Publik
Stok Pangan dan BBM Aman Selama Nataru
Polri menyiapkan rekayasa lalu lintas mencegah kemacetan saat puncak mudik Nataru.
JAKARTA – Pemerintah mematangkan persiapan di berbagai aspek terkait pergerakan orang selama libur Natal dan Tahun Baru 2023 (nataru). Ketersediaan bahan pangan dan pasokan bahan bakar minyak (BBM) menjadi dua hal paling diperhatikan dan dipastikan aman selama momentum libur akhir tahun ini.
“Arahan dari Presiden (Jokowi), perlunya memberi perhatian khusus kepada para pemudik nataru, kesiapan dari pasokan dan ketersediaan dari bahan pangan yang diperlukan selama nataru, kemudian ketersediaan dan kelancaran pasokan bahan bakar minyak,” Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Selasa (19/12).
Berkaitan dengan masalah keamanan, Muhadjir menegaskan, pengamanan dalam kegiatan peribadatan harus terjamin sehingga kegiatan peribadatan berjalan dengan baik dan tertib. Sebab, menurut Muhadjir, pergerakan masyarakat pada masa nataru diprediksi hingga mencapai 44,17 juta orang atau sekitar 16,35 persen penduduk Indonesia.
Angka tersebut sedikit lebih tinggi dibanding pada Nataru tahun 2021 yang hanya 13 persen. Namun, mobilisasi masyarakat pada libur nataru kali ini masih lebih rendah dibanding Nataru tahun 2019 atau sebelum pandemi Covid-19 melanda Indonesia, yakni sebanyak 55 persen penduduk Indonesia melakukan mudik saat nataru.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah menyiapkan rekayasa lalu lintas untuk mencegah kemacetan imbas peningkatan mobilitas masyarakat. Polri akan menerapkan kebijakan ganjil-genap, contraflow, hingga one way yang akan diberlakukan jika terjadi kepadatan arus lalu lintas.
“Kita tentunya sudah menyiapkan formula khusus kapan kita melaksanakan jalur ini kita lakukan normal. Artinya, ganjil genap boleh berjalan, kapan kita gunakan contraflow, dan kapan kita lakukan one way,” ujar dia.
Rekayasa lalu lintas baik contraflow dan one way akan diberlakukan jika nantinya jumlah kendaraan yang melewati ruas jalan melebihi angka 5.000 kendaraan per jam.
Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta memastikan bahwa stok atau ketersediaan kebutuhan pokok aman untuk kebutuhan masyarakat selama libur nataru. Kepala Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam (APSDA) Setda DIY, Yuna Pancawati menyatakan, telah melakukan pemantauan kebutuhan pokok selama dua pekan terakhir. Pemantauan dilakukan mulai dari pasar-pasar tradisional, pusat perbelanjaan modern, hingga distributor kebutuhan pokok.
“Pemantauan bertujuan menjaga ketersediaan dan harga pangan, dan menjaga ekspektasi masyarakat. Secara umum, stok aman tersedia,” kata Yuna.
Berdasarkan data dari Bulog Kanwil DIY, ketersediaan beras saat ini mencapai 4.114 ton, gula pasir sebanyak 189 ton, minyak goreng tersedia 34.631 liter, dan tepung terigu tersedia 7,91 ton.
Ketersediaan kebutuhan pokok mencukupi, tapi terjadi kenaikan harga di beberapa komoditas pangan. Seperti telur ayam ras, bawang merah, dan aneka cabai. Yuna menyebut, saat ini harga telur ayam ras rata-rata Rp 29.600, untuk harga bawang merah rata-rata Rp 33 ribu, harga cabai merah keriting Rp 33.400, dan harga cabai rawit merah Rp 40.200.
Yuna menyebut, kenaikan di beberapa komoditas tersebut tidak signifikan dan wajar terjadi menjelang momen nataru. Kenaikan ini terjadi karena permintaan masyarakat yang juga tinggi.
“Kenaikan juga terjadi saat pembagian BPNT, khususnya telur ayam ras. Masyarakat diimbau untuk membeli sesuai kebutuhan, tidak sesuai keinginan, khususnya ibu-ibu,” ujar Yuna.
Selain itu, pemantauan terhadap ketersediaan kedelai juga dilakukan di DIY. Yuna menyebut, untuk ketersediaan kedelai masih mencukupi, tapi harganya masih tinggi.
“Pantauan ke pedagang besar kedelai, stok aman meski kita masih impor, dan masih diambil dari Jatim dan Jateng. Stoknya ada 4.800 kilogram untuk kedelai saat pemantauan, jadi tidak perlu khawatir. Untuk harganya Rp 13.500 sampai 13.700 per kilogram,” kata Yuna.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengajak seluruh pemerintah kabupaten/kota di Jateng serta stakeholder rumpun ekonomi rajin turun ke lapangan. Manakala ditemukan persoalan terkait dengan distribusi pasokan ataupun gejolak harga di tingkat konsumen, langkah taktis dapat segera diambil untuk menjamin kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi.
Selain operasi pasar, menurut Ganjar, pengawalan kelancaran distribusi bahan pangan juga penting untuk memastikan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat selalu ada, termasuk memastikan kebijakan HET bisa betul-betul terlaksana.
“Untuk gerakan pangan murah dengan melibatkan pihak terkait untuk kegiatan keagamaan bisa dilakukan, mungkin dengan memberdayakan CSR atau kawan-kawan ASN,” ujar dia.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Pedagang Sebut Impor Beras tak Turunkan Harga
Tingkat permintaan beras yang tinggi membuat harga akan tetap bertengger di level atas.
SELENGKAPNYAJokowi Minta Program KUR Kluster Diperluas
Penyaluran KUR pada 2022 sudah mencapai Rp 335,29 triliun.
SELENGKAPNYA