Internasional
Pemilik Kios Buku di Sungai Seine Melawan Pembongkaran
Balai Kota Paris menawarkan untuk merenovasi atau mengganti kotak-kotak itu tanpa biaya setelah dipindahkan.
Upacara pembukaan Olimpiade Paris 2024 akan diadakan di Sungai Seine yang terkenal, bertempat di luar gedung olahraga untuk pertama kalinya dalam sejarah Olimpiade. Namun, bagi para penjual buku yang telah menemukan tempat perlindungan berusia berabad-abad di tepi sungai, hari itu hanyalah sebuah seremonial.
Kota Paris berjanji akan mengadakan pembukaan yang luar biasa pada 26 Juli 2024. Diperkirakan, acara itu akan menarik sekitar 600 ribu penonton.
Prediksi tersebut membuat kepolisian wilayah Paris telah memerintahkan pemindahan 570 kios penjual buku sehari sebelum upacara. Padahal, area ini merupakan tempat penjual buku beroperasi selama beberapa dekade.
Muncul kekhawatiran bahwa kotak-kotak tersebut dapat digunakan untuk menyembunyikan alat peledak selama upacara pembukaan. Kegiatan pembukaan akan menampilkan parade lebih dari 10.500 atlet dari 206 delegasi di sepanjang sungai, yang disaksikan oleh ratusan ribu penonton.
Sejumlah kios yang biasanya berwarna hijau tua belum dipindahkan selama beberapa dekade, beberapa bahkan sudah lebih dari satu abad. Penjual buku pun mengecam keputusan kepolisian itu. Mereka juga khawatir bahwa pemerintah kota akan menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki pada kotak-kotak kuno tersebut dengan membuangnya.
“Kami adalah simbol Paris,” kata Jerome Callais yang telah menjual buku di dermaga sejak tahun 90-an dan mengepalai Asosiasi Kebudayaan Penjual Buku Paris.
“Seolah-olah wilayah memutuskan bahwa Menara Eiffel terlalu tinggi dan lantai tiga dan dua harus dibongkar karena berada dalam jangkauan kamera selama upacara," ujar sosok yang melakukan advokasi untuk menjaga kios-kios buku tersebut.
Balai Kota Paris menawarkan untuk merenovasi atau mengganti kotak-kotak itu tanpa biaya setelah dipindahkan. Namun, asosiasi penjual buku yang kini memiliki 200 anggota bertekad untuk mempertahankan kios-kios itu di tempatnya, sebagaimana adanya. “Kami sepakat bahwa kami tidak akan pindah. Ya, kita bisa ngobrol, tapi tidak mungkin menyentuh kios kita," ujar Callais.
Sebagai imbalannya, asosiasi penjual buku mengusulkan agar kios tersebut disegel sebelum dan selama upacara pembukaan Olimpiade. Callais juga merujuk pada kunjungan kerajaan pertama Ratu Elizabeth II ke Paris pada 1957. Saat itu diadakan parade besar di Sungai Seine sementara tidak ada satu pun kios yang dipindahkan.
Namun, meskipun bukan karena alasan keamanan, wakil wali kota Paris yang bertanggung jawab atas Olimpiade dan Paralimpiade dan Sungai Seine Pierre Rabadan bersikeras pemindahan kios. Dalam pertemuan dengan para penjual buku pada Juli, dia dengan tegas bahwa kios-kios itu perlu disingkirkan karena menghalangi pandangan.
Sedangkan ketua panitia penyelenggara Paris 2024, Tony Estanguet mengatakan, mengadakan acara seperti Olimpiade bukannya tanpa konsekuensi terhadap tradisi lokal. “Penjual buku adalah bagian dari sejarah kami,” kata Estanguet.
“Ini adalah kegiatan yang luar biasa, tetapi memang benar bahwa kedekatannya dengan Sungai Seine, membuat beberapa dari mereka tidak sesuai dengan penyelenggaraan Olimpiade pada umumnya. Sehingga kita harus menemukan solusinya," ujarnya.
Estanguet mengakui, membawa penyelenggaraan olahraga keluar dari stadion dan pergi ke kota merupakan tantangan yang nyata. "Kita harus menutup jalan, kita harus mengubah kebiasaan penduduk setempat, pengusaha, dan penjual buku, karena kita berada di kota. Itu terjadi setiap 100 tahun sekali," katanya.
Hingga saat ini, belum ada tanggal pasti kapan para penjual buku tersebut harus meninggalkan dermaga. Namun, meskipun izin biasanya diberikan oleh pemerintah kota kepada penjual buku selama setahun penuh mulai 1 Agustus hingga 31 Juli, kali ini izin tersebut hanya diberikan hingga 30 Juni tahun depan. “Mungkin tidak ada cara lain untuk melakukan hal ini,” kata Jerome Piel, seorang pengunjung Prancis dari Normandia.
Piel berpendapat bahwa pemerintah kota tidak seharusnya membuang kios-kios tersebut. “Pada titik ini, mereka juga harus menebang semua pohon," ujarnya. Sebuah petisi yang menuntut perlindungan toko buku terbuka yang diluncurkan bulan lalu. Kini petisi itu telah ditandatangani lebih dari 120 ribu orang dari berbagai kalangan, tidak hanya para pemilik kios buku di tepi Sungai Seine.
Penjual buku adalah bagian dari sejarah.TONY ESTANGUET, Ketua panitia penyelenggara Paris 2024.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Musim Kudeta di Bekas Jajahan Prancis
Prancis kerap mendukung diktator di negara-negara bekas jajahannya.
SELENGKAPNYAPrancis Larang Murid Pakai Abaya
Larangan terbaru dinilai menunjukkan kebijakan obsesif terhadap Muslim.
SELENGKAPNYAPenguburan Nahel dan Bara di Prancis
Mereka mengantar jenazah Nahel yang terbunuh oleh polisi Prancis.
SELENGKAPNYA