
Motivasi Alquran
Ramadhan dan Alquran
Ramadhan dideklarasikan oleh Allah SWT sebagai bulan Alquran.
DIASUH OLEH USTAZ DR AMIR FAISHOL FATH; Pakar Tafsir Alquran, Dai Nasional, CEO Fath Institute
Menarik ketika dalam surah al-Baqarah [2]: 185, Allah SWT menyandingkan antara Alquran dan kata Ramadhan (syahru ramadahanal ladzii unzila fiihil quraan). Sebagai nama khusus bulan puasa, Ramadhan dideklarasikan oleh Allah SWT sebagai bulan Alquran.
Pemahaman ini semakin jelas ketika Rasulullah SAW setiap bulan Ramadhan berduaan dengan malaikat Jibril memurajaah Alquran. Jejak ini diikuti oleh para sahabat, yang secara bertahap mereka menghafalkannya dari apa yang mereka dengar secara sima’i melalui apa yang Nabi SAW bacakan dalam shalatnya.
Allah SWT telah mengaruniai hafalan yang kuat kepada sejumlah sahabat sehingga mereka begitu mudah mengulang-ulang membacanya. Setiap saat, dari rumah-rumah para sahabat selalu terdengar suara mendengung seperti suara lebah orang-orang membaca Alquran (yusma’ mim buyuutihim shatun ke dzawin nahl).
Bila kata ramadhan secara bahasa artinya panas membara, maka maksudnya adalah pembakaran dosa-dosa. Di sini penyandingannya dengan Alquran dalam ayat di atas memberikan pesan bahwa semakin seorang hamba memperbanyak membaca Alquran, maka akan semakin banyak dosa yang gugur.
Logikanya bahwa kebaikan yang didapat karena membaca Alquran hitungannya per huruf.
Logikanya bahwa kebaikan yang didapat karena membaca Alquran hitungannya per huruf. Bayangakan, jika setiap huruf dihitung satu kebaikan (kullu harfin hasanah), lalu karena keberkahan Ramadhan dilipatgandakan menjadi sepluh kali lipat (yudha’af ilaa ‘asyri amtsaalihaa).
Bahkan, dalam riwayat lain dilipatgandakan menjadi 700 kali lipat (bal ilaa sab’u mi’ati dhi’fin), sungguh tak terhingga pahala yang didapat oleh seorang hamba yang mengkhatamkan Alquran berkali-kali selama Ramadhan. Nabi SAW menjelaskan bahwa setiap kebaikan akan memakan dosa seperti api memakan kayu bakar.
Dengan makna ini jelas bahwa memperbanyak membaca Alquran di Ramadhan akan semakin membersihkan dosa-dosa.
Memang penyandingan Alquran dan Ramadhan dalam ayat tadi menunjukkan bahwa kemuliaan Ramadhan adalah karena diturunkan di dalamnya Alquran. Ini benar karena memang segala sesuatu yang dihubungkan dengan Alquran menjadi mulia semulia Alquran.
Maka bisa dipastikan apapun dan siapapun yang menempel kepada Alquran akan keagungan sebagaimana Alquran. Para ulama sepakat bahwa paling mulianya ilmu adalah uluumul Quran.
Malaikat Jibril menjadi panglima para malaikat karena membawa Alquran. Rasulullah SAW menjadi pemimpin para Nabi SAW karena menerima Alquran. Kota Makkah menjadi agung seperti dalam sumpah-Nya, "wa haadzal baladil amiin", adalah karena di dalamnya diturunkan Alquran.
Tema pokok surah al-Baqarah adalah tentang kepemimpinan. Di sini menarik untuk diungkap bahwa seorang pemimpin yang baik adalah ketika memaknai Ramadhan tidak saja secara ritual melainkan ia berusaha masuk ke dalamnya dengan penuh penjiwaan.
Lebih dari itu, ia berusaha memaksimalkan kemampuannya untuk terus berinteraksi dengan Alquran sebagai pedoman hidupnya. Karena itu, Allah SWT sebuatkan tujuan diturunkannya Alquran sebagai petunjuk bagi manusia (hudal linnaasi) yang dengannya seorang hamba bisa membedakan antara haq dan bathil (wa bayyinaatin minal hudaa wal furqaan).
Maksudnya, orang yang ikut Alquran dengan pemahaman yang benar tidak akan pernah salah jalan. Sebab, ia ibarat orang yang berjalan di bawah cahaya. Maka dengan yakin, ia melangkah kepada kebijakan yang tidak saja memberikan kemaslahatan, tetapi juga keselamatan di dunia dan akhirat.
Penutup ayat di atas berbunyi "la’allakum tasykuruun" (agar kamu bersyukur) ini mengandung makna bahwa di antara cara mensyukuri nikmat Ramadhan adalah bukan hanya mencukupkan diri dengan ritual puasa, tetapi lebih dari itu hendaklah memperbanyak membaca Alquran.
Sebab, boleh jadi orang yang hanya berpuasa tetapi tidak menyibukkan diri dengan Alquran, maka tidak mustahil ia akan habiskan waktu Ramadhan dengan kesia-siaan.
Inilah yang kata Nabi SAW, ia tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali hanya lapar dan haus (HR Imam Nasai).
Lasminingrat, Perempuan Pelopor dari Sunda
Lasminingrat mempunyai andil pada lembaga pendidikan yang akan didirikan oleh Dewi Sartika.
SELENGKAPNYAPertolongan Allah di Gua Tsur
Saat berhijrah, Nabi SAW dan sahabatnya sempat bersembunyi di Gua Tsur, hindari kejaran kafir Quraisy.
SELENGKAPNYAPenggunaan Tasbih untuk Zikir
Terdapat catatan sejarah mengenai penggunaan tasbih atau benda semisal itu untuk zikir.
SELENGKAPNYA