet of things (IoT) canggih yang disebut Geofence.
Teknologi ini memungkinkan Beam Mobility memonitor kondisi kendaraan secara real-time, memberi batasan untuk wilayah ataupun area yang bisa dilewati oleh setiap pengendara e-bike Beam, serta secara otomatis dapat mendeteksi jika terdapat permasalahan pada kendaraan Beam.
Teknologi Geofence juga digunakan untuk mendeteksi ketika armada membutuhkan pergantian baterai. Seluruh armada Beam Mobility memiliki kecepatan yang dibatasi maksimal 25 kilometer per jam. Beam Mobility memastikan armadanya dapat diakses oleh penggunanya, dan setiap armada pun dilengkapi dengan petunjuk penggunaan dan petunjuk keselamatan dalam berkendara.
Selain itu, sebagai upaya untuk pengenalan armada Beam Mobility kepada masyarakat lebih dalam, terdapat program pelatihan armada secara cuma-cuma yang disebut Beam Safe Academy.
Perkuat Ekosistem
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendukung percepatan pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air, yang pada 2030 mendatang, industri otomotif di dalam negeri ditargetkan dapat memproduksi sembilan juta unit sepeda motor listrik roda dua dan tiga serta 600 ribu unit mobil dan bus listrik.
Target tersebut diharapkan dapat berkontribusi terhadap pengurangan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) sebesar 21,65 juta barel atau setara pengurangan emisi CO2 sebanyak 7,9 juta ton secara total. “Perkembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia semakin tumbuh, dengan kapasitas yang jauh melampaui perkembangan pasar. Hal ini juga didorong dari berbagai kebijakan strategis dari pemerintah, termasuk memberikan kepastian usaha, penyusunan roadmap, dan pengoptimalan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN),” kata Plt Sekretaris Jenderal Kemenperin Putu Juli Ardika dalam keterangan di Jakarta, pekan lalu.
Putu menyebutkan, hingga saat ini di Indonesia sudah ada lima perusahaan yang memproduksi bus listrik, dengan total kapasitas produksi sebesar 2.480 unit per tahun dan total investasi sebanyak Rp0,36 triliun. Selain itu, telah ada tiga perusahaan yang memproduksi mobil listrik dengan total kapasitas produksi sebesar 34 ribu unit per tahun dan total investasi Rp 2,403 triliun.
Selanjutnya, terdapat 48 perusahaan memproduksi sepeda motor listrik dengan kapasitas produksi 1,427 juta unit per tahun dan total investasi Rp0,818 triliun. Putu menambahkan, dalam mempercepat pengembangan ekosistem kendaraan listrik, Indonesia saat ini telah memiliki dua pabrik baterai, yaitu PT HLI Green Power dan PT International Chemical Industry (ABC).
PT HLI Green Power merupakan perusahaan hasil kolaborasi antara Hyundai Grup dan LG untuk memproduksi sel baterai, dengan kapasitas tahap pertama sebesar 10 GWh dan nilai investasi mencapai 1,1 miliar dolar Amerika Serikat (AS). “Pabrik baterai mobil listrik tersebut direncanakan akan selesai dibangun pada 2023, dan bisa berproduksi komersial untuk menyuplai kebutuhan pabrik mobil listrik di 2024,” katanya.
Industri sel baterai ini nantinya menyuplai kebutuhan bagi sekitar 150 ribu hingga 170 ribu kendaraan listrik. Sedangkan, PT International Chemical industry memiliki kapasitas produksi 100 MWh per tahun atau setara 9 juta butir cell, dengan target total kapasitas produksi 256 MWh per tahun atau setara 25 juta butir cell.
“Saat ini untuk sepeda motor listrik sudah terdapat tiga SNI yang mengatur ketentuan standardisasi Baterai Pack untuk KBLBB (Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai) yang dibagi menjadi dua kategori, yaitu SNI untuk Baterai Secara Umum (OnBoard dan Swap) dan SNI untuk baterai Swap,” imbuhnya.
Sesuai dengan amanat Perpres 55 Tahun 2019, pemerintah juga memberikan insentif, baik kepada konsumen maupun terhadap industri manufaktur. Insentif kepada konsumen, antara lain PPnBM 0 persen dan PPN DTP, BBN & PKB KBLBB 0 persen dari dasar pengenaan pajak, suku bunga yang rendah dan uang muka 0 persen, diskon tambah daya listrik, pelat nomor khusus, serta bantuan pembelian kendaraan listrik roda dua sebesar Rp 7 juta.
Sementara itu, insentif kepada industri manufaktur, meliputi tax holiday, mini tax holiday, tax allowance, fasilitas Bea Masuk (Master List), BMDTP, dan Super Tax Deduction. “Dengan adanya insentif-insentif untuk produsen ini, diharapkan akan memicu produksi berbagai jenis KBLBB di Indonesia,” kata Putu.
Perkembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia semakin tumbuh.PUTU JULI ARDIKA, Plt. Sekretaris Jenderal Kemenperin.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Realisasi Penjualan Motor Listrik Subsidi Masih Minim
Tingkat permintaan dan penawaran motor listrik di Indonesia belum seimbang.
SELENGKAPNYAMenghitung Nilai Ekonomi dan Pengurangan Emisi dari Penghematan Listrik
Dengan menghemat listrik, rumah tangga sudah berkontribusi terhadap upaya konservasi energi.
SELENGKAPNYARI Produksi Baterai Mobil Listrik Awal 2024
Indonesia bertekad masuk ke rantai pasok global kendaraan listrik.
SELENGKAPNYAKendaraan Listrik, Green Down Payment, dan Suara Konsumen
Sejak Oktober 2020, Indonesia telah menetapkan DP nol persen terhadap kendaraan ramah lingkungan.
SELENGKAPNYA