
Geni
Mengapa Hallyu Populer?
Popularitas Hallyu tidak terlepas dari campur tangan pemerintah setempat.
OLEH UMI NUR FADHILAH
Mendengar kata “Korea”, hal yang langsung terbayang adalah drama Korea (drakor) dan K-pop dan drakor. Pembicaraan soal drakor dan K-pop seolah tidak ada habisnya. Fenomena tersebut semakin menjadi-jadi ketika selebritas dari Negeri Ginseng itu bergantian datang ke Jakarta.
Mereka di antaranya Song Joong-ki, Choi Siwon, dan Oh Sehun. Konser idol Korea juga sudah memadati jadwal panggung musik live di Tanah Air pada 2023.
Mungkin sulit untuk menghitung berapa banyak penggemar drakor dan K-pop di Indonesia. Namun, survei The Korean Foundation for International Cultural Exchange (Kofice) berjudul “Global Hallyu Trends” pada 2020 menunjukkan Indonesia termasuk salah satu negara di dunia dengan pertumbuhan tertinggi untuk popularitas Hallyu, gelombang budaya pop Korea.
Anggota Dewan Profesor ASEAN di Korea, Ratih Indraswari, saat berdiskusi dengan jurnalis peserta “Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea” menilai budaya Korea sangat populer di Indonesia berkat media sosial dan jumlah generasi muda yang banyak.
"Popularitas Hallyu tumbuh karena tingkat pengguna internet yang tinggi di Indonesia," kata Ratih, beberapa waktu lalu.
Menurut profesor studi internasional di Korea University Andrew Eungi Kim, Hallyu bermula dari ketiadaan ekspor budaya dari Korea Selatan (Korsel). "Selama berpuluh-puluh tahun, Korea Selatan terkenal karena industri otomotif, ponsel, dan teknologi," kata dia.
Korsel akhirnya berusaha mengemas budaya mereka dan memperkenalkannya ke mancanegara. Andrew melihat popularitas Hallyu disokong banyak faktor, salah satunya kesuksesan ekonomi.
Popularitas Hallyu tumbuh karena tingkat pengguna internet yang tinggi di Indonesia.RATIH INDRASWARI Anggota Dewan Profesor ASEAN di Korea
Kesuksesan ekonomi membuat pelaku industri bisa mengemas produk budaya berkualitas terbaik, menarik, sekaligus bergaya. Kesuksesan ekonomi juga membuat Korsel bisa mengembangkan soft power, citra yang diingat ketika mendengar nama sebuah negara.
Pemerintah Korsel meyakini ketertarikan terhadap budaya pop bisa memperkuat citra dan ekspor mereka. Popularitas Hallyu tidak terlepas dari campur tangan pemerintah setempat, salah satunya melalui pembentukan badan pada tahun 2000 untuk mengawasi dan mengatur promosi industri konten mereka, yaitu Korea Creative Content Agency.
Popularitas para bintang K-pop dan drakor tidak lepas dari penggemar. Secara sukarela, penggemar melakukan berbagai hal untuk mendukung idola mereka, mulai dari membeli CD, menonton karya di berbagai platform supaya statistik naik, sampai menerjemahkan lirik lagi ke bahasa Inggris atau bahasa lainnya.
Indonesia menangkap peluang dari K-pop dan drakor. Tidak hanya dengan mendatangkan mereka untuk bertemu dengan penggemarnya di sini, tapi juga sebagai duta merek (brand ambassador) produk-produk lokal. Sejumlah platform dagang elektronik pun pernah mengadakan acara siaran langsung dengan bintang K-pop dan drakor, bahkan menjadikan mereka sebagai duta merek.

Efek lainnya dari demam Korea, yaitu orang-orang Indonesia menjadi tertarik belajar bahasa Korea, bahkan meneruskan studi ke sana. Hal yang paling terasa, saat ini tidak begitu sulit menemukan makanan Korea, seperti tteokbokki (penganan yang terbuat dari kue beras) di kota besar. Pada akhirnya, drakor dan K-pop menjadi gerbang masuk untuk mengenal dan memahami budaya Korea.
Penjualan album musik fisik K-pop hampir mencapai tonggak sejarah dengan angka 80 juta keping pada 2022. Sebuah bagan musik utama menyebut penampilan grup K-pop BTS dan girl band ternama menjadi alasan utamanya.
Dilansir laman Yonhap News pada Sabtu (24/12), data Circle Chart menunjukkan penjualan fisik tahunan dari 400 album K-pop teratas mencapai 74,2 juta pada 10 Desember 2022 atau naik 29,9 persen dari tahun sebelumnya. BTS menjual 6,07 juta salinan fisik selama periode tersebut.
Data yang sama menunjukkan, ada lonjakan penjualan album grup wanita pada tahun ini. Penyanyi wanita mencatat 32,6 persen dari semua penjualan fisik K-pop pada 2022 atau naik 16,5 poin persentase dari tahun sebelumnya. Namun, porsi penyanyi pria turun 17,3 poin persentase menjadi 66,2 persen.
BTS sendiri baru saja dikukuhkan menjadi artis luar negeri pertama yang memuncaki total peringkat penjualan tahunan di perusahaan pemasok informasi musik di Jepang, Oricon, untuk dua tahun berturut-turut. Menurut peringkat tahunan 2022 yang diungkapkan Oricon, grup beranggotakan tujuh orang itu menduduki posisi nomor satu, baik dalam peringkat total maupun peringkat digital kategori penjualan artis.
Grafik penjualan artis di Oricon memeringkat artis berdasarkan penjualan single, album, DVD, dan konten streaming selama setahun penuh. BTS menjadi artis non-Jepang pertama yang menempati peringkat teratas pada tahun lalu. Bahkan, ketika artis Jepang dimasukkan dalam daftar yang sama, ternyata hanya empat artis (termasuk BTS) yang naik takhta dua kali berturut-turut.

ID Food Amankan Pasokan Pangan
Perusahaan pangan diminta memantau perkembangan ketersediaan bahan pokok saat Nataru.
SELENGKAPNYAMaskapai Garuda Tambah Armada
Tahun depan maskapai Garuda akan menambah lima pesawat berbadan kecil.
SELENGKAPNYAIndonesia Pesta Gol ke Gawang Brunei
Mendominasi penguasaan bola membuat Egy dkk leluasa mendikte permainan.
SELENGKAPNYA