Leila Ali Almi | Facebook/Leila A Elmi

Uswah

Leila Ali Elmi, Lawan Islamofobia di Swedia

Leila menuding Paludan merupakan bagian dari kelompok yang memusuhi Islam.

OLEH IMAS DAMAYANTI

Leila Ali Elmi merupakan salah satu politisi asal Swedia yang berhijab. Kiprahnya dalam parlemen Swedia begitu berani. Dia bahkan tak segan mengkritik perilaku Islamofobia dan menyuarakan hak-hak umat Islam di negara tersebut.

Dilansir laman CNN, Kamis (26/1), Leila Ali Elmi merupakan anggota dari the Swedish Riksdag sejak 2018. Dia berhasil masuk ke dalam parlemen dengan kendaraan partai politiknya, yakni Green Party atau Partai Hijau.

Saat kasus pembakaran Alquran yang dilakukan politisi Swedia-Denmark Rasmus Paludan, Leila turut mengecam perilaku tersebut. Menurut dia, apa yang dilakukan Paludan merupakan tindakan kriminal yang bernuansa rasial.

"Yang dilakukan Rasmus Paludan adalah tindakan kriminal. Dia tidak menghargai kepercayaan dan agama orang lain," kata Leila.

photo
Leila Ali Elmi - (Facebook/Leila A Elmi)

Lebih lanjut, dia mengajak publik untuk mengenali Rasmus Paludan lebih dalam. Menurut Leila, Paludan merupakan sosok yang tidak mengenal Islam. Paludan bahkan menganggap umat Islam bukan bagian dari spesies manusia yang memiliki hak asasi.

Dia pun menuding Paludan adalah bagian dari gerakan kelompok yang membenci Islam. Sepanjang karier politiknya, Leila kerap menerima laporan mengenai banyaknya Muslim Swedia yang masih menghadapi tantangan Islamofobia.

Apa yang dilakukan Paludan dinilai sebagai upaya memperberat hak hidup umat Islam di negeri tersebut. "Kami (umat Islam) punya suara di parlemen. Kekerasan apa pun--terlebih atas nama agama--sudah sepatutnya dilawan," ujar dia.

 
Kami (umat Islam) punya suara di parlemen. Kekerasan apa pun--terlebih atas nama agama--sudah sepatutnya dilawan.
LEILA ALI ELMI Politisi Swedia
 

Politisi berhijab Swedia

Dilansir dari The Guardian, Leila Ali Elmi merupakan seorang imigran asal Somalia yang berhijrah ke Swedia bersama orang tuanya pada usia dua tahun. Keluarga Leila memutuskan untuk pergi dari Somalia karena terjadi perang saudara di Somalia kala itu.

Terpilihnya Leila sebagai imigran Muslimah berhijab di parlemen menjadikannya sebagai tokoh yang identik dengan perjuangan HAM di kalangan marginal. Leila mewakili sisi lain dari pemilihan yang didominasi oleh isu imigrasi dan peningkatan suara sayap kanan. Dia memperjuangkan isu-isu yang paling dekat dengan penduduk Angered, pinggiran kota imigran yang kurang beruntung, yang telah menjadi rumahnya selama 28 tahun terakhir.

Leila mengusung masalah pengangguran, kepadatan penduduk, pengucilan dan segregasi. "Satu-satunya orang yang tidak terkejut dengan kemenangan pemilihan saya adalah mereka yang tahu bahwa pinggiran kota membutuhkan suara. Saya berbicara untuk pinggiran kota, bukan tentang itu atau untuk itu. Jika Anda belum pernah tinggal di sana atau menghabiskan waktu di posisi orang-orang itu, Anda tidak bisa mewakili mereka," ujarnya.

Pemisahan etnis di pinggiran Kota Swedia menarik perhatian dunia internasional pada awal 2013 ketika para pemuda melakukan kerusuhan di Stockholm utara. Para demonstran membakar mobil dan sekolah serta berkelahi dengan polisi. Mereka marah pada rasialisme polisi dan merasa seperti warga negara kelas dua meskipun lahir di negara tersebut.

photo
Pemimpin partai sayap kanan Stram Kurs, Rasmus Paludan, membakar Alquran di Denmark pada 2019 lalu. - (Twitter)

Gejolak terakhir terjadi ketika pemuda bertopeng bersenjatakan bom molotov membakar 80 mobil di pinggiran Kota Gothenburg. Masalah dengan geng, penembakan, bahkan serangan granat telah menyebabkan beberapa politisi mengeklaim pinggiran kota sebagai zona larangan bepergian yang tidak dapat diatur.

Demokrat sayap kanan Swedia telah secara efektif menghubungkan masalah itu dengan imigrasi. Partai tersebut memenangkan 17 persen suara dalam jajak pendapat bulan September, naik dari 12 persen pada tahun 2014. Meski demikian, suara mereka tidak cukup untuk mendorong pihak Konservatif turun ke posisi ketiga seperti yang diharapkan.

Partai Hijau juga telah menggeser arus utama politik ke kanan. Swedia telah bergerak jauh dari tahun-tahun menjelang 2016 ketika menyambut 370 ribu pencari suaka, yang sejauh ini merupakan jumlah terbesar relatif terhadap populasi negara Eropa mana pun. Bagi Leila Ali Elmi, persoalannya bukan soal imigrasi, melainkan kondisi tempat tinggal kebanyakan orang berlatar belakang imigran.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Leila Ali (@leilaelmi)

Pembakaran Alquran Menjalar ke Belanda

Finlandia siap tinggalkan Swedia gabung NATO.

SELENGKAPNYA

Pembakaran Alquran di Eropa, Apa yang Bisa Dilakukan RI?

RI tidak cukup hanya mengutuk kejadian tersebut.

SELENGKAPNYA

Islamofobia di Swedia dan Tur Pembakaran Alquran Paludan

Paludan sebelumnya pernah menggelar sejumlah aksi demonstrasi dengan membakar Alquran.

SELENGKAPNYA

Ikuti Berita Republika Lainnya