(Ilustrasi) Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Neckarwestheim, di Neckarwestheim, Jerman, Senin (10/4/2023). | EPAEPA-EFE/RONALD WITTEK

Ekonomi

Indonesia Seriusi Pengembangan Energi Nuklir

Opsi energi nuklir masuk dalam draf RPJPN 2025-2045.

JAKARTA -- Pemerintah mulai serius mengembangkan nuklir sebagai sumber energi masa depan lewat terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2023 Tentang Wilayah Pertambangan. Dalam beleid tersebut, pemerintah membuka diri bagi yang hendak mengembangkan wilayah pertambangan dengan potensi radio aktif di dalamnya.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif mengatakan, Indonesia memiliki potensi cadangan mineral radio aktif yang menjadi bahan baku utama nuklir. Saat ini, khususnya di wilayah tambang timah, terdapat zat radio aktif yang menjadi komponen utama nuklir.

Arifin mengatakan, pemerintah ingin memastikan komponen itu terkelola dengan baik. "Memang kita punya sumbernya. Sumbernya ada di beberapa, antara lain di hasil tambang timah. Makanya harus kita amankan karena kita perlu. Ini untuk kepentingan energi masa depan," ujar Arifin di Kementerian ESDM, Jumat (26/5/2023).

photo
Seorang pranata nuklir melakukan pengujian kepadatan pelet dari serbuk uranium untuk dijadikan bahan bakar reaktor nuklir di kawasan Reaktor Nuklir Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (11/9/2019). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/ama. - (ANTARA FOTO)

Menurut Arifin, Indonesia tak pernah alergi dalam pengembangan nuklir sebagai sumber energi. Kata dia, nuklir telah terbukti di berbagai negara sebagai sumber energi yang murah dan sustain.

Di tengah ancaman krisis energi yang melanda dunia, Arifin menekankan pentingnya bagi Indonesia melakukan langkah strategis untuk mengembangkan energi nuklir. "Jadi harus kita amankan. Kalau tidak nanti habis semua, kita hanya bisa impor," kata Arifin.

Arifin menambahkan, pengembangan energi nuklir sejalan dengan agenda besar transisi energi yang disepakati semua negara. Indonesia, kata dia, menargetkan mulai mengeksekusi pengembangan nuklir setelah 2024, lebih cepat dari target sebelumnya yang dipasang pada 2030.

"Kita harus balapan untuk bisa mengurangi emisi karena takut pemberlakuan pajak karbon kita ketinggalan, barang kita tidak kompetitif," kata Arifin.

Pengembangan energi nuklir juga sudah dimasukkan ke dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) periode 2025-2045
yang sedang disusun Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Deputi Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Bappenas Vivi Yulaswati mengungkapkan, pihaknya memasukkan ekonomi melingkar, energi bersih, dan opsi energi nuklir ke dalam dokumen RPJPN

"Kemungkinannya (RPJPN) menggunakan energi nuklir karena hitung-hitungannya kelihatannya tidak cukup kalau kita hanya mengandalkan energi terbarukan saja," kata Vivi pada pertengahan Mei.

Vivi menjelaskan, opsi pemanfaatan energi nuklir bakal mengedepankan aspek kesalahan nol agar sumber energi ini tidak menimbulkan efek buruk bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Di Indonesia, energi nuklir sejauh ini masih sebatas untuk keperluan riset, pengobatan, hingga rekayasa genetika dalam bidang ilmu pengetahuan.

Pemanfaatan nuklir sebagai sumber energi alternatif secara komersial masih belum dilakukan karena terkendala pendanaan dan masih adanya perdebatan soal keamanan pembangkit.

photo
Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) menjelaskan mesin penyaring helium yang menjadi bagian dari reaktor daya eksperimental (RDE) kepada media di Lab Simulator Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Senin (28/1/2019). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/aww. - (ANTARA FOTO)

Pemerintah bersama parlemen masih menggodok payung hukum pembangunan pembangkit setrum nuklir yang tertuang dalam Rancangan Undang-Undang Energi Baru dan Energi Terbarukan (RUU EBET).

"Di dalam konteks 20 tahun ke depan, transisi energi menjadi sangat penting karena kita tahu energi adalah darah untuk pembangunan," kata Vivi.

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan membuka peluang kerja sama dengan sektor swasta untuk membantu pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia.

Kepala Pusat Riset Teknologi Reaktor Nuklir BRIN Topan Setiadipura mengungkapkan, tidak adanya dukungan pendanaan spesifik untuk membangun PLTN komersial maupun non komersial menjadi tantangan.

"Potensi besar BRIN saat ini adalah bekerja sama dengan swasta untuk membangunnya," ujar Topan Setiadipura, belum lama ini.

Topan menjelaskan bahwa untuk membangun kompetensi yang lebih terarah maka harus ditetapkan target berupa PLTN yang terealisasi. BRIN memiliki dua konsep pembangunan PLTN yaitu konsep dengan desain yang dikembangkan oleh BRIN dan implementasi desain serta teknologi orang lain.

"Namun, tahapannya berujung pada funding untuk implementasi tersebut. Pada tahapan izin tapak dan persetujuan desain, kami siap mendukung penuh dari sisi teknis," ujarnya.

photo
Tim Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) bersama Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) melakukan dekontaminasi terhadap temuan paparan tinggi radioaktif di Perumahan Batan Indah, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Senin (17/2/2020). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/ama. - (MUHAMMAD IQBAL/ANTARA FOTO)


Topan mengungkapkan, BRIN akan lebih mudah untuk membangun reaktor riset atau non-komersial selama ada pihak yang menanggung pendanaan. BRIN juga dapat membangun reaktor komersial dengan kapasitas kecil yang hanya digunakan di kompleks pemakai, tidak dijual ke pasar, bersifat tertutup, dan hanya untuk konsumsi pemakai saja.

"Kami selalu mengajak para vendor yang memiliki teknologi yang hendak mengampanyekan teknologinya di Indonesia," ucap Topan.

Pada 16 Mei 2023, BRIN sudah melakukan pertemuan dengan tim dari PT Azet Surya Lestari membicarakan usaha merealisasikan PLTN di Indonesia. Perusahaan ini merupakan bagian dari Ultra Safe Nuclear Corporation (USNC) yang berbasis di Kota Seattle, Amerika Serikat.

Indonesia Seriusi Pengembangan Energi Nuklir

Opsi energi nuklir masuk dalam draf RPJPN 2025-2045.

SELENGKAPNYA

Konflik Rusia-Ukraina Dibayangi Perang Nuklir

Perang Ukraina dapat berlangsung lama.

SELENGKAPNYA

Ikuti Berita Republika Lainnya