Internasional
Rusia Tuding Ukraina Ledakkan Jembatan Krimea
Dua warga meninggal dalam ledakan di Jembatan Krimea.
KERCH -- Sebuah ledakan di Jembatan Krimea menewaskan dua warga Rusia pada Ahad (16/7/2023). Rusia menuding Ukraina sebagai pelaku peledakan jembatan yang menghubungkan Rusia dan Krimea itu. Rusia juga menuduh Inggris dan Amerika Serikat (AS) terlibat dalam serangan itu.
“Serangan hari ini di jembatan Krimea dilakukan oleh rezim Kiev. Rezim ini adalah teroris dan memiliki semua ciri kelompok kejahatan terorganisasi internasional,” kata Zakharova tanpa menyebutkan bukti konkret.
“Keputusan dibuat oleh pejabat Ukraina dan militer dengan partisipasi langsung dari badan intelijen dan politisi Amerika dan Inggris. AS dan Inggris bertanggung jawab atas struktur negara teroris," kata Zakharova. Belum ada tanggapan resmi dari Ukraina dan sekutunya soal ledakan di jembatan itu.
Krimea sebelumnya merupakan wilayah Ukraina. Ia kemudian dicaplok Rusia pada 2014 seiring berubahnya haluan pemerintah Ukraina yang lebih cenderung ke negara-negara Barat.
Ledakan di Jembatan Krimea merupakan rangkaian terkini perang yang dipicu serangan Rusia ke wilayah timur Ukraina pada Februari 2022 lalu. Sejak itu, menurut PBB, sedikitnya 9.000 warga sipil Ukraina meninggal.
Sementara, sepasang suami istri Rusia meninggal dalam ledakan di Jembatan Krimea itu dan putri mereka yang berusia 14 tahun terluka. Mereka menjadi korban saat berkendara melintasi Jembatan Krimea pada Ahad (16/7/2023) malam untuk liburan keluarga di pantai Laut Hitam Krimea.
Video yang diunggah di media sosial menunjukkan mobil keluarga itu hancur dan tampak tubuh yang berlumuran darah. Saat pengemudi lain mencoba memberikan bantuan, terdengar seorang gadis menangis dan merintih. Darah merembes dari pintu ke genangan air di jalan saat salah satu pengemudi lainnya meminta gadis itu untuk tetap tenang.
Gadis itu bernama Angelina yang berusia 14 tahun. Sementara orang tuanya, yaitu Alexei dan Nataliya meninggal dunia di lokasi kejadian. "Gadis itu terluka. Hal tersulit adalah orang tuanya meninggal. Tidak ada kata yang bisa menenangkan rasa kehilangan ini," ujar Gubernur Belgorod, Vyacheslav Gladkov, melalui aplikasi perpesanan Telegram.
Mobil yang ditumpangi keluarga itu berasal dari wilayah Belgorod, salah satu wilayah perbatasan Rusia yang menyaksikan konflik di negara tetangga Ukraina melintasi perbatasan. Komite Investigasi Rusia mengatakan, Kiev berada di balik serangan itu dan membuka kasus terorisme.
"Dua warga sipil tewas, seorang pria dan seorang wanita yang mengendarai mobil di jembatan. Putri mereka, yang masih di bawah umur, terluka," kata Komite Investigasi Rusia.
Gadis itu menderita luka di kepala dan dadanya. Gadis tersebut dalam sadar dan stabil. Para psikolog siap membantu dan mendampingi anak perempuan itu. Media Rusia mengatakan, keluarga tersebut sedang dalam perjalanan untuk berlibur di Krimea.
Sanksi Barat yang diberlakukan atas perang di Ukraina telah mempersulit orang Rusia untuk bepergian ke Eropa sehingga membatasi pilihan mereka untuk liburan musim panas.
Seorang kerabat tak dikenal mengatakan kepada kantor berita RBK bahwa keluarga tersebut bepergian bersama dengan saudara lainnya. Mereka menggunakan dua mobil dan memutuskan berangkat pada malam hari untuk menghindari kemacetan lalu lintas.
"Sekitar pukul 03.00 pagi, keluarga mendengar ledakan pertama, setelah itu lampu padam di jembatan. Setelah ledakan kedua, tidak ada kontak lagi," ujar kerabat itu.
Jembatan Krimea, selain sebagai akses umum, juga digunakan mengirim pasokan artileri utama bagi pasukan Rusia yang bertempur di Ukraina. Jembatan ini jadi akses strategis dari dari dan ke Krimea, yang juga sebuah proyek prestisius yang dibuka secara pribadi oleh Presiden Vladimir Putin.
Gambar-gambar Reuters dari lokasi kejadian menunjukkan, jalur jembatan yang lengang menunjukkan tidak ada lalu lintas kendaraan melintasi jembatan. Termasuk tidak ada kereta api yang melintas rel sepanjang 19 kilometer yang menghubungkan Rusia dan Krimea, wilayah yang dianeksasi oleh Rusia dari Ukraina pada 2014. Gambar yang belum diverifikasi menunjukkan penghalang logam yang bengkok, puing-puing dan mobil yang rusak di jembatan.
