Otomotif
Industri Aftermarket Terus Akomodasi Kebutuhan Bikers
Motor listrik berpotensi membutuhkan ban yang lebih spesifik untuk menunjang performa.
OLEH ERIC ISKANDARSJAH Z
Pabrikan sepeda motor selalu berinovasi untuk bisa menghadirkan produk yang pas dengan selera dan kebutuhan bikers. Tapi, setiap pengendara memiliki karakter dan preferensinya masing-masing sehingga perlu beragam pilihan untuk melakukan perubahan di kendaraanya.
Hal ini pun diakomodasi oleh produsen aftermarket dan aksesori yang menawarkan berbagai keperluan yang lebih spesifik. Untuk urusan ban, misalnya, selama ini biasanya pengendara hanya ditawarkan opsi ban aftermarket dengan spesifikasi reguler.
Jika ingin ban dengan pilihan compounds yang beragam, pengendara harus menyiapkan anggaran lebih karena biasanya lebih digunakan untuk keperluan balap. Senior Brand Executive & Product Development PT Gajah Tunggal Tbk Dodiyanto mengatakan, rupanya saat ini sejumlah pengguna sepeda motor mulai tertarik untuk menggunakan ban soft compound.
"Hal ini didasari oleh adanya peningkatan kebutuhan akan ban yang mampu memberikan grip terbaik," kata Dodiyanto kepada Republika saat dijumpai di Indonesia Motorcycle Show (IMOS) 2022 di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Meskipun begitu, kata dia, masyarakat Indonesia tetap menggunakan sepeda motor sebagai sarana mobilitas sehari-hari. Karenanya, sejumlah bikers pun membutuhkan ban dengan grip optimal, tapi tetap memiliki ketahanan yang cukup baik untuk digunakan dalam kendaraan harian.
Adanya kebutuhan itu pun mendorong Gajah Tunggal untuk meluncurkan produk baru, yakni IRC MBR-110. "Produk baru ini merupakan ban soft compound yang bisa digunakan dalam kendaraan harian serta bisa memberikan performa yang aman dan nyaman," ujarnya.
Ban ini hadir dalam berbagai ukuran untuk motor matik hingga sport dan ditawarkan dengan harga sekitar Rp 300 ribu hingga Rp 600 ribu. Artinya, ini bisa jadi alternatif bagi yang menginginkan ban dengan grip yang baik di permukaan aspal namun dengan harga yang lebih terjangkau.
Selama ini, beberapa ban yang biasa digunakan untuk balap dan dihadirkan dalam opsi soft compound, medium compound, dan hard compound biasanya hadir dengan harga tinggi. Apalagi, agar memberikan grip terbaik, ban tersebut didesain sekali pakai dan karenanya cepat aus.
Hadirnya kebutuhan akan ban dengan grip terbaik tapi bisa digunakan dengan lebih awet didasari oleh makin banyaknya riders yang menjadikan hobi motor sekaligus sebagai gaya hidup. "Hal ini terlihat dari semakin banyaknya pengguna motor yang menyempatkan untuk kongkow bersama teman-teman menggunakan motor dan menyempatkan untuk sunday morning ride atau yang biasa disebut sunmori," ucap dia.
Produk baru ini merupakan ban soft compound yang bisa digunakan dalam kendaraan harian serta bisa memberikan performa yang aman dan nyaman.
Terkait pasar, kata dia, saat ini lebih didominasi oleh sepeda motor matik. Karenanya, kontributor penjualan terbesar bagi Gajah Tunggal adalah ban untuk sepeda motor matik.
Sementara, Direktur Givi Indonesia Kalyn menjelaskan, kebutuhan boks juga terus meningkat. "Semakin banyak pengendara yang menyadari bahwa penggunaan boks bisa mendukung akomodasi dalam membawa barang dengan aman dan nyaman. Kebutuhannya pun datang dari kaum urban yang menggunakan sepeda motor untuk keperluan sehari-hari maupun dari biker yang gemar melakukan touring," kata Kalyn kepada Republika.
Overseas Operational Director Givi, Joseph Perucca, menambahkan, setiap produk yang ditawarkan selalu melalui proses riset yang matang. Mulai dari desain, durabilitas, serta kepraktisan. Hal itu pun mendorong Givi untuk meluncurkan produk terbaru, yakni C30 dan Alaska 56.
