Kabar Utama
Frankfurt Book Fair Bungkam Suara Palestina
FBF batalkan pemberian penghargaan pada penulis Palestina.
JAKARTA -- Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) mengecam keputusan penyelenggara Frankfurt International Book Fair (FBF) yang memihak dan hanya memberi panggung bagi Israel. Terkait hal itu, Ikapi membatalkan kesertaan pada helatan tahunan tersebut.
Ikapi juga mengecam penyelenggara Frankfurt International Book Fair yang membatalkan pemberian penghargaan kepada penulis Palestina. "Memihak Israel sambil melupakan derita rakyat Palestina ibarat membaca hanya sebuah buku untuk merasa paham seluruh isi dunia. Dan, memperluas panggung-panggung Israel di Frankfurt Book Fair sambil membatalkan penghargaan bagi penulis Palestina seakan mencerminkan perluasan pemukiman ilegal Israel di tanah Palestina," ujar pernyataan Ketua Umum Ikapi, Arys Hilman Nugraha.
Ikapi mengatakan, Palestina adalah negeri terjajah yang rakyatnya terusir dari tanah air sendiri. Mereka kehilangan hak-hak dasar sebagai manusia seperti akses terhadap air, pangan, dan energi. Pemerintah dan rakyat Indonesia selalu berada di sisi rakyat Palestina dalam memperjuangkan kemerdekaan dan meyakini bahwa konflik berkepanjangan takkan berhenti sebelum Palestina mendapatkan hak untuk menentukan nasib sendiri.
Menurutnya, rakyat Palestina adalah pendukung paling awal kedaulatan Republik Indonesia dan berperan penting dalam diplomasi di Timur Tengah bagi pengakuan kemerdekaan Indonesia pasca-Proklamasi. Sebaliknya, Indonesia juga termasuk negara pertama yang mengakui kemerdekaan Palestina setelah dideklarasikannya Negara Palestina di Aljazair pada 15 November 1988.
Arys mengatakan, Ikapi sebagai bagian dari bangsa Indonesia berada di sisi Palestina dalam memperjuangkan kedaulatan. Dengan demikian, Ikapi menolak sikap Frankfurt Book Fair yang mendukung dan memberikan panggung lebih luas kepada Israel pada pameran tahun ini serta menafikan hak-hak kemerdekaan rakyat Palestina.
"Ikapi juga mengecam pembatalan pemberian penghargaan kepada Adania Shibli, penulis Palestina yang menggambarkan kekejaman Israel lewat novelnya berjudul Minor Detail," kata Arys.
Ikapi sebelumnya diagendakan hadir sebagai bagian dari kegiatan Kementerian Pendidikan
Kebudayaan Riset dan Teknologi Republik Indonesia, untuk mempromosikan budaya nasional Indonesia ke khasanah budaya dunia melalui buku di Frankfurt International Book Fair. Namun Ikapi telah membatalkan keikutsertaan dalam kegiatan Frankfurt Book Fair 2023. Ikapi tidak hadir pada acara pembukaan Frankfurt International Book Fair, serta meniadakan sejumlah acara.
"Penulis, penerbit, dan setiap penyelenggara pameran buku seharusnya meyakini bahwa buku memberikan ruang bagi suara-suara yang berbeda dan mencegah dominasi satu pikiran dalam menilai setiap peristiwa. Buku juga berperan dalam menyuarakan perdamaian dan penghapusan penindasan di muka bumi," ujar Arys.
Sejumlah langkah panitia Frankfurt Book Fair selepas serangan Hamas yang dibalas dengan brutal pemerintah Israel sejak 7 Oktober lalu belakangan memang mendapat sorotan. Panitia dinilai berat sebelah pada pihak Israel.
