Sejumlah perempuan mengenakan kebaya saat mengikuti Parade Kebaya Nusantara di Keraton Kasunanan, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (4/6/2022). Acara tersebut digelar untuk menarik kunjungan wisata di Kota Solo sekaligus upaya mendorong pakaian kebaya sebagai wari | ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha

Jawa Tengah

Revitalisasi Keraton Kasunanan Terhalang Konflik Internal

Wali kota hanya membantu terkait revitalisasi bangunan keraton sebagai peninggalan cagar budaya.

SOLO -- Proses revitalisasi Keraton Kasunanan Surakarta tidak bisa dilangsungkan selama konflik internal belum selesai. Kendati demikian, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming, mengaku yakin pihak internal keraton mampu menyelesaikan konflik tersebut secara kekeluargaan.

Sebab, dirinya mengaku baru bisa melangsungkan revitalisasi apabila konflik sudah selesai. "Saya yakin bisa diselesaikan sendiri. Kalau sudah selesai tinggal saya masuk. Saya kan cuma tukang," kata Gibran usai meninjau GKI Sangkrah, Rabu (21/12). 

Gibran mengatakan tugasnya sebagai wali kota hanya membantu terkait revitalisasi bangunan keraton sebagai peninggalan cagar budaya. "Ya tugas kami hanya membantu saja, revitalisasi. Pekerjaan-pekerjaan yang reget-reget, kotor-kotor, bangun-bangun, dan lainnya," terangnya. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Gibran Rakabuming (@gibran_rakabuming)

Sedangkan terkait bagaimana solusi atau jalan tengah terkait revitalisasi Gibran mengatakan pihaknya sudah menawarkan solusi sebelumnya. Yakni ketika Dirjen Cipta Karya, Diana Kusumastuti, meninjau Keraton Kasunanan Surakarta pada 7 Oktober 2021 lalu.

"Untuk revitalisasi, solusi terbaik sudah saya tawarkan saat membawa Dirjen Cipta Karya (Diana Kusumastuti) ke sana, keputusan bukan ada di saya, keputusan ada di internal keraton," kata dia.

Selain itu, Gibran tidak akan ikut campur terkait isu keraton Kasunanan Surakarta yang akhir-akhir ini dikabarkan memanas dan menjadi perhatian publik karena konflik internal keluarga. "Urusan keluarga kami nggak berani intervensi. Saya kan juga bukan siapa-siapa. Bukan keluarga keraton atau apa," katanya.

 
Ya tugas kami hanya membantu saja, revitalisasi. Pekerjaan-pekerjaan yang reget-reget, kotor-kotor, bangun-bangun, dan lainnya.
GIBRAN RAKABUMING Wali Kota Solo
 

Sebelumnya, Putri Pakoebuwono XII, Gusti Kanjeng Ratu Wandansari, meminta Gibran untuk bisa mendengarkan masukan dirinya soal renovasi dan pemanfaatan bangunan Keraton Solo. Wanita yang akrab disapa Gusti Moeng itu mengungkapkan bahwa Keraton Kasunanan Surakarta telah memiliki grand design renovasi dan pemanfaatan bangunan.

"Grand Desainnya dari UGM sekitar 1994 dan masih cukup relevan untuk diterapkan. Tinggal buka saja yang mana yang mau mulai diperbaiki," ujarnya di Keraton Kulon Keraton Kasunanan Surakarta.

Gusti Moeng menjelaskan, grand design tersebut meliputi seluruh kawasan Keraton Surakarta. Renovasi terkahir yang dilakukan dan masih menggunakan grand design tersebut terjadi pada 2017.

Sedikitnya ada 17 bangunan yang direnovasi. "Sudah perencanaan seperti itu. Orang mau nikah sepekan disekolahkan di sini dulu, diberi training dulu. Karena seperti yang terjadi, keraton semakin lama semakin tidak ada yang memakai," terang dia.

photo
Putra mahota penerus tahta Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat Kanjeng Gusti Pangeran Harya Puruboyo atau KGPH Puruboyo (tengah) dan keluarga keraton setempat menyaksikan acara Grebeg Besar di Solo, Jawa Tengah, Minggu (10/7/2022). Acara tradisi Grebeg Besar yang digelar keraton setempat setiap tahun tersebut untuk memeriahkan momen Idul Adha. - ( ANTARAFOTO/Maulana Surya/tom.)

Setelah Maaf dari Belanda atas Perbudakan

Praktik perbudakan masih terjadi di Indonesia pada 1932 di Sumba Timur.

SELENGKAPNYA

Aplikasi Covid-19 Disalahgunakan

Aplikasi untuk penanganan Covid-19 justru dimanfaatkan untuk kepentingan lain.

SELENGKAPNYA

Unifikasi Hukum Waris Indonesia, Mungkinkah?

Unifikasi hukum waris yang jelas, rinci, dan mudah dipahami mulai dikategorikan sebagai urgensi.

SELENGKAPNYA

Ikuti Berita Republika Lainnya