
Uswah
Lawan Propaganda LGBT Lewat Konten Tiktok
Shumirun Nessa mendapatkan serangan karena kritis terhadap LGBT.
Oleh IMAS DAMAYANTI
Kampanye dan propaganda komunitas lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) di dunia internasional semakin nyata. Tak sedikit dari kalangan mereka bahkan yang blak-blakan menyuarakan misinya.
Mereka bahkan tak segan melakukan kekerasan kepada orang-orang yang melakukan perlawanan terhadap propaganda tersebut.
Shumirun Nesaa menjadi salah satu konten kreator yang mengkritik propaganda LGBT untuk anak-anak. Dilansir di Aljazirah, Kamis (16/3/2023), muslimah asal Inggris itu pernah diserang karena mengkritik aktivis LGBT, Jeffrey Marsh, seorang non-biner Amerika.
Non-biner adalah sebuah istilah yang merujuk pada penggambaran seseorang tentang identitas yang tidak mengacu kepada perempuan atau laki-laki.

Selama ini Shumirun Nessa dikenal sebagai seorang komedian muslimah Tiktok dan membagikan beragam konten komedi. Akun Tiktok Shumirun Nessa memiliki 7 juta followers. Shumirun merupakan seorang kreator konten yang cukup dikenal di masyarakat Inggris dan dunia.
Usai mengkritik Marsh lewat konten Tiktok-nya di platform media sosial, Shumirun sering dibanjiri dengan beragam komentar. Tetapi pertikaian terbaru tampaknya telah melampaui batas dunia maya dan memicu konflik daring tentang gender dan hak anak.
Bentrokan dimulai pada bulan lalu, ketika Marsh, mengunggah sebuah video yang mengatakan, "Berhenti memberi tahu orang trans bahwa kami menginspirasi."
Shumirun Nessa kemudian menggunakan video itu sebagai latar belakang klipnya sendiri untuk meminta Marsh berhenti menyuruh anak-anak menggunakan platform Patreon, dan mengobrol dengan Marsh secara pribadi tanpa sepengetahuan orang tua mereka.
Nessa, yang menampilkan diri sebagai komedian dengan akun @therealoverloadcomedy, sebelumnya pernah mem-posting video yang mengkritik Marsh di aplikasi media sosial milik Cina tersebut.
therealoverloadcomedy Please, I don't want communities fighting. Please let's live together peacefully. At the end of the day we are all human beings and I don't want anyone getting hurt. Thank you. original sound - Shumirun Nessa
Dia mengatakan, Marsh mendorong anak-anak untuk mengirim pesan secara pribadi di Patreon, yang merupakan platform untuk pembuat konten daring. Konten tersebut disamakan dengan perawatan meski pada kenyataannya, mengampanyekan LGBT untuk anak. Marsh bahkan sudah memproduksi jutaan penayangan.
Nessa yang merupakan Muslimah berjilbab itu mengatakan, orang-orang memanggilnya transfobia dan menyerang agamanya. Konsekuensinya, Shumirun Nessa mendapatkan beragam serangan. Beberapa foto diri Nessa tanpa jilbab tersebar ke mana-mana tanpa persetujuan sama sekali darinya.
Tak hanya itu, Nessa juga kerap mendapatkan serangan, salah satunya perusakan mobil pribadi miliknya. Meski tegar menyuarakan kritiknya terhadap kalangan LGBT, Shumirun Nessa tetap meminta agar serangan terhadap dirinya jangan sampai diarahkan kepada sang anak.
"Maaf, tolong jangan datang (menyakiti) untuk anak-anak saya,” ujar Shumirun Nessa dalam sebuah video yang diunggah pada (12/3/2023).
Maaf, tolong jangan datang (menyakiti) untuk anak-anak saya.SHUMIRUN NESSA
Pro dan kontra di dunia maya muncul di tengah perdebatan dunia tentang pertanyaan mengenai identitas, termasuk gender. Dalam salah satu video mereka, Marsh terlihat berkata, "Orang tuamu mengacau", tetapi mereka tidak mengatakan siapa penontonnya.
Marsh melanjutkan dengan mengatakan, "Itulah mengapa saya membuat Patreon agar kita dapat membicarakannya, lalu kita dapat terhubung dengan cara yang lebih privasi, sehingga kita dapat berbicara satu sama lain dengan cara yang lebih terbuka."
Namun, orang-orang yang disebut kritis terhadap gender yang percaya bahwa seks bersifat biologis dan tidak boleh disamakan dengan identitas gender telah berbicara untuk mendukung Nessa.
Mereka mengaku ingin melindungi anak-anaknya. "Dia mendapat kebencian yang tak terbayangkan, dan dia tetap pada pendiriannya. Inilah yang terlihat seperti melindungi anak-anak. Sejuta dukungan untuk wanita pemberani ini," tulis sebuah cuitan di Twitter.
Penulis feminis Julie Bindel pun juga berkomentar dalam akun Twitter-nya bahwa apa yang dilakukan Jeffrey Marsh adalah sebuah tindakan yang mengganggu. Konten-konten Marsh menunjukkan jika kreator konten dan pengikutnya tersebut adalah misoginis.
Atas komentarnya tersebut, Bindel pun mendapatkan ancaman dan kerap mendapatkan serangan kekerasan.
Ratusan Bal Pakaian Impor Bekas Senilai Rp 10 M Dimusnahkan
Konsumen diharapkan mengutamakan pembelian pakaian baru hasil industri dalam negeri.
SELENGKAPNYADalih Anies Ketika Dianggap Curi Start Kampanye
Bawaslu meminta Anies mengikuti aturan main yang telah diatur.
SELENGKAPNYAMeninggal di Hari Jumat Terlindung dari Azab Kubur?
Permasalahan soal keutamaan orang yang wafat pada hari Jumat berkutat pada takhrij hadis dari Imam Tirmidzi
SELENGKAPNYA