Hikmah
Berilah Nasihat Secara Santun
Bila disampaikan secara santun, nasihat akan membekas di hatinya.
Oleh SAFWANNUR
Satu di antara ciri orang beriman yang disebutkan dalam QS al-'Ashr ayat 3 adalah saling menasihati dalam kebaikan maupun kesabaran. Orang-orang yang memiliki sifat ini tidak termasuk ke dalam golongan manusia yang merugi (khusr).
Mereka bisa mengoptimalkan waktu yang Allah SWT berikan dengan memperbanyak amalan produktif. Di antaranya dengan saling menasihati antara sesama yang merupakan salah satu dari enam hak sesama Muslim, sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Apabila ia meminta nasihat kepadamu maka nasihatilah ia" (HR Muslim).
Saling memberi nasihat adalah budaya Islam yang harus dilestarikan dan dijunjung tinggi.
Dalam menjalankan roda kehidupan tentu manusia tidak luput dari kekhilafan yang kadang tanpa disadari. Oleh sebab itu, peran teman dibutuhkan untuk memberi nasihat di kala salah jalan dengan cara yang santun dan tidak menyakiti hati.
Saling memberi nasihat adalah budaya Islam yang harus dilestarikan dan dijunjung tinggi. Rasulullah SAW bersabda, "Tamim ad-Dary RA berkata, Nabi SAW bersabda, 'Agama itu nasihat.' Kami bertanya, 'Untuk siapa?' Beliau bersabda, 'Untuk Allah, kitab-Nya, rasul-Nya, para pemimpin dan kaum muslimin'." (HR Muslim).
Nasihat adalah perbuatan baik yang harus dilakukan dengan cara yang baik pula. Sebagus apa pun konten nasihat jika tidak diiringi dengan penyampaian yang santun, maka tidak akan tembus ke relung hati orang yang dinasihati. Bahkan, bisa jadi akan menimbulkan rasa sakit hati dan permusuhan.
Namun, bila disampaikan secara santun itu akan membekas di hatinya dan menjadi bahan kontemplasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik di masa mendatang.
Inti dari nasihat adalah menginginkan kebaikan kepada yang dinasihati.
Inti dari nasihat adalah menginginkan kebaikan kepada yang dinasihati, sebagaimana diungkapkan al-Khattabi yang dikutip oleh Ibnu Rajab dalam kitabnya Jami’ al-‘Ulum wa al-Hikam, "Nasihat adalah kata ungkapan yang bermakna menginginkan kebaikan kepada orang yang ditujukan nasihat."
Di antara adab memberi nasihat adalah tidak menasihati atau memberi teguran di depan umum. Sebab, hal itu sama saja dengan mempermalukannya dan dapat menghilangkan wibawa yang menasihati itu sendiri.
Nasihat terbaik adalah di kala dia sedang sendiri, hanya berbicara empat mata sehingga tidak diketahui oleh orang lain. Imam Asy-Syafi’i rahimahullah menulis dalam kitabnya Diwan al-Imam asy-Syafi’i.
"Berilah nasihat kepadaku ketika aku sendiri, jauhilah memberikan nasihat di tengah-tengah keramaian. Sesungguhnya nasihat di tengah-tengah manusia itu termasuk penghinaan, aku tidak suka mendengarkannya. Jika engkau menyelisihi dan menolak ucapanku, maka janganlah engkau marah jika kata-katamu tidak aku turuti."
Sebagai Muslim sejati, kita harus siap menjadi penasihat terbaik terhadap saudara kita yang mungkin melakukan kekhilafan. Akan tetapi, kita juga tidak boleh menutup diri untuk menerima nasihat manakala kita salah.
Hal ini karena memang manusia tidak pernah luput dari salah, terlepas besar atau kecilnya kesalahan itu. Mari galakkan budaya saling menasihati dalam kehidupan kita.
Apalagi di era digital seperti sekarang, manfaatkanlah media sosial yang kita miliki untuk menebarkan nasihat yang bisa bermanfaat bagi orang lain dan tentu saja bagi diri kita sendiri.
Ketika Akasyah Hendak 'Memukul' Nabi
Akasyah seakan-akan hendak memukul Nabi sebagai balasan dahulu di Uhud.
SELENGKAPNYASaat Ali bin Abi Thalib Minum Sambil Berdiri
Mengharamkan yang halal sama dengan menghalalkan yang haram.
SELENGKAPNYASang Muslimah Pembela Khalifah Utsman
Dengan berani, Nailah binti al-Farafishah menjadi tameng Khalifah Utsman kala hadapi pemberontak.
SELENGKAPNYA