Peristiwa
Keheningan Mal Blok M Jakarta
Blok M sempat menjadi ikon pusat perbelanjaan Jakarta tahun 90-an.
JAKARTA -- Sejumlah mal dan pusat perbelanjaan lain di Jakarta kini sepi ditinggalkan oleh pengunjung dan pedagang. Fenomena ini mulai tampak sebelum masa pandemi.
Kondisi ini kemudian diperparah ketika pembatasan akibat pandemi diberlakukan. Sejumlah mal kehilangan pengunjungnya.
Pada 2010 jumlah pusat perbelanjaan di Jakarta tahun 2010 telah mencapai 170 setara 4 juta m persegi. Pemerintah DKI Jakarta telah mengeluarkan instruksi pada 2011 terkait pembatasan pembangunan mal.
Sayangnya, pengembang terus membangun mal. Tercatat jumlah mal berlipat menjadi 564 mal pada 2013. Akhirnya fenomena mal sepi mulai marak.
Mal Blok M yang merupakan pusat perbelanjaan legendaris di Jakarta sejak tahun 1992. Termasuk mal yang kini sepi pengunjung.
Hal tersebut diakibatkan pergeseran tren pusat perbelanjaan. Pengembang pun menuding tren digitalisasi penggunaan platform belanja online sebagai penyebab.
Namun beberapa kalangan menilai strategi bisnis pengembang tidak jeli melihat perubahan. Mal sepi juga menjadi fenomena global.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.