Oase
Titik Balik Kehidupan Sang Musisi
Yusuf Islam alias Cat Stevens menemukan hidayah Illahi sesudah membaca terjemahan Alquran.
Musisi asal Inggris Cat Stevens memeluk Islam pada Desember 1977 ketika berusia 29 tahun. Setelah menjadi seorang Muslim, ia langsung mengganti namanya menjadi Yusuf Islam. Itu pula yang menjadi nama panggungnya hingga saat ini.
Pria yang terlahir dengan nama Steven Demetre Georgiou ini dibesarkan dari keluarga yang berkecukupan secara finansial. Keluarganya menganut Kristen. Namun, beranjak remaja, dirinya merasa asing dengan agama yang dianut ayah ibunya. Kebingungan pun sempat melanda hatinya.
Saat remaja, ia berpikir bahwa Tuhan adalah uang. Hal ini disebabkan, dirinya melihat orang-orang sekelilingnya dapat membeli barang-barang mewah dengan benda tersebut. Alhasil, saat itu anak muda ini berprinsip bahwa kenikmatan apa pun bisa digapai asalkan ada uang. Semangat itulah yang mulanya melatari dirinya terjun ke dunia musik.
Tak membutuhkan waktu yang lama bagi pria kelahiran London ini untuk menjadi musisi papan atas. Dunia berada di genggamannya. Kehidupan sebagai superstar membuat ia merasa lebih besar dari apa pun di dunia ini. Ia mulai akrab dengan minuman keras dan obat-obatan.
Setelah berada di puncak kesukesesan selama satu tahun, Yusuf Islam harus dirawat di rumah sakit karena menderita TB.
Setelah berada di puncak kesukesesan selama satu tahun, Yusuf Islam harus dirawat di rumah sakit karena menderita TB akibat pola hidupnya yang tak normal. Selama dirawat di rumah sakit, ia mulai merenungkan kehidupan. Ia berpikir apakah tujuan hidupnya hanya untuk mementingkan kebutuhan tubuh saja atau ada hal lainnya yang harus dipenuhi.
Saat itu, ia menyadari bahwa musibah yang menimpanya hingga harus dirawat di rumah sakit merupakan berkah dari Allah SWT. Tuhan menegurnya melalui musibah.
"Mengapa aku di sini. Mengapa aku di tempat tidur? Dan, saya mulai mencari beberapa jawaban. Saya mulai membaca dan hal pertama saya mulai menyadari kematian," ujar Yusuf Islam, seperti dilansir islamtomorrow.com.
Musisi yang telah berusia 74 tahun ini menuturkan, saat dirawat di rumah sakit tersebut jiwanya selalu bergerak untuk mencari tahu tentang makna hidup dan kematian.
Setelah sembuh dari sakitnya, Yusuf Islam kembali membuat musik dan menciptakan lagu yang mencerminkan pikirannya sendiri. Ia menulis lagu yang berjudul "The Way to Find God Out."
Lagu-lagu yang diciptakannya semakin membuat pria kelahiran 21 Juli 1948 ini menjadi lebih terkenal di dunia musik. Ia menjadi semakin kaya dan terkenal dan pada saat yang sama ia dengan tulus mencari kebenaran dalam hidup.
Hasil pencarian sementara yang ia lakukan menyimpulkan, Buddha adalah agama yang benar dan mulia, tapi ia mengaku belum siap untuk mengucapkan selamat tinggal kepada dunia hiburan. Ia mengaku, terlalu melekat di dunia musik dan tidak siap untuk menapaki jalan biarawan dan mengisolasi diri dari masyarakat.
Pria yang pernah meraih penghargaan "Global Islamic Economy Awards for Contributions toward Peace through the Arts" 2015 ini mencoba untuk melihat kembali ke dalam Alkitab dan tidak menemukan apa-apa.
Teman Muslimnya menghadiahkan Alquran kepadanya meski Yusuf Islam saat itu belum bersyahadat.
