ChatGPT dan dampaknya terhadap dunia | Republika/Daan Yahya

Inovasi

Revolusi AI dan Potensi Merevolusi Dunia

AI diperkirakan akan membuat perubahan terbesar yang pernah ada dalam sejarah.

Munculnya kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dinilai akan membawa perubahan yang berkali lipat lebih besar dibandingkan perubahan yang dirasakan ketika ditemukannya listrik dan internet. Namun, apakah kita sudah siap?

AGI, yang didefinisikan sebagai kecerdasan buatan dengan kemampuan kognitif manusia, dan bukan kecerdasan buatan yang lebih sempit, seperti ChatGPT, terus menjadi berita utama. Kehadiran teknologi yang satu ini, dapat membebaskan manusia dari tugas-tugas yang membosankan dan mengantarkan pada era baru kreativitas.

Namun, pergeseran paradigma yang bersejarah ini juga dapat mengancam pekerjaan dan menimbulkan masalah sosial yang tidak dapat diatasi. Menurut kepala eksekutif perusahaan rintisan Runway di Amerika Serikat (AS), Siqi Chen, AI akan membuat perubahan terbesar yang pernah ada dalam sejarah.

photo
epa07676056 A robot is displayed during the 2019 international artificial intelligence and robotics innovation eco-system forum of Nanjing Tech Week in Nanjing, Jiangsu province, China, 27 June 2019. Nobel Prize winners, Chinese and foreign academicians and guests from 45 countries are attending the Nanjing Tech Week that runs from 26 to 30 June. EPA-EFE/WU HONG - (EPA)

"Dan perubahan yang menarik dan menakutkan ini ibarat pisau bermata dua. Kita bayangkan AGI bisa dimanfaatkan untuk mengatasi perubahan iklim, misalnya, tetapi juga AGI akan dimanfaatkan untuk lebih banyak hal," kata Chen seperti dilansir dari Japan Today, Rabu (22/3/2023).

Perilisan ChatGPT akhir tahun lalulah yang membawa ide AGI yang telah lama diimpikan menjadi satu lompatan besar menuju kenyataan. OpenAI, perusahaan di balik perangkat lunak generatif yang menghasilkan esai, puisi, dan kode komputasi berdasarkan perintah, pekan lalu merilis versi yang lebih kuat dari teknologi yang mengoperasikannya, GPT-4.

Dikatakan, teknologi ini tidak hanya dapat memproses teks, tetapi juga gambar dan menghasilkan konten yang lebih kompleks, seperti pengaduan hukum atau video gim. Dengan demikian, teknologi ini menunjukkan kinerja tingkat manusia pada beberapa tolok ukur.

photo
Teknologi Robot (ilustrasi) - (Unsplash/Posessed Photography)

Keberhasilan OpenAI, yang didukung oleh Microsoft, telah memicu persaingan karena raksasa teknologi berusaha untuk mendorong alat AI generatif mereka ke tingkat lanjutan, meskipun mereka tetap waspada terhadap chatbot yang keluar dari jalur.

Saat ini, asisten digital yang menggunakan AI dari Microsoft dan Google sudah bisa menjadi notulen, menyusun surel, membuat situs web, membuat kampanye iklan, dan banyak lagi. Semua itu memberikan kita gambaran sekilas tentang kemampuan AGI pada masa depan.

Kecerdasan buatan juga dapat memangkas biaya, menurut beberapa pihak. Arsitek asal Inggris, Joe Perkins, membuat cicitan bahwa dia menggunakan GPT-4 untuk proyek pengodean, yang menurut seorang pengembang biaya pengodean akan menghabiskan biaya 6.000 dolar AS dan memakan waktu dua pekan.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by ChatGPT by OpenAI (@chatgpt.official)

"Tapi, dengan GPT-4 bisa menghasilkan hal yang sama dalam tiga jam, dengan biaya 0,11 dolar AS. Benar-benar membingungkan," kata dia.

Hal ini pada akhirnya menimbulkan pertanyaan tentang ancaman terhadap pekerjaan manusia. Chen mengakui, suatu hari nanti teknologi ini dapat membangun usaha rintisan seperti miliknya, atau versi yang lebih baik lagi.

"Bagaimana saya bisa mencari nafkah dan tidak menjadi tunawisma?" tanyanya, seraya menambahkan bahwa ia berharap ada solusi baru yang akan muncul.

Kecerdasan buatan yang ada di mana-mana juga menimbulkan tanda tanya atas keaslian kreatif karena lagu, gambar, seni, dan lainnya dibuat oleh perangkat lunak, bukan oleh manusia. Di sisi lain, manusia juga mungkin saja menghindari sekolah atau pendidikan, dan lebih mengandalkan perangkat lunak untuk berpikir.

Dampak besar kecerdasan buatan juga diperkirakan Sharon Zhou, salah satu pendiri perusahaan AI generatif. Dia mengatakan, AGI mungkin datang lebih cepat daripada yang bisa kita proses. Teknologi ini, menurut dia, menimbulkan pertanyaam eksistensial bagi umat manusia. 

 
Kecerdasan buatan yang ada di mana-mana juga menimbulkan tanda tanya atas keaslian sebuah karya. 
 
 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Kisah Talut Melawan Jalut, Momen Krusial Bani Israil

Pasukan Talut berhasil melawan Jalut sehingga Bani Israil pun kembali berkuasa.

SELENGKAPNYA

Contoh Buruk Orang Berilmu, Si Manipulator Ayat Alquran

Inilah kisah Abdullah bin Sarah, orang berilmu tetapi memanipulasi ayat Alquran.

SELENGKAPNYA

Bolehkah Muslimah Azan dan Iqamah?

Perempuan tidak perlu mengumandangkan azan walaupun mereka melakukan jamaah hanya bersama perempuan.

SELENGKAPNYA