Suasana gedung Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran,, Jakarta Pusat, Jumat (3/2/2023). | Eva Rianti/Republika

Nusantara

Bagaimana Setelah Wisma Atlet tak Berpenghuni?

Ada usulan menjadikan RSD Wisma Atlet sebagai pemukiman.

OLEH EVA RIANTI

Bunyi sirine ambulans tak henti-hentinya mengantar datang pasien. Orang-orang tiba dengan koper-koper besar seperti hendak bepergian jauh. Sebagian, memang tak pulang lagi.

Mereka mengantre menuju instalasi gawat darurat untuk transit sebentar kemudian menuju kesendirian di kamar-kamar isolasi. Ribuan jumlahnya.

Pada masa-masa paling kelam selama musim pandemi Covid-19, demikianlah penampakan di Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat.

Mulai dioperasikan pada Maret 2020 sebagai salah satu upaya menanggulangi wabah, tempat penginapan para atlet pada Asian Games 2018 itu berperan krusial. Menara-menaranya seketika difungsikan sebagai lokasi isolasi.

photo
Pasien Covid-19 menaiki bus untuk di evakuasi di Puskesmas Kecamatan Setiabudi, Jakarta, Rabu (9/2/2022). Sebanyak 13 warga yang terinfeksi Covid-19 dievakuasi menuju Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran untuk menjalani perawatan. - (Republika/Thoudy Badai)

Pada puncak-puncak penularan, semisal Juni 2021 lalu, hampir lima ribu manusia memenuhi kapasitas puncak lokasi itu. Hingga akhir 2022 lalu, tercatat 131.195 alumni sentra isolasi tersebut. Sedikitnya 16 ribu relawan sempat bertugas di sana.

Saat ini lain kondisinya. RSDC Wisma Atlet Kemayoran telah kosong sejak memasuki tahun 2023. Meski masih ada seratusan relawan, termasuk tenaga medis yang siaga di RSDC tersebut hingga Maret 2023 mendatang.

Pada Jumat (3/2), kondisi di Tower 6 yang masih dioperasikan untuk melayani keperluan medis pasien Covid-19, tampak sepi. Sejumlah kursi yang didesain berjarak sekitar satu meter sama sekali tidak terisi oleh siapa pun, alias kosong. Tak ada kesibukan apa pun yang tampak di lokasi tersebut, tapi ada satu atau dua orang relawan yang berada di area meja resepsionis.

photo
Suasana gedung RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (3/2/2023). - (Eva Rianti/Republika)

“Sejak 30 Desember 2022 pasien nol, sampai hari ini,” kata Koordinator Humas Wisma Atlet Kemayoran, Mintoro Sumego atau kerap disapa Mego, saat dihubungi Republika, akhir pekan lalu.

Mego mengatakan, meskipun sudah tidak ada pasien sama sekali, pihaknya masih berjaga-jaga jika sewaktu-waktu terjadi kembali ledakan penularan Covid-19 sebagai upaya antisipasi. Berbagai fasilitas medis serta tenaga medis juga disiagakan.

“Tower 6 diisi oleh para relawan yang masih ada sekitar 181 relawan. Kita perintahkan (standby) sampai 31 Maret 2023,” tuturnya.

Di tower tersebut tercatat ada 1.147 bed yang disiagakan, di antaranya 96 bed ICU dan 30 bed UGD.

Mego berharap tidak ada lagi ledakan Covid-19 yang akan terjadi, seiring dengan melandainya kasus Covid-19 diiringi kebijakan pemberhentian PPKM dan digencarkannya vaksinasi. Namun, menurut dia, Wisma Atlet tetap perlu menjadi lokasi yang siaga menampung pasien dalam jumlah besar kaitannya dengan bencana, tidak hanya pandemi.

photo
Suasana gedung RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (3/2/2023). - (Eva Rianti/Republika)

“Kita mengajukan Wisma Atlet (tetap) jadi RS yang bisa menampung dalam jumlah besar atau massal, belajar dari Covid-19. Kan kita masih istilahnya menghadapi bencana biologis, mungkin ke depan ada bencana nuklir kah, kimiawi kah, kan jumlahnya banyak juga. Kemarin Covid-19 pasien sampai 7.000 kalau tidak standby agak sulit, tapi siapa yang mengawasi bukan ranah saya,” kata dia.

