Pekerja mengerjakan proyek jalan layang non tol yang dibangun salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang konstruksi di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, Rabu (7/3). | Republika/Aditya

Ekonomi

Waskita Rights Issue Awal Desember 

Waskita sedang berdiskusi intensif dengan Kementerian BUMN dan JLA terkait usulan harga pelaksanaan rights issue.

JAKARTA -- PT Waskita Karya (Persero) Tbk memastikan akan melaksanakan rights issue pada awal Desember 2022 setelah mendapat dukungan pemerintah. Hal tersebut dilakukan karena berhasil mengimplementasikan delapan upaya penyehatan keuangan sejak 2021 dan pemerintah akan memberikan Penyertaan Modal Negara (PMN) kembali sebesar Rp 3 triliun untuk penyelesaian beberapa ruas tol.

"Kepercayaan yang diberikan ini merupakan dukungan penuh pemerintah kepada Waskita dalam mendukung program pemerintah pada percepatan pembangunan infrastruktur nasional," kata Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono, Selasa (22/11). 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by PT Waskita Karya (Persero) Tbk (@waskita_karya)

Destiawan menyatakan, Waskita akan terus fokus melakukan perbaikan kinerja keuangan dan operasional dengan menjalankan aksi korporasi. Salah satunya adalah penerimaan PMN dan pelaksanaan rights issue 2022. 

Dia menuturkan, target perolehan dana dari pemerintah dan publik sebesar Rp 3,98 triliun. Rights issue ini merupakan usaha penambahan modal melalui aksi korporasi pasar dengan menjaga permodalan Waskita.

"Setelah mendapat tambahan modal melalui PMN, rights issue yang Waskita lakukan juga sebagai langkah agar porsi saham publik tidak terdelusi sebesar 23 persen," kata Destiawan.

 
 
Kepercayaan ini merupakan dukungan penuh pemerintah kepada Waskita dalam mendukung program percepatan pembangunan infrastruktur nasional.
 
 

Menurut Destiawan, hal tersebut menjadi kesempatan baik bagi para pemegang saham porsi publik untuk mengikuti rights issue Waskita. Dia mengatakan, pemerintah selaku pemegang saham mayoritas yakin akan kinerja Waskita dan mendukung penuh Waskita dengan menambah modal kembali sebesar Rp 3 triliun.

Harga pelaksanaan rights issue akan ditetapkan oleh Menteri BUMN setelah mendapatkan usulan dari Tim Privatisasi Kementerian BUMN dan Joint Lead Arranger (JLA). Saat ini, kata Destiawan, Waskita sedang berdiskusi intensif dengan Kementerian BUMN dan JLA terkait usulan harga pelaksanaan rights issue.

Ia melanjutkan, rangkaian pelaksanaan rights issue dapat selesai sebelum penutupan 2022. Selanjutnya, pada 2023 perseroan akan fokus pada penyelesaian proyek tol, akselerasi proyek strategis nasional lainnya, seperti proyek IKN dan peningkatan nilai kontrak baru.

 
 
Dengan rights issue, WSKT memiliki modal yang lebih kuat untuk menopang realisasi target kontrak baru di 2022 dan ke depannya.
 
 

Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan memperkirakan, rights issue emiten bersandi saham WSKT itu masih cukup menarik. Menurut Valdy, pelaksanaan rights issue ini bisa menjadi katalis positif karena dapat memperkuat dan memperbaiki struktur permodalan WSKT. Rasio utang (DER) perseroan juga diperkirakan akan lebih sehat.

"Dengan rights issue, WSKT memiliki modal yang lebih kuat untuk menopang realisasi target kontrak baru di 2022 dan ke depannya," kata Valdy.

Valdy memperkirakan, rights issue WSKT berpotensi terserap optimal. Sentimen positif berasal dari kenaikan realisasi kontrak baru WSKT. Selain itu, sentimen positif juga datang dari realisasi anggaran infrastruktur yang kemungkinan akan didorong pada semester kedua 2022, terutama pada kuartal akhir 2022. Hal ini sejalan dengan kondisi pandemi Covid-19 yang sudah mulai melandai.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Akun resmi Kementerian BUMN RI (@kementerianbumn)

Dengan demikian, pemerintah bisa kembali fokus ke pembangunan infrastruktur. Hal ini tentunya akan mendongkrak kinerja emiten konstruksi, termasuk WSKT. 

Waskita berhasil mengembalikan hasil kinerja yang positif pada kuartal III 2022. Hal ini terlihat pada pertumbuhan laba bersih perseroan yang sangat signifikan, yaitu mencapai 766,60 persen menjadi Rp 578,17 miliar dari periode yang sama tahun lalu Rp 66,71 miliar.

Allianz Syariah Matangkan Proses Spin Off

Allianz Syariah menyediakan fasilitas layanan berbasis digital untuk mitra bisnis, tenaga pemasar, maupun nasabah.

SELENGKAPNYA

BRK Syariah Bersiap Ekspansi Pascakonversi

BRK Syariah juga terus meningkatkan kapasitas setelah konversi agar dapat melayani masyarakat lebih luas.

SELENGKAPNYA

NFA Minta Pemda Susun Neraca Pangan

BI memperkirakan inflasi tahun depan turun ke level 3,6 persen.

SELENGKAPNYA