Rekaman kamera dasbor menunjukkan pengemudi mengerem mendadak tak lama setelah kejadian. Tingkat kerusakan tidak segera diketahui dengan jelas. Para pejabat Rusia menyebutnya sebagai situasi "darurat".
Saluran Grey Zone Rusia, saluran Telegram yang berafiliasi dengan kelompok tentara bayaran Wagner, melaporkan bahwa ada dua serangan di jembatan pada Senin pukul 03.04 pagi dan 03.20 pagi.
Sergei Aksyonov, gubernur wilayah yang dilantik Rusia, mengatakan bahwa keadaan darurat itu terjadi di pilar ke-145 jembatan. Dia tidak memberikan perincian lebih lanjut. Namun, seorang juru bicara komando militer selatan Ukraina, Natalia Humeniuk, mengatakan bahwa insiden di Jembatan Krimea bisa jadi merupakan tindakan provokasi dari pihak Moskow.
"Penciptaan provokasi seperti itu, yang segera dilaporkan dengan sangat keras oleh pihak berwenang yang menduduki Krimea, merupakan cara yang biasa dilakukan oleh pihak berwenang Krimea dan negara agresor," kata Humeniuk kepada lembaga penyiaran nasional Rada.
Rusia menyalahkan Ukraina atas serangan terhadap jembatan tersebut pada Oktober lalu. Ukraina hanya mengakui secara tidak langsung serangan itu beberapa bulan kemudian. Serhiy Bratchuk, juru bicara pemerintahan militer Odessa Ukraina, mengunggah sebuah foto di akun Telegramnya yang menunjukkan bagian jembatan yang rusak. Tidak segera jelas apakah itu terkait dengan serangan apa pun.
Setelah serangan Oktober lalu, Putin memerintahkan agar jembatan itu diperbaiki guna mengendarai mobil Mercedes melintasinya. Kementerian Transportasi Rusia mengatakan, ada kerusakan pada jalan di jembatan yang lebih dekat ke Semenanjung Krimea, tetapi tidak ada kerusakan pada pilar-pilarnya. Tidak disebutkan apa yang menyebabkan kerusakan tersebut.
Dampak pada perang
George Barros, seorang analis di Institute for the Study of War yang berbasis di Washington, mengatakan bahwa jika jembatan itu rusak parah, akan berdampak signifikan pada jalur suplai Rusia.
"Rusia hanya akan memiliki satu jalur pasokan darat–jalan raya pesisir di Laut Azov–untuk mempertahankan (atau mengevakuasi) puluhan ribu tentaranya di Kherson dan Krimea yang diduduki jika UKR berhasil merusak atau menghancurkan jembatan tersebut," ujar Barros melalui akun Twitter-nya.
Tidak segera jelas apa arti insiden di jembatan tersebut bagi kesepakatan yang ditengahi oleh PBB yang memungkinkan ekspor biji-bijian Ukraina melalui Laut Hitam yang aman. Ukraina dan Rusia adalah salah satu eksportir biji-bijian terbesar di dunia.
Kesepakatan PBB akan berakhir pada Senin, dengan kapal terakhir yang melakukan perjalanan di bawah kesepakatan tersebut meninggalkan pelabuhan Odessa pada Ahad, menurut saksi Reuters dan MarineTraffic.com.
Jembatan yang merupakan jembatan terpanjang di Eropa ini dibangun oleh sebuah perusahaan yang dikendalikan oleh sekutu Putin, Arkady Rotenberg. Putin telah lama memuji proyek ini dan pernah mengatakan bahwa para Tsar Rusia dan pemimpin Soviet pernah bermimpi untuk membangunnya, tapi tak pernah terwujud.
Semenanjung Krimea telah menjadi tujuan liburan favorit bagi warga Rusia, terutama setelah Moskow, melancarkan invasi ke Ukraina pada 2022 dan perjalanan ke Barat menjadi jauh lebih sulit bagi warga Rusia.
Dalam beberapa pekan terakhir, kemacetan lalu lintas menuju pintu masuk jembatan mencapai berkilo-kilometer setiap hari saat orang-orang Rusia pergi berlibur.
Pada Senin pagi, kemacetan terjadi hingga berkilo-kilometer sebelum polisi mengarahkan kendaraan untuk menjauh dari jembatan. Akun-akun media sosial menunjukkan mobil-mobil berjejer di jembatan dan pintu masuknya. Pemerintah semenanjung Krimea yang didukung Rusia mendesak warga untuk tidak melakukan perjalanan melalui jembatan tersebut.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Masuk Hari ke-500, Berapa Korban Perang Rusia-Ukraina?
Hampir 50 ribu pasukan Rusia disebut tewas dalam serangan.
SELENGKAPNYA