Saat pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia, Wisma Atlet yang mulanya merupakan lokasi penginapan atlet Asian Games 2018 disulap menjadi Rumah Sakit Darurat Covid-19, tepatnya pada 23 Maret 2020. Presiden Joko Widodo yang langsung meresmikannya waktu itu.

Sepinya Wisma Atlet belakangan juga memunculkan isu-isu menyeramkan. "Saya kan terlibat dalam pengelolaan Wisma Atlet sebagai RSD Covid-19, bukan ranah saya mau banyak kuntilanak atau apa,” kata Mego.

Terkait dengan pemanfaatan Wisma Atlet lebih lanjut, Mego menyampaikan adanya potensi menjadi rumah sakit, terutama di Tower 6 yang berisikan fasilitas medis yang cukup memadai. Sementara tower-tower lainnya, yakni Tower 1, 2, 3, 4, 5, dan 7 secara desain lebih cenderung ke arah hunian.

photo
Tenaga kesehatan memanjatkan doa saat mengikuti prosesi pelepasan jenazah Tiur Octavia (24 tahun) yang merupakan salah satu relawan tenaga kesehatan di RSD Wisma Atlet Kemayoran di Jakarta, Rabu (23/2/2022). - (Republika/Thoudy Badai)

“Karena kita bicara Wisma Atlet sebagai RSD memang dari desain Wisma Atlet yang tadinya tempat tinggal jadi RS, terutama di Tower 6 dikondisikan untuk kedaruratan. Ada disediakan 96 bed ICU, 30 bed IGD, belum lagi sentral oksigen, dan alat-alat medis lainnya ada. (Rekomendasi) untuk RS masih bisa. Kalau tower lain lebih ke perawatan isolasi, jadi lebih ke hunian,” ujarnya.

Sebelumnya, Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Ida Mahmudah meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengalihkan fungsi gedung Wisma Atlet Kemayoran dari lokasi isolasi pasien Covid-19 menjadi rumah susun sederhana sewa atau rusunawa, sejalan dengan melandainya kasus Covid-19. Dia menilai lebih baik dikelola agar lebih bermanfaat daripada dibiarkan kosong dan menciptakan suasana menyeramkan.

“Wisma Atlet daripada mangkrak, lama kosong, banyak kuntilanaknya, Pak. Serius, karena dekat rumah saya, saya tahu itu tempatnya kuntilanak,” kata Ida dalam rapat Komisi D, Rabu (1/2).

 
Serius, karena dekat rumah saya, saya tahu itu tempatnya kuntilanak.
 
 

Ida menyebut sebenarnya, rencana pemanfaatan Wisma Atlet tersebut sudah digaungkan sebelum pandemi Covid-19 melandai. Menurut penuturannya, sempat dilakukan koordinasi bersama dengan mantan sekretaris daerah (sekda) DKI Jakarta (alm) Saefullah mengenai hal itu. Sejalan dengan melandainya kasus Covid, rencana itu perlu direalisasikan.

“Sekarang mumpung saya ingat, saya pikir tidak ada salahnya juga Pemda DKI memproses itu. Untuk kita minta jadikan rusun atasnya, bawahnya kita buat rumah sakit, rumah sakit anaklah, kita kan butuh,” kata dia.

Menurut Ida, Pemprov DKI Jakarta bisa mengupayakan hal itu. Terlebih berkaca dari alih fungsi terhadap Rusunawa Pasar Rumput, Jakarta Selatan. Rusunawa tersebut disiapkan oleh Pemerintah Pusat yang bergulir pengelolaannya diberikan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. “Kita sudah berhasil yang di Pasar Rumput, nah sekarang tambah lagi Wisma Atlet," ujarnya.

Menggali Aspek Kesyariahan Piagam PBB

Di dalam khazanah fikih kita, relasinya itu relasi konflik.

SELENGKAPNYA

Pegiat Medsos Diminta Dorong Legalisasi Jilbab Pramugari

Seharusnya isu tentang hak warga untuk berjilbab sudah lama selesai.

SELENGKAPNYA

Ulil Abshar: Fiqih Peradaban Sumbangan NU untuk Dunia

Peradaban itu dimensinya banyak, tapi yang dibahas di sini adalah tentang fikih siyasah.

SELENGKAPNYA

Ikuti Berita Republika Lainnya