Refleksi
Menguatkan Semangat Dakwah Syumuliyyah
Allah SWT memuji kaum Muslimin yang aktif dalam kegiatan usaha di sentra-sentra ekonomi.
OLEH PROF KH DIDIN HAFIDHUDDIN
Umat Islam adalah umat dakwah, umat yang mendapatkan tugas dan amanah dalam melakukan kegiatan amar makruf nahi mungkar dalam berbagai bidang kehidupan (syumuliyyatud da'wah).
Dakwah dalam pengertian luas tidaklah semata-mata khutbah dan ceramah di depan podium atau di atas mimbar, tetapi memberikan solusi pada setiap persoalan keumatan dan kebangsaan. Memberikan contoh konkret dalam berbagai kebaikan dan contoh menghindari berbagai keburukan yang ada pada pada masyarakat (da’wah bi al-uswah).
Dengan pelaksanaan dakwah yang baik akan mengundang al-falah (kebahagiaan dan keberuntungan) sebagaimana firman-Nya dalam QS Ali Imran [3] ayat 104: “Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
Dakwah yang syumuliyyah juga akan mengundang rahmat dan pertolongan Allah SWT. Perhatikan firman-Nya dalam QS al-Haj [22] ayat 40-41: “… Allah pasti akan menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sungguh, Allah Mahakuat, Mahaperkasa. (Yaitu) orang-orang yang jika Kami beri kedudukan di bumi, mereka melaksanakan shalat, menunaikan zakat, dan menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.”
Dakwah yang syumuliyyah juga akan mengundang rahmat dan pertolongan Allah SWT.
Juga perhatikan firman Allah SWT dalam QS at-Taubah [9] ayat 71: “Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat) yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, melaksanakan shalat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya ....”
Dakwah dalam bidang ekonomi
Salah satu garapan dakwah yang perlu mendapat perhatian umat adalah dakwah dalam bidang ekonomi (da’wah iqtishodiyyah) karena kegiatan ekonomi memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap keberadaan dan eksistensi umat sekaligus terhadap kesejahteraannya.
Apalagi, dengan kondisi ekonomi global ataupun regional dan juga nasional pada 2023 yang akan datang diprediksi akan terjadi resesi ekonomi yang berat, sebagai akibat perang yang berkepanjangan antara Ukrania dan Rusia (salah satu sebab utamanya).
Yang dimaksud dengan resesi ekonomi adalah kondisi ekonomi negara sangat buruk. Hal itu terlihat dari gross domestic product (GDP) atau produk domestik bruto (PDB) negatif, pengangguran meningkat, hingga pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kartal berturut-turut.
Yang dimaksud dengan resesi ekonomi adalah kondisi ekonomi negara sangat buruk.
Hal yang lebih menghawatirkan lagi akan terjadinya kesenjangan yang semakin melebar antara golongan orang kaya (the have) dengan golongan orang yang tidak punya (the have not), seperti sering diungkapkan oleh para pakar ekonomi sekarang ini.
Sesungguhnya Islam sangat melarang harta kekayaan hanya beredar di kalangan orang kaya. Sebagaiman firman-Nya dalam QS al-Hasyr [59] ayat 7: “… Supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu ….”
Perbedaan penghasilan dan pendapatan antara seseorang dan orang lain atau antara satu kelompok dan kelompok lain adalah wajar jika dilakukan dan didapatkan dengan cara yang fair dan bertujuan untuk saling menolong dan membantu satu dengan yang lainnya.
Perhatikan firman-Nya dalam QS az-Zukhruf [43] ayat 32: “Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kamilah yang menentukan penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat agar sebagian mereka dapat memanfaatkan sebagian yang lain.”
Namun, jika terjadi kezaliman dalam bidang ekonomi di mana hanya kelompok tertentu saja, terutama kelompok yang dekat dengan lingkaran kekuasaan yang mendapatkan kue ekonomi yang lebih banyak, dikhawatirkan akan terjadi hal-hal yang merugikan bangsa dan negara secara keseluruhan.
Ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan secara bersama-sama dalam penguatan di bidang ekonomi ini.
Dakwah dalam bidang ekonomi
Ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan secara bersama-sama dalam penguatan di bidang ekonomi ini, antara lain, sebagai berikut. Pertama, mendorong etos kerja umat agar umat cinta kerja, mencari rezeki yang halal, tidak malas dan tidak apatis, tidak pesimistis, dan tidak mengandalkan pada meminta-minta kepada orang lain.
