Gaya Hidup
Mengenal Tingkatan Piramida Finansial, Ada di Level Berapakah Kita?
Banyak milenial yang berpikir investasi bisa menjadi jalan pintas untuk kaya.
Generasi muda atau milenial saat ini terjebak dalam gaya hidup konsumtif. Sebagian dari mereka punya perilaku boros, kemudian gemar melakukan impulsive buying dan kurang bijak mengatur keuangan. “Mereka gak ngerti budjeting dan atur keuangan, tapi kesadaran mulai muncul,” kata Financial Planner Gembong Suwito dalam acara bersama Blu by BCA di Jakarta, Selasa (17/10/2023).
Selain itu, milenial juga kerap berpikir investasi bisa menjadi jalan pintas untuk kaya. Padahal, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dari instrumen investasi.
Sebanyak 55 persen dari milenial juga merupakan generasi sandwich. Mayoritas dari mereka tidak punya tujuan finansial, kurang disiplin mengatur keuangan, atau memang penghasilannya yang kurang dari pengeluaran.
View this post on Instagram
Gembong menjelaskan, saat ini penting memahami aspek perencanaan keuangan dari piramida keuangan sebagai berikut:
1. Level Survive
Selalu mulai dari yang paling dasar terlebih dulu. Piramida keuangan ini ibarat fondasi rumah. Artinya, merupakan yang paling dasar. Perhatikan arus pendapatan dan pengeluaran (cash flow) atau pendapatan dikurangi pengeluaran, apakah ada surplus atau justru defisit. Saat ini banyak generasi muda yang justru mengalami negatif keuangan.
2. Manajemen Risiko
Setelah level satu atau survive sudah bisa diatur, baru lanjut ke manajemen risiko. Level ini sudah bicara proteksi atas kesehatan maupun perlindungan jiwanya.
3. Tujuan Keuangan
Berikutnya bicara tentang happy, healthy, dan productive. Pada level ini terkait dengan mencapai tujuan keuangan.
4. Kebebasan Finansial dan Warisan
Level ini sudah masuk ke tahap bebas finansial dan bisa mewariskan harta. Umumnya juga memiliki passive income, bukan hanya pendapatan aktif. Namun, menurut Gembong, yang dibahas saat ini adalah level satu dan dua, di mana sebanyak 85 persen milenial mengalami masalah pada level tersebut. Hal ini penting diperhatikan agar tidak mengalami morat-marit secara keuangan.
“Level satu dulu dibenerin, benerin fondasinya dulu. Di tanggal tua tetap bisa survive. Kenapa harus survive? Karena terpenuhinya kebutuhan primer plus paket data. Kedua, memastikan pemasukan lebih besar dari pengeluaran, ini yang jadi masalah saat ini dan ketiga tetap bisa membeli kebutuhan kita di akhir bulan,” kata dia.
Untuk mencapai tujuan keuangan juga bisa menerapkan prinsip SMART, yaitu yaitu (S)pecific, (M)easurable, (A)chievable, (R)elevant dan (T)ime-bound. Dia menambahkan, mayoritas orang ketika gajian, merasa saldo masih banyak, jadi langsung melakukan pembelian impulsif. “Jadi, biasanya kita sarankan tolong pisahkan rekening misalnya buat rekening dana darurat, pendidikan anak dan lain-lain,” ujar dia.
Manfaatkan Teknologi
Menurut Corporate Communications BCA Digital Ajie Satrio, untuk menetapkan tujuan keuangan saat ini, bisa memanfaatkan aplikasi digital yang multifungsi. Hal ini tentu lebih mudah dibandingkan zaman dulu di mana orang bisa memiliki banyak rekening bank untuk menyimpan berbagai jenis tabungan.
Di aplikasi Blu by BCA, pengguna bisa memanfaatkan fitur, seperti BluSaving, BluGether, dan BluDeposit yang bisa menjadi asisten keuangan. "Jadi, hanya dengan satu rekening, tapi memiliki beberapa poket penyimpanan serta mudah dalam pencairannya," kata Ajie dalam kesempatan yang sama.
Saat ini masyarakat juga diberikan banyak pilihan dalam menyimpan uang mereka. Baik itu melalui bank konvensional maupun platform digital yang semakin menjadi tren di kalangan generasi muda.
Kemunculan aplikasi keuangan digital ini tidak terlepas dari perubahan gaya hidup anak muda. Menurut perencana keuangan Gembong Suwito, rata-rata anak muda lebih menyukai hal yang lebih simpel, tidak ribet, termasuk dalam menyimpan dana mereka. Tetapi, apakah perlu beralih ke layanan digital sepenuhnya?
Gembong menjawab, orang tetap bisa memiliki akun rekening, baik di bank konvensional maupun aplikasi digital. “Kita harus menyimpan tidak di satu keranjang. Misalnya, dua bank konvensional dan maksimum dua bank digital,” kata Gembong.
Dia menjelaskan, ada faktor kepercayaan untuk menyimpan dana di bank konvensional, itu tetap dibutuhkan. Jadi, memiliki akun rekening di bank dan platform digital bisa menjadi diversifikasi.
“Bank itu ada faktor trust secara emosional, jadi tetap butuh ruang konvensional, kalau karakter anak muda digital saving gak mau ribet jadi pilih satu platform yang multifungsi,” ujar dia.
Menurut Ajie, pengguna Blu by BCA Digital hanya tinggal membuka satu rekening, tapi bisa memiliki berbagai jenis pos penyimpanan dan tidak ditarik biaya bulanan. Dalam waktu dekat, Blu by BCA Digital juga akan meluncurkan kartu debit yang memberikan sejumlah keuntungan bagi pengguna.
“Di sini Blu kasih financial tools jangka panjang atau pendek. Misalnya, deket-deket ini mau liburan akhir tahun bisa ditabung di sini, karena kadang kalau cuma satu rekening kan kelihatannya banyak yaudah dipakai,” kata Ajie.
Ajie mencontohkan pengaturan untuk anak kosan, misalnya, perlu dipisah antara dana biaya kosan, cicilan kendaraan, dan lain-lain. Selain mengatur goals, juga bisa autodebit dana untuk ditambahkan ke tabungan.
Secara sistem, Blu by BCA Digital sudah menyiapkan berapa anggaran yang harus ditabung untuk mencapai goals keuangan, tanpa harus dipikirkan sendiri oleh pengguna. Jika di perbankan, misalnya, bisa autodebit per bulan, Blu by BCA menawarkan jangka penarikan, mulai dari per hari, per pekan, hingga per bulan.
View this post on Instagram
Pengguna juga bisa custom atau mengatur sendiri tanpa menggunakan sistem. Pada fitur ini, pengguna bisa membuat sampai 20 subrekening penyimpanan.
Kemudian fitur BluGether, tidak kalah menarik karena bisa mengakomodasi tujuan keuangan dalam bentuk berkelompok. Misalnya, menentukan tujuan bersama keluarga, geng arisan, komunitas dengan cara patungan.
Jika zaman dulu ada bendahara yang ditunjuk untuk mengumpulkan dana, misalnya, lewat aplikasi, semua orang bisa melihatnya dan mendapat notifikasi. Cara ini tentunya bisa dibilang lebih transparan bagi masing-masing pengguna. Fitur lain yang bisa dijajal, seperti BluDeposit untuk deposito, BluInvest untuk berinvestasi, serta BluInsurance yang siap memberikan proteksi.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Langkah Mewujudkan Merdeka Finansial untuk para Generasi Sandwich
Sebelum investasi penting untuk pelajari setiap jenis risikonya.
SELENGKAPNYA