Kisah Mancanegara
Peluang Emas Indonesia-Korsel
Masih banyak peluang dalam hubungan RI-Korsel.
Oleh FERGI NADIRA
Indonesia dan Korea Selatan (Korsel) memasuki usia emas dalam hubungan bilateral tahun ini. Kedua negara pun mengincar kerja sama yang lebih kuat dan mendalam ke depannya.
Professor of Political Science and International Relations dari Korea University, Jae Hyeok-shin menilai kedua negara dapat lebih memperkuat hubungannya di usianya ke-50 tahun. Tonggak sejarah baru banyak dibuat dalam hubungan kedua negara, namun tantangan juga tak dipungkiri masih ada di depan mata.
Kendati demikian, Jae mengatakan terdapat banyak peluang di berbagai bidang dalam menilik hubungan Seoul dan Jakarta. Menurut dia, kolaborasi dan pertumbuhan di sejumlah sektor dapat membangkitkan ketertarikan hubungan bilateral yang lebih kuat dan berkelanjutan.
"Indonesia dan Korsel memiliki peluang untuk kolaborasi di sejumlah area, pertama, baik Indonesia maupun Korea Selatan memiliki peluang untuk mendiversifikasi kerja sama ekonominya ke sektor-sektor yang ada," kata Jae dalam diskusi hubungan Indonesia-Korsel pada program "Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea 2023" yang diinisiasi oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) dan Korea Foundation pada Rabu (2/8/2023).
Profesor Jae mencontohkan kerja sama kedua negara dapat berupa meningkatkan investasi di industri baru seperti energi terbarukan, teknologi, dan digital yang dapat mengarah pada inovasi dan jangka panjang. Menurut dia, fokus Indonesia pada pembangunan infrastruktur menghadirkan peluang baik bagi perusahaan perangkat lunak untuk berpartisipasi dalam proyek-proyek besar, terutama terkait ibu kota masa depan, Nusantara.
"Memanfaatkan keahlian mereka dalam konstruksi, teknik dan transportasi hingga mempromosikan inisiatif penelitian dan pengembangan bersama dapat mengarah pada kemajuan teknologi, berbagi pengetahuan di bidang kepentingan bersama, seperti bioteknologi, artificial intelegent, dan teknologi penghijauan," kata dia.
Selain itu, peluang peningkatan kerja sama kedua negara ada pada bidang pendidikan dan program budaya. Menurut dia, memperkuat people-to-people contact dan mempromosikan pemahaman antara kedua negara juga dapat meningkatkan hubungan Indonesia dan Korsel.
"Beasiswa, pertukaran program pendidikan, serta pertukaran kuliah dan kursus-kursus yang disinyalir dapat memfasilitasi kerja sama ini," kata dia.
Adapun kerja sama keamanan, kata dia dapat saling dimajukan lagi. Seperti diketahui tantangan regiolan dan meningkatnya stabilitas di kawasan membuat masing-masing negara meningkatkan militernya. Untuk itu, latihan militer bersama, berbagi informasi tentang kontra terorisme dan kolaborasi keamanan siber, menjadi peluang penting bagi hubungan kerja sama strategis kedua negara.
Di sisi lain, keragaman budaya dan keindahan alam Indonesia bisa dipadukan dengan popularitas Korea Wave atau gelombang Korea di dunia ini. Hal ini, menurut Jae bisa membuka peluang untuk mendongkrak pariwisata kedua negara.
"Tentu kerja sama dalam promosi pariwisata dan fasilitasi federal dapat meningkat menuju tujuan tersebut," tutur dia.
Selain itu Jae mengatakan, berkolaborasi di sektor kesehatan dapat mengatasi tantangan kesehatan masyarakat, seperti kesiapsiagaan menghadapi pandemi, penelitian medis, dan pertukaran dengan teknologi keahlian medis. Kolaborasi antara Indonesia dan Korsel dengan merangkul UMKM mendorong transfer teknologi inovasi dan akses ke pasar baru. "Juga, mempromosikan praktik hijau dan berkelanjutan di berbagai sektor seperti energi, transportasi, dan pertanian," ujarnya.
Peluang lain peningkatan hubungan kedua negara yaitu dengan melihat secara bersama jendela perubahan iklim di Bumi ini. Kedua negara dinilai perlu fokus pada isu perubahan iklim dan konservasi lingkungan.
Senada dengan Jae, Wakil Direktur Asia Timur Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI, Vahd Nabyl mengatakan,Indonesia dan Korsel terus memperkuat hubungan bilateral pada tingkatan kerja sama. Kedua negara memiliki peluang menjajaki bidang kerja sama baru, seperti industri, pertahanan, penelitian dan pengembangan vaksin.
"Selain itu, peluang untuk memperkuat hubungan bilateral ada pada bidang transfer teknologi, pembangunan hijau dan penting untuk lebih menguatkan kemitraan ASEAN-Korsel," kata Vahd dalam kesempatan yang sama.
Diskusi tentang hubungan bilateral Indonesia dan Korsel digelar oleh FPCI dan Korea Foundation dalam rangka workshop pertama program beasiswa jurnalis Indonesia. Ini guna memperdalam tentang hubungan antara Indonesia dan Korea Selatan (Korsel).
Program ini akan berjalan selama enam kali setiap bulannya, dan diakhiri dengan kunjungan ke Korea ini. Program pada batch 3 ini bertujuan untuk memperkuat hubungan bilateral dan kerja sama antara Indonesia dan Korea dengan meningkatkan peran media dalam meningkatkan pengetahuan dan pemahaman publik tentang Korea di Indonesia.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Mengajarkan Kemunafikan
Jika orang tua mencontohkan kemunafikan, maka anak pun akan menirunya.
SELENGKAPNYA