Perhatikan salah satu doa Rasulullah SAW: "Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari lemah pendirian, sifat malas, penakut, kikir, hilangnya kesadaran, terlilit utang, dan dikendalikan orang lain. Dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur dan dari fitnah (ketika) hidup dan mati." (HR Bukhari dan Muslim).
Banyak ayat Alquran yang mendorong kaum Muslimin untuk bertebaran di muka bumi mencari rezeki yang halal, seperti firman-Nya dalam QS at-Taubah [9] ayat 105, QS al-Jumuah [62] ayat 10, dan QS al-Mulk [67] ayat 15.
Kedua, mendorong umat Islam, terutama generasi mudanya, untuk berwirausaha atau berwiraswasta, menjadi para pengusaha dalam berbagai bidang dan sektor riil, seperti industri halal, home industry, atau yang lainnya. Allah SWT memuji kaum Muslimin yang aktif dalam kegiatan usaha di sentra-sentra ekonomi, seperti pasar, tetapi tetap shalat berjamaah di masjid, berzikir, mengeluarkan zakat, dan kegiatan sosial lainnya.
Allah SWT memuji kaum Muslimin yang aktif dalam kegiatan usaha di sentra-sentra ekonomi.
Allah SWT berfirman dalam QS an-Nur [24] ayat 37: “Mereka yang bertasbih itu adalah orang-orang yang hatinya tidak dilalaikan oleh perdagangan dan jual beli dari mengingat Allah, betapa pun besar dan penting usaha mereka; dan tidak pula lalai dari melaksanakan shalat dengan baik, benar, serta konsisten, dan demikian pula menunaikan zakat secara sempurna.”
Rasulullah SAW menyatakan bahwa pedagang yang jujur dan benar kelak di surga bersama orang-orang yang mati syahid. (HR Ibn Majah, Hakim, Imam Daruquthni, dan yang lain).
Ketiga, menguatkan garis hubungan konsumen dan produsen antara sesama Muslim. Membeli barang-barang kebutuhan dari warung-warung Muslim atau dari mal-mal milik sesama Muslim. Bukan karena sentimen agama, melainkan untuk menghidupkan ekonomi umat Islam yang prinsipnya merupakan ekonomi berjamaah.
Perhatikan QS an-Nisa [4] ayat 29: “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu."
Keempat, menguatkan lembaga keuangan syariah, seperti bank syariah, asuransi syariah, ataupun institusi keuangan syariah lainnya yang bebas dari riba.
Keempat, menguatkan lembaga keuangan syariah, seperti bank syariah, asuransi syariah, ataupun institusi keuangan syariah lainnya yang bebas dari riba atau bunga. Bunga yang berlaku pada sistem ekonomi sekarang adalah sama dengan riba yang diharamkan, sebagaimana dinyatakan dalam fatwa komisi Fatwa MUI No 1 Tahun 2004. Umat harus terus-menerus mendapatkan edukasi dan sosialisasi tentang keunggulan dan kekuatan lembaga keuangan syariah.
Kelima, menggali potensi dan kekuatan zakat, infak/sedekah, dan wakaf (Ziswaf). Sejatinya, Ziswaf ini di samping sebagai bagian penting dari keimanan dan keislaman seseorang, juga bagian penting dari upaya menghindari dan menjauhkan diri dari kegiatan ribawi yang sangat merusak kehidupan.
Perhatikan firman-Nya dalam QS ar-Ruum [30] ayat 39 dan QS al-Baqarah [2] ayat 276.
Mudah-mudahan Allah SWT memudahkan segala urusan dakwah kita dalam rangka ikut menyejahterakan masyarakat dan bangsa kita yang kita cintai. Wallahu a’lam bi ash-shawab.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Kisah Runtuhnya Keluarga Kaya
Surah al-Qalam sempat menceritakan secara detail tentang keluarga kaya pemilik kebun.
SELENGKAPNYAEmpat Juta Wisatawan Diperkirakan Masuk DIY
Tingginya mobilitas di DIY akan terjadi pada 24 Desember 2022.
SELENGKAPNYAPuluhan Ribu Penumpang Padati Bandara Juanda
Tren kenaikan jumlah penumpang masih akan berlangsung mendekati hari libur Natal.
SELENGKAPNYA