Medika
Agar Hobi Lari tak Berujung Cedera Lutut
Berlari sebenarnya tidak merusak lutut bila dilakukan dengan teknik dan porsi yang sesuai untuk masing-masing individu.
Fenomena lari akhir-akhir ini menjadi jawaban bagi sebagian orang sebagai salah satu cara hidup lebih sehat. Lari merupakan salah satu jenis olahraga yang paling mudah dilakukan. Anda hanya perlu mempersiapkan tubuh Anda sebelum berlari, pakaian, dan sepatu yang nyaman untuk berlari.
Lari juga dikenal memiliki banyak manfaat untuk kesehatan Anda. Mulai dari melatih kekuatan tulang dan otot kaki hingga melatih jantung dan pernapasan agar bisa menghasilkan oksigen pada tubuh lebih banyak.
Meski begitu, banyak orang yang takut sering-sering berlari karena stigma olahraga ini dapat merusak lutut. Berlari merupakan kegiatan yang membutuhkan banyak pergerakan dari seluruh tubuh, terutama di bagian kaki.
Sehingga tak heran jika banyak orang beranggapan bahwa berlari bisa merusak lutut jika terlalu sering dilakukan. Namun, apakah hal ini benar?
Konsultan panggul dan lutut Eka Hospital BSD, dr Ricky Edwin P Hutapea, SpOT (K) Hip and Knee menjelaskan, berlari memang kegiatan olahraga yang cukup sederhana untuk dilakukan. Namun, bukan berarti olahraga yang sederhana ini menutup kemungkinan Anda untuk bisa terkena cedera.
Berlari merupakan kegiatan yang menggunakan hampir seluruh tubuh Anda sehingga risiko untuk bisa mengalami masalah seperti cedera pasti akan tetap selalu ada. Meski begitu, kegiatan berlari sendiri sebenarnya tidak merusak lutut bila dilakukan dengan teknik dan porsi yang sesuai untuk masing-masing individu.
"Namun, kurangnya pemanasan, pemilihan sepatu tidak sesuai, gerakan berlari yang kurang tepat, serta intensitas yang melebihi porsi ideal dapat meningkatkan risiko Anda untuk mengalami cedera lutut pada saat berlari," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Republika, Senin (14/8/2023).
Ricky menambahkan, kurangnya istirahat dan jadwal berlari yang terlalu ketat juga dapat meningkatkan risiko cedera, terutama jika otot dan sendi lutut Anda belum terbiasa dengan intensitas gerakan yang terlalu berat.
Mengurangi Risiko Cedera
Anda tidak perlu khawatir, karena jika dipersiapkan dengan benar, berlari bisa Anda lakukan tanpa harus mengkhawatirkan akan risiko cedera. Ada beberapa hal yang patut Anda perhatikan:
1. Lakukan pemanasan sebelum berlari
2. Gunakan sepatu khusus untuk berlari
3. Pilih jalur berlari yang aman (rata dan dilengkapi pencerahan yang cukup)
4. Mulai dengan perlahan, hindari langsung berlari kencang
5. Jangan terlalu memaksakan diri, segera istirahat jika merasa lelah
Membiasakan diri untuk bisa berlari dengan benar akan membutuhkan waktu, oleh karena itu bersabarlah pada progres yang Anda jalankan dan percayakan pada latihan yang sudah Anda lakukan. "Berlari secara rutin memiliki banyak manfaat untuk menjaga tubuh Anda tetap sehat dan bugar, jangan biarkan itu semua terbuang sia-sia," ujar Ricky.
Cedera Lutut yang Harus Diwaspadai
Saat naik turun tangga, apakah Anda merasakan nyeri pada lutut? Atau saat berlari, lutut Anda terasa sakit? Jika ya, mungkin Anda mengalami cedera lutut.
Konsultan panggul dan lutut Eka Hospital BSD, dr Ricky Edwin P Hutapea, SpOT (K) Hip and Knee menjelaskan, ada banyak cedera jenis cedera lutut yang bisa saja menyerang Anda. Kondisi ini bisa disebabkan oleh banyak faktor, yaitu:
1. Runner’s knee
Runner’s knee merupakan cedera yang terjadi akibat patella atau tempurung lutut yang keluar dan menjadi tidak sejajar setelah berlari, menyebabkan tulang rawan di bawahnya menjadi teriritasi. "Cedera ini bisa terjadi akibat gerakan berulang-ulang atau bisa karena posisi berlari yang kurang tepat," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Republika, Selasa (15/8/2023).
2. Peradangan jaringan
Peradangan jaringan merupakan radang yang terjadi pada jaringan lutut baik di tulang, sendi, ligamen, dan tulang rawan lutut. Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan Anda untuk bisa terkena peradangan, seperti usia lanjut, obesitas, hingga terlalu sering melakukan aktivitas berat.
3. Iliotibial Band Syndrome (ITBS)
Iliotibial band syndrome atau ITBS merupakan cedera yang terjadi akibat penggunaan jaringan ikat paha bagian luar dan lutut yang disebut jaringan ikat iliotibial secara berlebihan. Kondisi ini dapat menyebabkan lutut bagian luar terasa nyeri seperti rasa terbakar.
4. Patellar Tendonitis
Patellar tendonitis atau yang dikenal sebagai jumper’s knee merupakan cedera pada tendon yang menghubungkan tempurung lutut (Patella-Red) ke tulang kering Anda. Cedera ini biasanya terjadi pada orang yang sering melakukan olahraga yang mengharuskan mereka sering melompat seperti basket, tapi tidak menutup bahwa cedera ini juga bisa terjadi pada saat lari.
Cedera dari lari biasanya dapat ditangani dengan metode RICE (rest, ice, compression, elevation), yaitu mengistirahatkan kaki selama beberapa waktu dan melakukan perawatan rumah, yaitu mengompres lutut dengan benda dingin dan meminum obat pereda nyeri. Namun, jika gejala yang timbul sudah terlalu parah atau tak kunjung hilang setelah ditangani, segera periksakan diri Anda dengan dokter.
Cedera ini bisa terjadi akibat gerakan berulang atau posisi berlari yang kurang tepat.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Menakar Risiko Cedera di Lingkungan Rumah
Orang tua wajib memastikan lingkungan maupun peralatan yang digunakan untuk bermain tetap aman.
SELENGKAPNYAPilihan Olahraga Tepat untuk Lansia dengan Nyeri Lutut
Osteoarthritis merupakan penyakit degeneratif yang memburuk dari waktu ke waktu.
SELENGKAPNYABerlari Mendampingi Atlet Disabilitas Netra
Pelari pendamping menjadi mata bagi atlet disabilitas netra.
SELENGKAPNYA