Ekonomi
Merdeka Battery dan VW Jajaki Kerja Sama Baterai Kendaraan Listrik
Bentuk kerja sama masih dalam tahap diskusi
JAKARTA -- Pabrikan otomotif asal Jerman, Volkswagen, dikabarkan akan berinvestasi dalam pembangunan ekosistem baterai mobil di Indonesia. PT Merdeka Battery Materials Tbk disebut menjadi salah satu perusahaan nasional yang akan bermitra dengan Volkswagen.
Presiden Direktur PT Merdeka Battery Materials Tbk Devin Ridwan mengamini rencana kerja sama tersebut. "Kami sangat mengapresiasi dan sangat senang bisa masuk dalam ekosistem, khususnya bisa kerja sama dengan Volkswagen" kata Devin, Selasa (18/4/2023).
Menurut Devin, bentuk kerja sama tersebut masih dalam tahap diskusi. Devin berharap langkah ini bisa menjadi awal yang baik bagi perseroan untuk masuk dalam ekosistem baterai kendaraan listrik. Ini dinilai sangat sesuai dengan misi perseroan selama ini.
Sebelumnya, Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, sejumlah perusahaan di Eropa menyatakan minatnya untuk berinvestasi dalam pengembagan ekosistem baterai di Indonesia. Perusahaan tersebut, yakni BASF, Eramet, dan Volkswagen melalui Power Co.
Bahlil juga menyampaikan bahwa Volkswagen melalui Power Co akan membangun ekosistem baterai mobil di Indonesia bekerja sama dengan sejumlah perusahaan, termasuk perusahaan nasional. Bahlil menilai, itu momentum tepat untuk menunjukkan Indonesia secara terbuka memberikan peluang investasi ke perusahaan di seluruh dunia.
Merdeka Battery (MBMA) pada Selasa (18/4/2023) resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). MBMA merupakan perusahaan ke-34 yang tercatat di BEI pada tahun ini.
Saat debut, MBMA langsung melesat naik ke level 955. Posisi tersebut menguat hingga sebesar 19 persen dari saat penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) di level 795.
MBMA adalah perusahaan yang melaksanakan hilirisasi dalam rantai nilai baterai kendaraan bermotor listrik. Dari IPO, MBMA melepas sebanyai 11,55 miliar saham baru.
Perseroan pun meraup dana sekitar Rp 9,2 triliun dengan nilai kapitalisasi pasar saham mencapai Rp 85,9 triliun. "Dana tersebut akan digunakan untuk pengembangan sejumlah proyek," kata Devin.
MBMA berencana menggunakan dana hasil IPO, antara lain, untuk membiayai pembangunan dan pengembangan sejumlah proyek pemrosesan nikel, seperti fasilitas high pressure acid leach (HPAL) I tahap I. Fasilitas ini memiliki kapasitas 60 ribu ton per tahun untuk menghasilkan material dalam rantai nilai bahan baku baterai kendaraan bermotor listrik.
Sebagian lainnya akan digunakan untuk memperkuat modal kerja anak usaha, di antaranya PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM) yang merupakan perusahaan tambang nikel dengan salah satu sumber daya terbesar di dunia dalam hal kandungan nikel.
Saat ini SCM memiliki sumber daya lebih dari 1,1 miliar bijih dry metric tonne yang mengandung 13,8 juta ton nikel dengan kadar 1,22 persen Ni dan 1,0 juta ton kobalt pada kadar 0,08 persen Co. Kapasitas produksi tambang SCM diperkirakan akan mencapai 14,6 juta wet metric tonnes pada 2024.
"MBMA juga akan memakai dana IPO untuk melunasi pinjaman," ujar Devin.
Hasil IPO yang diraih MBMA mencerminkan bahwa pengembangan ekosistem baterai listrik di Tanah Air mendapat sambutan positif dari para investor.
Selama proses penawaran umum, minat investor di porsi penjatahan terpusat cukup tinggi hingga terjadi kelebihan permintaan atau oversubscribed sebanyak 19,9 kali. Total saham yang dilepas melalui IPO ini sebanyak 11,5 miliar saham baru yang dikeluarkan dari portepel.
"Besarnya minat investor terhadap saham MBMA ini membuat perusahaan menerbitkan tambahan sebanyak 549,99 juta saham baru," kata Direktur Utama Indo Premier Sekuritas Moleonoto The yang merupakan salah satu penjamin emisi MBMA, Selasa (18/4/2023).
Moleonoto menjelaskan, saham IPO MBMA tidak hanya diminati oleh investor lokal, tetapi juga investor asing. Dari total 11,5 miliar saham yang dilepas ke publik, porsi investor institusi mencapai 97 persen. Sisanya dialokasikan untuk investor ritel dengan porsi investor lokal mencapai 60 persen dan investor asing sebesar 40 persen.
Direktur PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk David Agus menambahkan, sebagian besar saham MBMA dialokasikan kepada investor institusi. Namun, antusiasme investor ritel dalam IPO ini mencapai lebih dari 33 ribu pemesan. Besarnya minat investor untuk terlibat dalam IPO MBMA ini sudah terlihat sejak penawaran awal.
Menurut David, besarnya penawaran saham yang masuk menandakan investor juga sangat optimistis dengan prospek bisnis hilirisasi tambang nikel dan pengembangan rantai nilai bahan baku electric vehicle (EV) battery atau baterai kendaraan bermotor listrik. "IPO MBMA ini sejalan dengan momentum global yang mendorong lebih banyak penggunaan energi bersih, termasuk penggunaan EV battery," kata David.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.