Givi C30 merupakan top case berkapasitas 30 liter dengan desain modern dan dinamis serta pas untuk dipasangkan dengan motor berkapasitas sekitar 150 cc. Produk yang mampu menampung satu helm ini hadir dengan fitur monolock dan microlock 3.
Sementara, seri Alaska 56 merupakan top case dengan desain boxy yang hadir dengan material aluminium berkapasitas 56 liter. Boks yang pas untuk digunakan dalam motor adventure berkapasitas mesin sekitar 250 cc ini mampu menampung dua helm dan dibekali dengan fitur monokey serta wireless system. Sehingga, mampu menunjang perjalanan jauh dengan fungsional dan praktis.
Sementara itu, Founder Scooter VIP, Dennil Sagita, mengatakan, produk aftermarket khusus Vespa yang saat ini banyak diminati adalah yang terkait dengan performa kendaraan. Ini mengingat makin banyak pecinta Vespa yang menggunakan kendaraan tersebut sebagai sarana mobilitas harian.
"Banyak yang melakukan perubahan baik di sektor mesin maupun transmisi. Hal ini dilakukan agar kendaraan tersebut semakin nyaman saat digunakan untuk stop and go di tengah kemacetan," kata Dennil kepada Republika.
Beberapa yang sangat diminati antara lain produk penunjang akselerasi, seperti ignition amplifier dan komponen dalam transmisi seperti variator, kopling, belt kevlar, per torsi, dan per kopling. Untuk merek, yang cukup diminati adalah Polini dan Malossi.
"Kedua brand itu cukup arab di kalangan pencinta Vespa karena berasal dari Italia. Polini dan Malossi pun memiliki produk yang beragam karena memang telah lama menyasar para pencinta Vespa yang ingin melakukan upgrade performa," ucapnya.
Era Motor Listrik
Dennil mengatakan, Scooter VIP sebagai bengkel dan pusat part serta aksesori juga telah bersiap untuk menyambut era motor listrik. Apalagi, mulai tahun depan, sejumlah merek besar menegaskan untuk ikut meramaikan pasar motor hijau ini. Seperti Piaggio yang telah memasarkan motor listrik dalam pasar global dan berpeluang untuk juga memasarkannya di Indonesia.
"Industri aftermarket pasti akan mengikuti arah pasar sepeda motor. Sehingga akan menawarkan produk aftermarket yang sesuai dengan kebutuhan. Untuk mengimbangi kehadiran era motor listrik, industri aftermarket tentu juga harus menyiapkan sumber daya manusia yang memadai," ucap Dennil.
View this post on Instagram
Dia menekankan, era motor listrik memang membuat sektor performa berpotensi terkikis. Akan tetapi, dia meyakini, era tersebut tetap akan memberikan potensi pasar untuk sektor aftermarket lainnya. Seperti suspensi, pengereman, dan lain-lain.
Karena memang selama ini sektor aksesori menjadi salah satu pasar yang cukup besar lantaran berkaitan dengan tampilan kendaraan yang sesuai dengan selera masing-masing pengendara.
Sementara, terkait ban, Dodiyanto mengatakan, motor listrik berpotensi membutuhkan ban yang lebih spesifik untuk menunjang performa kendaraan. Artinya, pabrikan akan ditantang untuk bisa menghadirkan ban dengan rolling resistance yang optimal.
"Saat ini, kami memang belum menghadirkan produk yang spesifik untuk motor listrik. Tapi, kami terus melihat kondisi pasar sehingga siap untuk selalu menghadirkan produk yang paling sesuai dengan kebutuhan, termasuk untuk kebutuhan motor listrik," ucap Dodiyanto.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Kelola Pesantren Secara Modern
Majelis Masyayikh menyosialisasikan UU Pesantren di Ponpes Nurul Jadid.
SELENGKAPNYAPerkuat Ekosistem Ekonomi Haji
Dalam kondisi normal, kuota jamaah haji Indonesia mencapai 200 ribu per tahun
SELENGKAPNYAMemotret Lebih Dalam Kota Zootopia
Sejumlah lokasi dan adegan di film Zootopia kembali disorot, dengan perspektif cerita berbeda.
SELENGKAPNYA