Hadiah Alquran
Ketika itu, ia belum mengenal Islam. Namun, satu kejadian yang ia anggap sebuah keajaiban terjadi. Teman Muslimnya menghadiahkan Alquran kepadanya meski Yusuf Islam saat itu belum bersyahadat. Ia merasakan suatu kebenaran dalam Islam saat membaca kitab suci ini.
Selain itu, pengalaman saudaranya yang telah mengunjungi masjid di Yerussalem (Baitul Makdis) juga menginspirasi Yusuf Islam. Saudaranya tersebut menceritakan pengalamannya saat berkunjung ke masjid tersebut. Saudaranya mengaku terkesan dengan bangunan tersebut dan menemukan suasana damai dan tenang ketika berada di dalamnya.
Lalu, ia memutuskan untuk melakukan perjalanan ke Yerussalem. Di Yerussalem, ia pergi ke masjid yang dimaksud dan duduk di masjid tersebut. Seorang pria bertanya apa yang ia inginkan.
"Aku bilang aku adalah seorang Muslim. Dia bertanya nama saya. Saya mengatakan kepadanya nama saya Stevens. Dia bingung. Saya kemudian ikut bergabung dalam shalat walaupun saya gagal menirukan gerakannya," katanya.
Setelah mengunjungi Yerussalem, Cat Stevens kembali ke London dan menemui saudara perempuannya yang bernama Nafisa. Ia menyatakan keinginannya untuk memeluk Islam. Nafisa mengarahkan Cat Stevens ke Masjid New Regent.
Pada 1977 sekitar satu setengah tahun membaca terjemahan Alquran ia menyadari harus menyingkirkan kesombongan diri dan godaan setan. Lalu, pada Jumat, setelah shalat, ia menghadap imam dan mengucapkan syahadat.
Hati tersentuh Alquran
Seakan muncul kontak langsung dengan Tuhan. Itulah kesan mendalam yang ditangkap Yusuf Islam selama berinteraksi dan mengkaji Alquran. Pertama kali menerima hadiah ini, ia seolah dibimbing dan kian mendapatkan kejelasan dalam dirinya.
"Aku perlahan menemukan apa tujuan hidup, darimana kita berasal, dan lain sebagainya," tuturnya.
Pada titik ini, musisi yang telah menerima sembilan penghargaan dalam bidang musik ini mulai kehilangan kebanggaan dalam dirinya. Selama ini, ia menganggap bahwa apa yang telah ia raih karena kehebatan dirinya. Tapi, ternyata ia menyadari bahwa apa yang telah yang dapatkan bukanlah berasal dari kekuatannya, melainkan karena kuasa Allah.
Dari sinilah ia merasa mulai menemukan keimanannya. Pada titik itu ia seolah telah menjadi Muslim dalam sekejap ketika membaca terjemahan Alquran. Walaupun, sebenarnya pada saat itu ia belum memeluk Islam. Ia menjadi sadar bahwa semua nabi yang diutus Allah membawa pesan yang sama, yaitu tauhid.
Ia menjadi sadar bahwa semua nabi yang diutus Allah membawa pesan yang sama, yaitu tauhid.
Ketika membaca Alquran lebih lanjut, ia mulai menemukan tentang tata cara ibadah, kebaikan, dan amal. Saat itu, ia bukan Muslim, tapi ia merasa Alquran memberikan jawaban atas apa yang ia cari selama ini. Untuk itu, ia meyakini bahwa agama yang benar, yaitu Islam.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Teror Tikus di Kota Paling Romantis
Kemampuan tikus untuk bereproduksi secara cepat membuat populasi mereka melonjak.
SELENGKAPNYATikus di Paris dan Nostalgia Ratatouille
Paris dan tikus memiliki sejarah yang panjang.
SELENGKAPNYASejarah Panjang Tikus dan Paris
Selama perang Prancis-Prusia, tikus menjadi makanan pokok bagi penduduk yang kelaparan.
SELENGKAPNYA