
News
Rawat Keberagaman
Tahun baru Hijriyah momentum muhasabah spiritual, sosial, dan politik.
JAKARTA -- Tahun Baru Islam 1441 Hijriyah diharapkan jadi mo mentum bagi umat Islam untuk me rawat keberagaman dan persatuan. Nabi Muhammad SAW pun telah mencontohkan pentingnya hal terse but saat hijrah dari Makkah ke Madinah.
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Abdul Mu'ti mengatakan, ada banyak pelajaran yang bisa diambil dari spirit hijrah dalam konteks kemerdekaan dan kondisi Indonesia saat ini. Menurut dia, spirit hijrah yang pertama adalah membangun inklusi sosial. Hal itu sebagaimana dicontohkan Nabi Muhammad SAW yang membangun inklusi dan integrasi sosial dengan mem bangun persahabatan sejati antara sahabat muhajirin dan ansar.
Spirit hijrah yang kedua, dia menyampaikan, umat harus me matuhi hukum dan norma sosial. Sebab, kepatuhan kepada hukum merupakan prasyarat membangun bangsa yang maju, aman, dan damai. Nabi Muhammad SAW juga membuat Piagam Madinah sebagai konstitusi yang mengikat semua masyarakat.
"Di dalam Piagam Madinah, semua kelompok agama dan etnis disebut sebagai umat sehingga kedudukan dan eksistensi mereka sama," ujarnya kepada Republika, Ahad (1/9).
Adapun spirit hijrah yang ketiga, kata Mu'ti, umat harus berperan serta dan bertanggung jawab mema jukan bangsa dan negara. Dalam konteks kemerdekaan, hijrah ditandai oleh sikap cinta terhadap Tanah Air dan bangsa serta melakukan islah (pembaharuan) sosial dan politik.
Oleh karena itu, ia berharap tahun baru Hijriyah menjadi momentum bagi umat Islam untuk melakukan mu hasabah spiritual, sosial, dan politik.
Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Cholil Nafis mengatakan, ta hun baru Hijriyah dalam ke hidupan berbangsa dan ber negara memiliki makna persatuan antarseluruh elemen masyarakat.
Makna tahun baru Hijriyah adalah kohesi vitas. Saat Ra sulullah SAW hijrah bersa ma kaum muha jirin, beliau diterima oleh kaum ansar tanpa syarat, tanpa pam rih apa pun, ujar Kiai Cholil.
Ia menjelaskan, Nabi Mu hammad SAW meng guna kan cara-cara yang santun dalam mendakwahkan Islam. Dengan begitu, kehadiran Rasulullah diterima dengan baik oleh masya rakat Ma dinah. Bahkan, ujar Kiai Cholil, kaum ansar rela memberikan semua yang diinginkan Rasulullah demi me menuhi kebutuhan kaum muhajirin.
Menurut Kiai Cholil, jika umat Islam Indonesia memiliki spirit hijrah tersebut, Tanah Air akan tetap utuh.
Persatuan dan keberagaman pun penting dikedepankan untuk membangun sumber daya manusia (SDM)dan mewujudkan Indonesia menjadi negara maju. Karena itu, spirit hijrah adalah spirit membangun kohesivitas, persatuan kita, dan semangat berkorban, katanya.
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Robikin Emhas mengungkapkan, setelah terjadinya peristiwa Fathu Makkah atau pembebasan Makkah pada 630 Masehi, semangat yang melatari hijrah praktis berakhir.Kota Makkah, yang sebelumnya ditinggalkan karena dianggap tidak ramah bagi dakwah Islam, berubah karena kemuliaan akhlak Nabi Muhammad SAW.
Pada peristiwa Fathu Mak kah, pen duduk Quraisy yang lekat dengan kesom bongan dan jahiliyah tidak dipersekusi. Sebaliknya, pen duduk Quraisy dilin dungi. "Itulah spirit baru pascahijrah praktis. Hijrah kemudian diartikan sebagai perjuangan meninggalkan hal-hal buruk ke arah yang lebih baik," kata KH Robikin, akhir pekan lalu.
PBNU mengajak umat men jadi kan tahun baru Hijriyah sebagai mo mentum mem perbaiki kualitas keham baan diri di hadapan Allah SWT. Hal yang tak kalah penting adalah mem perbaiki kualitas kemanusiaan.
"Renungkanlah, sudahkah kita meng amalkan konsep persau daraan sesa ma manusia tanpa memandang suku, agama, dan jenis identitas lain seba gaimana diajarkan Nabi?"ujar dia.
Ia juga mendorong umat Islam memperkuat akidah tanpa merendahkan pemeluk agama lain. Selain itu, ia berharap tak ada lagi tindakan rasialisme di Indonesia. "Di momentum yang baik ini, saya mengajak semua pihak untuk meneguhkan kembali sikap saling menghargai dan saling menghormati sesama anak bangsa," kata KH Robikin.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berharap tahun baru Hijriyah dijadikan momentum untuk merefleksikan keindonesiaan, yakni kebersamaan seluruh masyarakat Indonesia sebagai sebuah bangsa besar yang punya banyak suku, bahasa, adat, dan agama.
Khofifah mengajak umat Islam meneladan Rasulullah SAW, yakni ketika Rasulullah SAW membangun Kota Madinah. Rasulullah berhasil membangun Kota Madinah dalam keadaan harmonis.
"Kita bangun kebersamaan kita sebagaimana Rasulullah SAW membangun Kota Madinah dalam berbagai keberagaman. Rasulullah SAW memimpin Kota Madinah dalam suasana yang harmonis, toleransi yang baik, dan moderasi di antara seluruh ma syarakat," kata Khofifah saat meng ikuti istighatsah kubra di Mapolda Jatim, Surabaya, Ahad (1/9).
Khofifah merasa Indonesia memiliki landasan kuat untuk membangun kebersamaan dengan penuh keharmonisan. Jika Rasulullah SAW membangun Kota Madinah dengan berlandaskan Piagam Madinah, Indonesia pun bisa melaksanakannya dengan berdasarkan pada konstitusi.
Ketua Umum Rabithah Alawiyah Habib Zein bin Umar bin Smith mengatakan, umat Islam Indonesia harus berhijrah untuk mengisi kemerdekaan. Menurut dia, jika umat Islam tidak mengisi kemerdekaan, ini akan diisi oleh pihak lainnya yang akhirnya menimbulkan kerugian sendiri bagi umat Islam.
Sekarang sebagai seorang Muslim harus memberikan kon tribusi bagi bangsa ini. Kalau tidak, Muslim ber arti tidak ber peran, ucapnya. Padahal, lanjut dia, para pejuang Muslim sangat berperan dalam kemerdekaan Indonesia. (dadang kurnia ed:satria kartika yudha)
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.