Peristiwa
Bendungan Nova Kakhovka di Ukraina Hancur, Warga Mengungsi
Rusia dan Ukraina saling tuduh menjadi pihak yang bertanggungjawab atas ambruknya bendungan.
KHERSON -- Semburan air dari bendungan besar di Sungai Dnipro yang memisahkan pasukan Rusia dan Ukraina di selatan Ukraina membanjiri medan perang. Memaksa warga desa sekitar untuk mengungsi dan mendorong kedua belah pihak saling menyalahkan.
Ukraina mengatakan Rusia melakukan kejahatan perang dengan meledakan bendungan Nova Kakhovka yang menjadi sumber energi pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Kremlin menyalahkan Ukraina dengan mengatakan Kiev mencoba mengalihkan operasi serangan balik.
Beberapa pejabat yang ditempatkan Rusia mengatakan bendungan itu ambruk sendiri. Sementara Washington tidak yakin siapa yang bertanggung jawab. Namun Deputi Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk PBB Robert Wood mengatakan tidak masuk akal bila Ukraina yang menghancurkannya.
Kedua belah pihak tidak mengungkapkan bukti siapa yang harus disalahkan. Konvensi Jenewa melarang bendungan diserangan dalam perang karena membahayakan warga sipil.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan jaksa Ukraina sudah menghubungi Mahkamah Internasional mengenai insiden bendungan. Sebelumnya di aplikasi kirim-pesan Telegram ia mengklaim pasukan Rusia meledakan PTLA di dalam bendungan.
Bus, kereta dan kendaraan pribadi penuh membawa warga ke tempat yang lebih aman. Sementara beberapa orang mengarungi air setinggi lutut, membawa hewan peliharaan dan koper-koper.
Bendungan Nova Kakhovka memasok air untuk lahan-lahan pertanian di selatan Ukraina. Termasuk di Semenanjung Crimea yang diduduki Rusia serta untuk mendinginkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia. Baca Selengkapnya';