Gaya Hidup
'PHK Massal' Para Pegiat Keranjang Kuning
TikTok Shop resmi ditutup per hari ini, Rabu (4/10/2023) pukul 17.00 WIB. Para affiliator dan para seller di TikTok Shop pun kelimpungan menghabiskan stok yang masih melimpah, bahkan sampai membanting harga.
“Berasa kayak kena PHK massal. Banyak loh orang yang bergantung di TikTok. Seller semua DM aku, penjahit-penjahit aku gimana, ini sampai kapan. Bukan tim seller aja yang bingung, aku pun juga,” ungkap akun @ddhivaaaa sembari mempromosikan barang dagangannya.
Pemilik akun bernama Adhiva Amalia merasa kaget ketika pemerintah memutuskan menutup TikTok Shop, yang berarti tak ada lagi aktivitas di keranjang kuning. Tentunya bagi para reseller ini mimpi buruk, karena mereka tidak bisa lagi memiliki penghasilan.
“Hari ini TikTok Shop terakhir, jam lima sore nanti ditutup. Bos-bosnya lagi sakit kepala, pusing, karena lagi banting harga, pusing banget karena di gudang stoknya ada banyak,” ungkap Adhiva.
Semenjak ada TikTok Shop, Adhiva mengaku selalu membuat konten untuk membantu mempromosikan produk UMKM. “Kalau udah nggak ada TikTok Shop, ngedit konten apa? Kan udah nggak jualan lagi,” kata dia.
Banyak juga seller yang mengirim pesan padanya, menanyakan bagaimana dengan nasib orderan yang masih berlangsung. Namun ia menegaskan bahwa orderan paling lambat dikirim 5 November 2023, komisi masih tetap bisa masuk.
Selain itu, Adhiva juga terpantau terus melakukan live sejak pukul 07.00 WIB sampai nanti pukul 17.00 WIB. Seperti baju yang biasanya ia jual seharga Rp 150 ribu, sejak kemarin ia menjual dengan harga Rp 50 ribu.
Promosi Saja
Senada, salah seorang seller yang terdampak adalah Yeyen dari Madiun, Jawa Timur. Saat mengetahui kabar TikTok Shop akan ditutup, Yeyen mengaku syok hingga menangis.
Sebab, sejak pandemi melanda, Yeyen mencari cuan dari TikTok Shop dengan berjualan daster. "Syok banget soalnya TikTok Shop sangat mengubah hidup keluarga. Aku jadi bisa sekolahin anak-anak dan mengubah hidup karyawan-karyawan aku juga," kata Yeyen sosok dibalik akun daster.bubund kepada Republika, Rabu (4/10/2023).
Akibat layanan TikTok Shop yang ditutup, Yeyen memanfaatkan detik-detik terakhir untuk berjualan. Hari ini, dia sudah melakukan live shopping dari pukul 09.00-12.00 WIB. Demi mengurangi stok yang ada, Yeyen juga melakukan banting harga dengan memberikan diskon besar hingga 45 persen.
Hal lain yang membuatnya sedih adalah tokonya baru saja merilis produk terbaru. Mendengar kabar TikTok Shop ditutup, ini membuat dia harus memutar otak lagi.
"Hari ini kami banting harga, pokoknya dijual semurah mungkin supaya cepat mengurangi stok. Padahal hari ini kebetulan ada turunan kain, aku abis beli kain, motong kain, ada produk baru yang masuk. Dengar berita ini sangat nyesek," ujar dia.
Bagi Yeyen, TikTok Shop sangat berarti karena telah mengubah hidupnya selama dua tahun. Tadinya, dia hanya ibu rumah tangga (IRT) biasa. Namun, karena Covid-19, suaminya harus mencari cara baru untuk menghasilkan uang. Akhirnya mereka bekerja sama dengan konveksi untuk menjual daster.
Jatuh bangun sudah dia hadapi selama mencari cuan di TikTok. Mulai dari, penonton live shopping-nya bisa dihitung jari hingga sudah banyak seperti sekarang. Ke depannya, Yeyen mungkin akan memasarkan produknya ke e-commerce lain.
"Insya Allah setelah ini mau main ke e-commerce lain. Salah kami juga terlalu bergantung pada TikTok Shop. Mungkin nanti masih aktif di TikTok tapi untuk pembeliannya bisa dialihkan ke e-commerce lain," kata dia.
Syok banget soalnya TikTok Shop sangat mengubah hidup keluarga.YEYEN, Seller TikTok
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.