
Internasional
Cina Longgarkan Peraturan Covid-19
Pemerintah Cina siap melonggarkan peraturan ketat terkait Covid-19 yang akan diumumkan dalam beberapa hari ini.
GUANGZHOU -- Pemerintah Cina siap melonggarkan peraturan ketat terkait Covid-19 yang akan diumumkan dalam beberapa hari ini. Menurut sumber yang dikutip Reuters, pelonggaran itu mencakup protokol karantina dan pengurangan tes massal. Perubahan ini terjadi setelah protes memercik di negeri dengan kebijakan Covid-19 yang paling ketat di dunia tersebut.
"Saya tentu menyambut baik keputusan komunitas warga kami untuk menggelar pemungutan suara apapun nanti hasilnya," kata seorang warga Tom Simpson yang juga direktur Dewan Bisnis Cina-Inggris di Cina, Kamis (1/12).
Ia mengatakan kekhawatiran terbesarnya dipaksa untuk melakukan isolasi di pusat karantina. "Kondisinya di sana sangat suram," katanya.
Di Hong Kong, tujuh distrik pusat manufaktur mencabut penutupan wilayah sementara. Salah satu distrik mengizinkan kelas tatap muka di sekolah dan restoran serta bidang usaha lainnya seperti bioskop dibuka kembali. Pelonggaran ini terjadi kurang dari 24 jam unjuk rasa dengan kekerasan pecah di Guangzhou, Cina daratan.
Perubahan kebijakan ini diimplementasikan tanpa pengumuman besar-besaran. Peraturan baru yang dikeluarkan komite salah satu pemukiman di timur Beijing mengizinkan warga isolasi di rumah bila hanya memiliki gejala ringan.
Kebijakan ini jauh lebih ringan dibandingkan protokol sebelumnya. Satu pemukiman dapat ditutup bila ada satu warganya yang positif Covid-19. Seorang warga dari pemukiman lain mengatakan, lingkungan rumahnya menggelar pemungutan suara daring untuk memungkinkan warga positif Covid-19 cukup diisolasi di rumah.
Kota Chongqing di selatan akan mengizinkan kontak dekat orang yang terinfeksi Covid-19 untuk menjalani karantina di rumah. Sementara di Zhengzhou mulai membuka kembali bisnis "dengan tertib" termasuk pasar swalayan, pusat kebugaran, dan restoran.

Unjuk rasa anti peraturan Covid-19 menjadi pembangkangan sipil terbesar di Cina Daratan sejak Presiden Xi Jinping berkuasa satu dekade yang lalu. Ini juga bertepatan saat ekonomi Cina memasuki era baru karena mengalami perlambatan paling buruk sejak puluhan tahun terakhir.
Meski kasus infeksi tembus rekor, Wakil Perdana Menteri Sun Chunlan mengatakan, kemampuan virus korona menimbulkan penyakit mulai melemah. Sun bertugas mengawasi kebijakan Covid-19 di negara itu.
"Negara menghadapi situasi baru dan tugas baru dalam pencegahan dan pengendalian epidemi karena patogenisitas virus varian omikron melemah, semakin banyak masyarakat yang divaksin dan pengalaman mengidap virus terakumulasi," kata Sun dalam pernyataan yang dikutip media pemerintah.
Adu Strategi Hadapi Resesi
Ekonomi digital diharapkan bisa menjadi tumpuan berbagai sektor lain di tengah resesi.
SELENGKAPNYAIFA 2022 Berikan 41 Penghargaan Kedermawanan
Proses penjurian IFA 2022 berjalan secara netral, objektif, berintegritas, dan adil
SELENGKAPNYAMuktamar Nasyiatul Aisyiyah Usung Memajukan Perempuan
Nasyiatul Aisyiyah menjadi organisasi yang modern, adaptif, solutif, inovatif, dan progresif
SELENGKAPNYA