
Laporan Utama
Tahun Baru Momentum Muhasabah
Pergantian tahun kerap identik dengan selebrasi dan perayaan.
Tahun Masehi segera berganti. Meskipun bukan masuk dalam kalender Islam, pergantian tahun Masehi juga dapat dijadikan momentum bagi kaum Muslimin untuk muhasabah.
Ustazah Qotrunnada Syathiry Ahmad mengatakan, pada hakikatnya umat Islam sudah sepatutnya bermuhasabah di setiap hari, bukan hanya saat pergantian tahun. Hanya saja, momentum pergantian tahun bersifat general sehingga mudah diingat oleh orang lain.
Momentum ini juga dimanfaatkan setiap individu memulai kembali (starting over) kehidupannya. "Seolah-olah kehidupan baru karena tahun yang baru. Oleh karena itu boleh-boleh saja momentum tahun baru ini dijadikan sebuah waktu untuk muhasabah," kata Ustazah Nada saat dihubungi Republika, Selasa (27/12).
Karena orang yang paling beruntung itu, kata dia, adalah orang yang jauh lebih baik dari yang sebelumnya. Sehingga, jika seseorang sudah baik dalam menjalankan kehidupannya, dengan muhasabah sikap baiknya itu bisa ditingkatkan lagi. Bagi yang belum baik, Ustazah Nada mengajak agar setiap individu dapat memperbaiki kualitas diri setiap hari.
"Boleh saja pergantian tahun ini dijadikan untuk kita mengingat dan bermuhasabah. Karena ketika bertambahnya tahun, maka berkurang usia kita. Nah itu saja yang harus dikembalikan pada kehidupan kita," ujar dia.
Ketika bertambahnya tahun, maka berkurang usia kita. Nah itu saja yang harus dikembalikan pada kehidupan kita.USTAZAH QOTRUNNADA SYATHIRY AHMAD
Pergantian tahun baru Masehi kerap identik dengan selebrasi dan perayaan. Ustazah Nada menekankan bahwa momentum pergantian tahun bisa dijadikan ajang yang positif dengan perayaan-perayaan yang tidak melanggar syariat.
Misalnya, bisa dilakukan sebagai ajang kumpul dan bersilaturrahim dengan keluarga maupun kolega. Menurut Ustazah Nada, bersilaturrahim dan makan bersama dengan keluarga maupun kolega sah-sah saja dalam momentum pergantian tahun baru Masehi.
Namun, dia mengingatkan jangan sampai ajang kumpul-kumpul tersebut dimasuki oleh kemaksiatan. "Misalnya mabuk-mabukkan, lupa waktu, lupa diri. Itu biasanya terjadi setiap pergantian tahun. Naudzubillah, jangan sampai kita seperti itu," kata dia.

Yang sangat diperhatikan dalam pergantian tahun selain poin tersebut, kata Ustazah Nada, adalah mutasyabih (menyerupai kaum yang lain). Pihaknya mengutip sabda Rasulullah SAW yang mengatakan, "Man tasyabaha biqaumin fa huwa minhu." Yang artinya, "Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk kalangannya (sama)."
"Contoh, niup terompet. Kalau untuk anak-anak sih oke-oke saja, tapi kalau bisa kita hindari, ya, lebih baik dihindari. Membakar kembang api petasan, ada unsur mubazir, kemudharatan dan kebahayaan untuk anak-anak, ya lebih baik ditinggalkan," ujarnya.
Dia menambahkan perihal membakar petasan maupun kembang api jika dikaitkan dengan hukum Islam, perlakuan itu seolah mengikuti suatu kaum yang menyembah api. Meskipun semua itu semua bergantung dari niat, Ustazah Nada menekankan bahwa alangkah baiknya ditinggalkan bagi umat Muslim.
Merepresentasikan kegembiraan dalam pergantian tahun dapat dilakukan dengan cara berzikir dan bersyukur. Dia menekankan bahwa dengan bermuhasabah, berzikir, dan bersyukur, umat Islam dapat memaknai pergantian tahun dengan sebaik-baiknya nilai.
Merayakan pergantian tahun bisa dilakukan dengan merefleksikan diri, bermuhasabah.KH AHMAD SATORI ISMAIL Ketua Ikatan Dai se-Indonesia
Ketua Ikatan Dai se-Indonesia KH Ahmad Satori Ismail mengatakan, muhasabah memang bisa dilakukan kapanpun tanpa harus menunggu pergantian tahun. Namun, kata dia, momentum pergantian tahun dinilai tepat sebagai ajang muhasabah dan mengevaluasi diri setahun terakhir. "Merayakan pergantian tahun bisa dilakukan dengan merefleksikan diri, bermuhasabah," kata Kiai Satori.
Untuk itu, dia menekankan agar umat Islam tidak melakukan selebrasi pergantian tahun dengan hal yang sia-sia dan mendekati kemudharatan. Seperti menyalakan petasan, kembang api, atau bermabuk-mabukkan yang dilarang oleh agama.
Kiai Satori pun mengajak kepada kaum Muslimin untuk merayakan pergantian tahun baru dengan ibadah. Seperti zikir dan juga menjalankan ibadah-ibadah yang sifatnya sunah. Diharapkan dengan menjalankan ibadah-ibadah tersebut, makna pergantian tahun dapat menjadi ajang positif yang dapat membangun jiwa.
View this post on Instagram
Perjalanan Penuh Makna
Masih banyak sekali hal yang harus disempurnakan dari perjalanan ini.
SELENGKAPNYAZaman Baru, NU, dan Republika
Republika telah relatif berhasil menempatkan diri sebagai media massa yang menyuarakan Islam yang damai dan berkeadaban.
SELENGKAPNYAMenapak Dunia Baru
Menapaki dunia baru bagi Republika digital merupakan pilihan berani yang niscaya.
SELENGKAPNYA