ILUSTRASI Bulan Rajab adalah salah satu bulan haram menurut Islam dan juga menyimpan banyak hikmah. | DOK ARABICCALLIGRAPHYGENERATOR

Dunia Islam

Pesan Penting dari Bulan Rajab

Bulan Rajab adalah salah satu bulan haram menurut Islam dan memiliki pelbagai hikmah.

Rajab adalah bulan ketujuh dalam sistem penanggalan Hijriyah. Ini pun termasuk satu dari keempat bulan yang berstatus haram (suci) karena dimuliakan oleh Allah SWT. Adapun ketiga bulan lainnya yang demikian adalah Dzulqaidah, Dzulhijjah dan Muharram.

Rajab memiliki berbagai keutamaan dan hikmah. Beberapa ibadah sunah dianjurkan pada bulan ini. Di samping itu, peristiwa-peristiwa historis dalam sejarah Islam pun pernah terjadi pada Rajab. Termasuk di antaranya adalah Isra dan Miraj, yakni perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram (Makkah) ke Masjid al-Aqsha (Baitul Makdis), lalu dari tanah Palestina itu beliau diperjalankan ke langit tertinggi.

Seperti dilansir dari Islamicity, beberapa ulama ahli hadis berpendapat, Isra Miraj itu terjadi kira-kira setahun sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah. Tepatnya pada tanggal 27 Rajab.

Republika merangkum sekurang-kurangnya tiga pesan penting yang ditawarkan bulan Rajab.

Bulan perdamaian

Pertama, pada bulan ini berbagai bentuk permusuhan, khususnya antarsesama Muslim, seyogianya diakhiri untuk menuju jalan kedamaian. Bukan hanya karena Rajab termasuk bulan-bulan haram menurut Islam. Ini pun menjadi awal mula persiapan untuk memasuki Ramadhan.

Penetapan Rajab sebagai bulan haram berdasarkan antara lain hadis Nabi SAW. Beliau bersabda, "Sesungguhnya zaman ini telah berjalan (berputar), sebagaimana perjalanan awalnya ketika Allah menciptakan langit dan bumi, yang mana satu tahun ada (terdiri atas) 12 bulan. Di antaranya, ada empat bulan haram, (yakni) tiga bulan yang (letaknya) berurutan, Dzulkaidah, Dzulhijah, dan Muharam. Kemudian, Rajab yang berada di antara Jumadil (Akhir) dan Syaban" (HR Bukhari dan Muslim).

Selama empat bulan suci ini, umat Islam sangat dianjurkan untuk lebih mampu mengendalikan amarah, apalagi yang menjurus pada kebencian atau dendam. Orang-orang didorong untuk tidak melakukan apa pun yang dapat menimbulkan perselisihan.

Hikmah Isra-Miraj

Setiap bulan Rajab, umat Islam memperingati perjalanan Nabi Muhammad SAW yang dikenal Isra Miraj. Allah berfirman dalam surah al-Isra’ ayat pertama:
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ

“Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.”

Al-Isra berarti perjalanan pad amalam hari. Kemudian, al-Miraj adalah kenaikan surgawi. Isra dan Miraj adalah salah satu mukjizat Nabi Muhammad SAW. Menurut pendapat jumhur ulama, peristiwa itu terjadi pada tanggal 27 Rajab tahun ke-10 kenabian beliau.

Dalam banyak hadis, dijelaskan bahwa Rasulullah SAW diperjalankan dari Masjidil Haram, Makkah, menuju Masjid al-Aqsa, Baitul Makdis. Beliau menumpangi makhluk bernama al-Buraq. Sampai di tanah Palestina, beliau dengan diiringi Malaikat Jibril pergi menuju langit, lapis demi lapis. Dalam perjalanannya, Rasul SAW bertemu para nabi, seperti Adam, Yahya, Isa, Idris, Harun, Musa, dan Ibrahim. Pada akhirnya, al-Musthafa menuju Sidratul Muntaha.

“Hadiah” paling istimewa yang diterima Rasulullah SAW dalam peristiwa ini ialah risalah shalat lima waktu. Perintah shalat diterima langsung oleh suami Aisyah RA itu saat bertemu langsung dengan Allah SWT. Ini merupakan bukti posisi vital risalah shalat.

Ibadah ini adalah tiang agama dan menjadi rukun kedua setelah syahadat. Shalat, seperti ditegaskkan oleh Rasulullah, merupakan identitas kuat seorang Muslim. “Beda antara Muslim dan karif adalah shalat,” demikian sabda beliau.

Perbanyak ibadah

Bulan Rajab adalah satu bulan yang dimuliakan Allah SWT. Pada bulan ini, umat Muslim dianjurkan untuk memperbanyak puasa sunah. Dalil atau argumentasinya adalah sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:
مَنْ صَامَ يَوْمًا مِنْ أَشْهُرِ اللّٰهِ الْحُرُمِ كَانَ لَهُ بِكُلِّ يَوْمٍ ثَلَاثُونَ يَوْمًا

“Barang siapa yang berpuasa satu hari pada bulan-bulan yang dimuliakan (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab), maka ia akan mendapat pahala puasa 30 hari.”

Puasa sunah pada bulan Rajab memiliki sejumlah keutamaan. Di antaranya adalah berpuasa sunah pada bulan Rajab lebih utama dibanding puasa tiga puluh hari di bulan-bulan biasa. Selain itu sehari puasa Rajab pahalanya sebanyak ibadah 900 tahun.

Sebagaimana hadits yang dinukil Imam Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin: “Satu hari berpuasa pada bulan haram (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab), lebih utama dibanding berpuasa 30 hari pada bulan selainnya. Satu hari berpuasa pada bulan Ramadhan, lebih utama dibanding 30 hari berpuasa pada bulan haram.”

Yang Menikah untuk Berdakwah

Para santri di Ciamis menjalani pernikahan massal sebelum ditugaskan berdakwah.

SELENGKAPNYA

Peneguhan Kesadaran HAM di Indonesia (1)

Kejahatan kepada pribadi sesungguhnya kejahatan kepada kemanusiaan.

SELENGKAPNYA

Mengapa Mereka Membenci Alquran?

Umat Islam tak tergoyahkan keyakinannya terhadap Alquran.

SELENGKAPNYA

Ikuti Berita Republika Lainnya