Frankfurter Buchmesse melalui direkturnya, Juergen Boos, sebelumnya mengatakan mengutuk tindakan Hamas terhadap Israel dan akan memberi ruang lebih bagi penulis Israel untuk bersuara di FBF 2023. “Kami akan mengadakan diskusi panel mengenai serangan pada Israel bersama Meron Mendel, perwakilan komunitas Yahudi di Jerman. Selain itu juga akan ada diskusi bersama Lizzie Doron, penulis yang tinggal di Tel Aviv dan Berlin, mengenai kondisi terkini yang terjadi di Israel dalam gala resmi yang direncanakan pada Sabtu, 21 Oktober 2023.” Sebaliknya, FBF tak menyuarakan soal penderitaan warga Gaza yang dibombardir belakangan.
Beberapa penulis dan penerbit terkemuka dari seluruh dunia kemudian menuduh FBF “menutup” suara-suara Palestina, setelah upacara penghargaan untuk menghormati sebuah novel karya seorang penulis Palestina dibatalkan karena perang di Israel.
Novelis dan penulis esai kelahiran Palestina, Adania Shibli, yang membagi waktunya antara Berlin dan Yerusalem, pada 20 Oktober sedianya akan dianugerahi LiBeraturpreis 2023, sebuah hadiah tahunan yang diberikan kepada penulis perempuan dari Afrika, Asia, Amerika Latin, atau dunia Arab.
Namun pada Jumat pekan lalu, asosiasi LitProm yang membagikan hadiah tersebut mengumumkan akan menunda upacara penghargaan “karena perang yang dimulai oleh Hamas, yang menyebabkan jutaan orang di Israel dan Palestina menderita”.
Dalam pengumuman aslinya, LitProm mengatakan telah mengambil langkah untuk menunda penghargaan tersebut sebagai “keputusan bersama” dengan penulis. Namun agensi sastra Shibli mengatakan kepada the Guardian bahwa keputusan tersebut tidak dibuat atas persetujuannya, dan jika upacara tersebut diadakan, dia akan mengambil kesempatan untuk merenungkan peran sastra di masa-masa yang kejam dan menyakitkan ini.
Sebuah surat terbuka, yang ditandatangani oleh lebih dari 350 penulis termasuk novelis Irlandia Colm Tóibín, pemenang Pulitzer Libya-Amerika Hisham Matar, novelis Inggris-Pakistan Kamila Shamsie dan sejarawan Inggris William Dalrymple. Mereka memperingatkan penyelenggara pameran buku Frankfurt, dengan mengatakan bahwa mereka mempunyai “tanggung jawab untuk menciptakan ruang bagi para penulis Palestina untuk berbagi pemikiran, perasaan, refleksi mereka mengenai sastra melalui masa-masa yang mengerikan dan kejam ini, bukan menutupnya”.
Novel Shibli, yang diterbitkan dalam bahasa Inggris pada 2020 dengan judul Minor Detail, dipuji oleh LitProm sebagai “karya seni yang disusun dengan cermat yang menceritakan tentang kekuatan perbatasan dan dampak konflik kekerasan terhadap dan dengan manusia”.
Novel yang juga masuk nominasi Penghargaan Buku Nasional dan Penghargaan Buku Internasional di AS ini menyandingkan kisah nyata pemerkosaan dan pembunuhan seorang gadis Baduy di tangan unit tentara Israel pada tahun 1949 dengan kisah fiksi seorang jurnalis wanita yang menyelidiki kejahatan di Ramallah beberapa dekade kemudian. Novel ini terbukti sangat kontroversial di Jerman, yang mana jurnalis Ulrich Noller meninggalkan juri LiBeraturpreis musim panas ini sebagai protes atas keputusan untuk menghargai buku tersebut.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Doa untuk Palestina di Masjid-Masjid Seantero Bumi
Shalat Jumat di masjid di berbagai negara diwarnai shalat jenazah gaib dan khutbah soal Palestina.
SELENGKAPNYARibuan Ikuti Aksi Bela Palestina di Berbagai Daerah
Masyarakat dari berbagai kalangan ikut serta dalam aksi solidaritas Palestina.
SELENGKAPNYAEropa Bungkam Aksi Pro-Palestina
Solidaritas pembelaan Palestina terus digelar di berbagai negara.
SELENGKAPNYA