Geni
Barbie, Film Bernuansa Pink Penuh Kritik
Di saat yang bersamaan, Barbie Robbie mempertanyakan eksistensi dan pencarian jati diri.
Mengawali musim panas ini, sutradara Greta Gerwig merilis film terbarunya berjudul Barbie. Film tersebut sangat dinantikan oleh banyak orang mengingat jejak Gerwig pada film sebelumnya sukses. Little Women (2019) dan Lady Bird (2017) berhasil masuk dalam daftar nominasi Oscar.
Namun, kali ini Gerwig mempersembahkan film dengan nuansa berbeda. Barbie merupakan film live-action pertama, yang mengangkat kisah mainan produksi Mattel Inc Barbie yang pertama kali diperkenalkan pada Maret 1959 silam.
Untuk ukuran genre komedi, Barbie menelan biaya cukup besar, yakni 145 juta dolar Amerika Serikat (AS). Beberapa aktor yang terlibat pun tak tanggung-tanggung, ada Margot Robbie yang juga menjadi produser, Ryan Gosling, Will Ferrel, Emma Mackey, Simu Liu, Michael Cera, America Ferrera, dan masih banyak lagi. Sementara naskahnya ditulis oleh Gerwig dan Noah Baumbach.
Selain diperankan oleh deretan aktor terkenal, soundtrack Barbie pun diisi dengan musisi ternama. Di antaranya adalah Dua Lipa (Dance The Night), Billie Eilish (What Was I Made For?), Nicki Minaj, Ice Spice, Aqua (Barbie World), dan Charli XCX (Speed Drive).
Bahkan, ada juga grup K-pop yang ikut terlibat, Fifty Fifty yang terkenal karena single Cupid. Kali ini mereka berduet bersama Kaliii (Barbie Dreams). Dengan strategi promosi yang tinggi ini tak dimungkiri Barbie membuat banyak orang penasaran dan berbondong-bondong datang ke bioskop. Namun, apakah Barbie termasuk film yang layak untuk ditonton?
Sinopsis dan ulasan
View this post on Instagram
Barbie mengisahkan boneka Barbie (Robbie) dan Ken (Gosling) yang hidup di Barbie Land. Kehidupan mereka bersama dengan Barbie dan Ken lainnya terbilang damai, menyenangkan, meskipun monoton.
Rutinitas harian yang dijalankan Barbie Robbie, adalah bangun tidur, menyapa Barbie lain, menyantap sarapan, dan menghabiskan sisa harinya bersama Barbie dan Ken lain. Hingga suatu hari, Barbie Robbie mempertanyakan eksistensinya.
Lalu dia mencari jawaban dari Weird Barbie (Kate McKinnon), boneka yang memiliki sejarah kelam karena dimainkan terlalu kasar yang menjadi sosok bijak. Pertemuan Barbie Robbie dan Weird Barbie membuat dia dan Ken Gosling harus pergi ke dunia nyata.
Di sinilah petualangan mereka dimulai. Nantinya, mereka akan bertemu dengan Gloria (America Ferrera), Sasha (Ariana Greenblatt), dan staf Mattel termasuk CEO Mattel (Will Ferrel). Tak di sangka, kedatangan Barbie Robbie dan Ken Gosling mengubah kehidupan mereka ke depannya.
Bisa dibilang Greta sukses membuat film dengan genre komedi. Sebab, banyak percakapan yang tidak akan membuat penonton berhenti tertawa. Tingkah konyol Gosling sebagai Ken juga menjadi menambah nilai komedi.
Selain komedi, Barbie juga sarat akan unsur feminisme dan kritik terhadap konsep Barbie. Penonton bisa melihat bagaimana Barbie Land, tempat perempuan dapat menjadi yang mereka inginkan.
Bahkan, di sana, perempuan bisa memegang kendali, sebuah fenomena yang terlihat berbeda dibandingkan dengan dunia nyata. Namun, hal ini ternyata memicu persoalan lain yang dirasakan Ken Gosling dan Ken lainnya.
Kurangnya keterlibatan mereka di Barbie Land membuat mereka merasa harus unjuk gigi, menonjolkan peran laki-laki. Pada saat yang bersamaan, Barbie Robbie mempertanyakan eksistensi dan pencarian jati diri.
Ini ternyata juga dialami oleh Ken. Apakah mereka bisa melewati semua masalah dan menemukan jati diri mereka sendiri? Jawabannya bisa ditemukan di film Barbie yang tayang mulai 19 Juli 2023.
Salah satu situs ulasan terkenal, Rotten Tomatoes telah merilis ulasan Barbie dari sejumlah kritikus terverifikasi. Total penilaian saat ini adalah 89 persen dari 103 ulasan yang masuk. Tentunya, angka itu fluktuatif, dan bisa berubah pada masa-masa yang akan datang.
Namun, skor tersebut bisa menjadi awalan yang baik untuk perilisan Barbie. “Barbie itu cantik, lucu, pintar, dan sangat unik,” kata salah seorang kritikus Joey Magidson dari Awards Radar.
Sebelum Barbie, Gerwig sukses menggarap Little Women (2019) dan Lady Bird (2017).
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.