Internasional
Bisik-Bisik Rencana PHK Massal di Kerajaan Inggris
Charles telah lama diketahui ingin merampingkan monarki dan memodernisasi cara kerja di Royal Household.
Raja Inggris Charles III dilaporkan berencana memecat 20 persen staf manajemen menengahnya di Royal Household untuk meningkatkan efisiensi. Raja dan istrinya Ratu Camilla dikabarkan tidak menyetujui kondisi terlalu banyak anggota staf yang melakukan pekerjaan serupa.
Menurut laporan The Mail pada Ahad (27/8/2023), pemotongan jumlah staf dilaporkan akan memengaruhi lusinan karyawan di Istana Buckingham, Sandringham, Kastil Windsor, dan Balmoral. “Ada perasaan nyata bahwa staf di semua istana terlalu banyak. Ada terlalu banyak asisten untuk asisten. Raja dan Ratu lebih memilih untuk memberikan upah yang pantas kepada rakyatnya dari atas ke bawah, tapi jumlah orang lebih sedikit," ujar sumber yang dikutip surat kabar tersebut.
Charles telah lama diketahui ingin merampingkan monarki dan memodernisasi cara kerja di Royal Household. Raja dilaporkan sangat sadar akan besarnya biaya yang ditanggung keluarga kerajaan kepada pembayar pajak. Sovereign Grant yang didanai pembayar pajak berjumlah total 86,3 juta poundsterling pada 2020 hingga 2021.
Dilaporkan bahwa Camilla juga akan memiliki peran penting dalam mengawasi perubahan staf kerajaan. Sumber tersebut menambahkan, Ratu tidak bisa membiarkan terlalu banyak orang melakukan pekerjaan yang sama. “Misalnya, ada chef untuk mereka dan ada chef untuk staf. Mengapa, mereka bertanya, tidak bisakah ada satu staf dapur untuk semua orang?” ujarnya.
Masalah ini rupanya telah diangkat ke Master of the Household Wakil Laksamana Sir Tony Johnstone-Burt. Namun, Istana Buckingham belum memberikan komentar secara resmi tentang pemotongan pekerja tersebut.
Sosok yang bertanggung jawab dalam manajemen finansial Royal Household Sir Tony dan Sir Michael Stevens ditugaskan untuk bertanggung jawab atas periode transisi setelah penobatan. Dikutip dari Independent, Camilla memastikan rumah tangga kerajaan mematuhi cara Clarence House dalam menjalankan operasinya.
"Ini bukan tentang pemotongan, ini tentang mendapatkan nilai terbaik untuk uang dari mereka yang ada dalam daftar gaji. Terkadang lebih sedikit lebih baik," ujar tokoh senior mengatakan kepada Evening Standard.
Charles telah sibuk merampingkan rumah tangga kerajaan sejak mengambil peran sebagai raja. Tahun lalu, tak lama setelah kematian Ratu Elizabeth II dan suksesi takhta Charles, staf rumah tangga yang melayani pemimpin Inggris Raya sebelum kenaikannya diberi tahu bahwa mereka bisa kehilangan pekerjaan.
Guardian melaporkan bahwa hingga 100 karyawan, beberapa di antaranya telah bekerja di Clarence House selama beberapa dekade, diberi tahu bahwa mereka dapat diberhentikan. Mereka termasuk pelayan pribadi, seperti pelayan, penata rias dan juru masak, serta staf administrasi.
Pada saat itu, juru bicara Clarence House mengatakan, beberapa pemotongan hubungan kerja tidak dapat dihindari. Mereka sedang berupaya untuk menemukan peran alternatif untuk sebanyak mungkin staf.
Hanya saja, keinginan Charles untuk memiliki monarki yang lebih kecil mendapatkan penentangan dari saudaranya. Dalam sebuah wawancara dengan CBC News Kanada menjelang penobatan pada Mei, Putri Anne membela peran monarki di dunia modern.
“Ya, menurut saya istilah ‘perampingan’ diucapkan ketika jumlah orang masih sedikit. Kedengarannya bukan ide yang bagus dari tempat saya berdiri, menurut saya. Saya tidak yakin apa lagi yang bisa kami lakukan," ujar putri tunggal dari Ratu Elizabeth II dan Pangeran Philip.
Namun, rencana Raja untuk merampingkan monarki dimulai dengan penggusuran Duke dan Duchess of Sussex dari kediamannya di Inggris, Frogmore Cottage. Awal tahun ini, Pangeran Harry dan Meghan Markle diminta untuk mengosongkan rumah tersebut, tiga tahun setelah mengundurkan diri dari peran sebagai bangsawan senior. Pasangan itu tinggal di Montecito, California, bersama kedua anak mereka, Pangeran Archie dan Putri Lilibet.
Dilaporkan pada saat itu, Charles ingin mengakhiri subsidi sewa untuk anggota keluarga kerajaan selama lima tahun ke depan. Rencana itu juga berlaku bagi para bangsawan yang bekerja, termasuk Pangeran dan Putri Wales, Putri Kerajaan, dan Duke dan Duchess Edinburgh.
Raja dilaporkan sangat sadar akan besarnya biaya yang ditanggung keluarga kerajaan kepada pembayar pajak.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
RI-Inggris Lanjutkan Kerja Sama Transisi Energi
Inggris memberikan dana hibah sebesar Rp 135 miliar kepada Indonesia.
SELENGKAPNYAThe 1975, Kolonialisme Inggris, dan Hukum Kaum Luthy
Banyak hukuman sodomi merupakan peninggalan Inggris.
SELENGKAPNYASejarah Hubungan Inggris-Maroko
Inggris Raya menjalin hubungan diplomatik dengan Maroko dalam rangka melawan dominasi Spanyol.
SELENGKAPNYAKasus Islamofobia di Inggris Meningkat Dua Kali Lipat
Insiden Islamofobia telah meningkat dari 584 kasus pada 2012 menjadi 1.212 kasus pada 2021
SELENGKAPNYA