
Internasional
Paris Membara, Tumpukan Sampah Dibakar
Parlemen Prancis gagal loloskan mosi tidak percaya.
PARIS -- Paris membara. Pengunjuk rasa membakar tumpukan sampah di pusat kota Paris setelah pemerintah Presiden Emmanuel Macron lolos dari mosi tidak percaya mengenai reformasi sistem pensiun di parlemen.
Perbandingkan suara mosi tidak percaya yang tripartisan hasilnya lebih tipis dari yang diperkirakan. Sekitar 278 anggota parlemen mendukungnya, hanya kurang sembilan suara untuk mencapai 287 yang diperlukan agar berhasil.
Mosi tak percaya itu digelar setelah sejak beberapa waktu belakangan, para pekerja di Prancis, termasuk petugas kebersihan melakukan mogok panjang memrotes kebijakan reformasi pensiun yang dilancarkan Presiden Emmanuel Macron.

Macron mengusulkan menaikkan usia pensiun sebanyak dua tahun menjadi 64 tahun. Ia berpendapat, reformasi pensiun diperlukan untuk memperkuat ekonomi negara dan mencegah sistem pensiun jatuh ke dalam defisit seiring meningkatnya usia penduduk.
Mosi tidak percaya diharapkan bisa menggagalkan rencana tersebut. Namun dengan hasil pemungutan suara di parlemen kemarin, rencana legislasi tersebut jalan terus.
Para pengunjuk rasa tak diam menyusul keputusan parlemen itu. Pada Senin (20/3) di beberapa jalan paling bergengsi di Paris, pemadam kebakaran bergegas memadam api dari tumpukan sampah yang tidak angkut karena mogok kerja petugas kebersihan. Sementara pengunjuk rasa terlibat kejar-kejaran dengan polisi.
Sedangkan di kota barat daya Bordeaux, sekitar 200-300 orang, kebanyakan anak muda, berkumpul menentang reformasi dan meneriakkan "Macron, mundur!". Beberapa tempat sampah dibakar saat massa meneriakkan "Kondisi ini akan meledak."
Selama tiga malam terakhir, bentrokan terkait reformasi pensiun, di Paris dan di seluruh negeri. Peristiwa ini mengingatkan pada protes Rompi Kuning yang meletus pada akhir 2018 karena tingginya harga bahan bakar.
Hari kesembilan pemogokan dan protes nasional dijadwalkan pada Kamis (23/3). "Tidak ada yang bisa menahan mobilisasi pekerja," kata serikat pekerja CGT setelah pemungutan suara.
Kelompok ini menyerukan pekerja untuk meningkatkan aksi industri dan berpartisipasi secara besar-besaran dalam pemogokan dan demonstrasi.

Pada Kamis (16/3) lalu polisi menembakan gas air mata dan menyerang pengunjuk rasa setelah mosi tidak percaya hampir tidak lolos untuk disahkan. Serikat buruh dan partai oposisi mengatakan akan meningkatkan demonstrasi untuk mengubah hasil pemungutan suara.
Tidak lama setelah hasil pemungutan suara mosi tidak percaya diumumkan, anggota parlemen dari La France Insoumise (LFI) berteriak "mundur!" ke Perdana Menteri Elisabeth Borne dan mengangkat papan bertuliskan: "Kita akan bertemu di jalan."
"Ini belum selesai, kami akan terus melakukan apa yang bisa kami lakukan agar reformasi (pensiun) ini dicabut," kata ketua kelompok LFI di Parlemen, Mathilde Panot.

Partai oposisi juga akan menggugat undang-undang reformasi pensiun ke Dewan Konstitusional yang dapat membatalkan sebagian atau seluruh legislasi itu bisa dianggap melanggar konstitusi.
Mosi tidak percaya kedua yang diajukan partai sayap kanan National Rally (RN) juga gagal setelah hanya mengumpulkan 94 suara. Partai oposisi lain mengatakan mereka tidak akan memberikan suara.
Pemimpin sayap kanan Marine Le Pen mengatakan Borne harus mundur. Ia mengatakan Macron harus menggelar referendum mengenai reformasi pensiun tapi tampaknya presiden tidak akan melakukannya. "Ia tuli pada apa yang rakyat Prancis inginkan," kata Le Pen pada wartawan.
Tata Cara Shalat di Pesawat Hingga di Luar Angkasa
Alasan utama shalat di pesawat terbang karena waktu shalat telah masuk dan tidak mungkin menunggu hingga mendarat.
SELENGKAPNYABeda Metode Hisab dan Rukyat dalam Menentukan 1 Ramadhan
Cara hisab bisa dilakukan dengan menggenapkan bilangan bulan sebelumnya yaitu Syaban.
SELENGKAPNYAMereka Itu tidak Sama
Agama telah mengajarkan kita suatu sikap toleran terhadap umat beragama lain.
SELENGKAPNYA