Seorang ibu menggendong anaknya saat mengungsi di posko pengungsian GOR Remaja, Desa Kumpai Batu Atas, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Ahad (30/10/2022). | ANTARA FOTO/Makna Zaezar

Nusantara

Banjir di Lampung Selatan Semakin Parah

Pemeliharan sungai dan lingkungan yang buruk membuat wilayah rentan bencana.

JAKARTA -- Intensitas bencana di Lampung Selatan, Lampung semakin menghawatirkan. Hal itu terlihat dari banjir terakhir yang menyebabkan empat orang meninggal dunia sejak Jumat (28/10).

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, sebelumnya maksimal banjir di wilayah itu akan surut dalam waktu 6 jam.

"Intensitas tinggi saat ini, sekarang banjir bisa sampai 3 hari, dulu maksimal surut 6 jam, biasanya kondisi  ini disebabkan kondisi hulu sungai," ujar Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam Konferensi Pers secara daring BNPB, Senin (31/10).

Muhari mengatakan, dalam 10 tahun terakhir terdapat dua jenis bencana yang dominan di Kabupaten Lampung Selatan. Pertama adalah cuaca ekstrem seperti angin kencang dan angin puting beliung, kedua adalah bencana banjir. Saat ini, wilayah tersebut semakin rawan.

photo
Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatra Utara mengevakuasi warga yang terdampak banjir di Jalan Karya Bakti, Medan Johor, Medan, Sumatera Utara, Senin (31/10/202). Banjir setinggi sekitar 1,5 meter tersebut dipicu adanya penyumbatan drainase dan mengakibatkan puluhan warga mengungsi. - (ANTARA FOTO/Fransisco Carolio)

"Memang intensitas hujan sangat tinggi, selain itu beberapa lokasi juga tingkat kerentanan pergerakan tanahnya cukup tinggi. Artinya, daya serap air kemampuan tanah mengikat air tidak optimal, ini yang sebabkan banjir cukup signifikan. Dampaknya kejadian banjir akhir pekan lalu yang cukup buruk," kata dia.

Ketinggian air saat banjir di Lampung Selatan hanya sekitar 80-100 sentimeter. Namun, kondisi topografi di Lampung Selatan menyebabkan aliran air yang cukup deras sehingga sangat berbahaya.

Pemeliharan sungai dan lingkungan yang buruk membuat wilayah itu semakin rentan. Biasanya, hanya 30-40  persen wilayah di Lampung Selatan yang berisiko banjir. "Tapi kita lihat pada sepekan kemarin, insentitas terjadi dan penyebabnya di hulu," ujarnya.

Banjir pada Jumat (28/10) menerjang Kecamatan Sidamulya, Kitabung, Candipulo, dan Kalianda. Banjir itu telah merendam sebanyak 697 rumah yang ditinggali oleh kurang lebih 697 kepala keluarga.

Banjir dan tanah longsor juga menghantam Kabupaten Majene, Sulawesi Barat pada akhir pekan lalu. Bupati Majene, A Achmad Syukri telah menetapkan status siaga darurat hingga 31 Desember 2022 untuk antisipasi dan penanganan pascabanjir.

Muhari mengatakan, setidaknya 1.000 warga terdampak banjir dan tanah longsor. Bahkan, akses jalan nasional trans Majene-Mamuju masih tertutup total akibat longsor. Ia menyatakan, balai jalan nasional membutuhkan waktu untuk penanganan material longsor setidaknya sekitar sepekan dengan menggunakan tiga ekskavator dan dua loader. "Selain itu, upaya pemenuhan kebutuhan logistik tim gabungan juga menyiagakan ambulans, perahu body, perahu karet untuk layanan kedaruratan," ujarnya.

Ia mengingatkan seluruh masyarakat di daerah terimbas untuk mewaspadai risiko banjir dan tanah longsor lainnya, sebab berdasarkan hasil kajian dari InaRISK, Majene memiliki potensi risiko banjir dan tanah longsor sedang hingga tinggi. Kejadian bencana ini merupakan fenomena berulang apabila tidak ditindaklanjuti.

Selain Majene, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara di Jawa Tengah juga segera menetapkan status tanggap darurat bencana di seluruh wilayahnya. Peningkatan intensitas hujan dalam sepekan terakhir menyebabkan sejumlah banjir dan tanah longsor di wilayah Banjarnegara.

photo
Relawan mendampingi anak-anak pengungsi korban banjir untuk belajar membaca di fasilitas Perpustakaan Desa (Perpusdes) Griyo Maos di Desa Kumpai Batu Atas, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Ahad (30/10/2022). - ( ANTARA FOTO/Makna Zaezar)

"(Status tanggap darurat) Ini masih proses di Bagian Hukum Sekretariat Daerah Banjarnegara," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Banjarnegara, Andri Sulistyo di Banjarnegara, Senin (31/10).

Andri mengatakan, BPBD Banjarnegara menunggu surat keputusan mengenai penetapan status tanggap darurat bencana ditandatangani oleh Gubernur Jawa Tengah. "Insya Allah hari (Senin) ini sudah ditandatangani penetapan tanggap darurat banjir, longsor, dan angin kencang untuk seluruh wilayah Banjarnegara," katanya. Namun, hingga Senin petang, belum ada informasi terbaru dari Pemkab Banjarnegara.

Perkuat mitigasi

Andri mengatakan, BPBD telah menggelar rapat koordinasi dengan Penjabat Bupati Banjarnegara dan seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) untuk melakukan langkah-langkah mitigasi dan penanganan dampak bencana hidrometeorologi di bagian wilayah Banjarnegara. Selain itu, BPBD akan memetakan daerah yang tanahnya rawan longsor.

"Kami juga akan mendorong untuk bisa dilakukan pemasangan early warning system (EWS) atau sistem peringatan dini di daerah-daerah yang berpotensi longsor," kata Andri.

Selama Oktober 2022, ada 96 kejadian bencana di Banjarnegara. Sebanyak 80 di antaranya tanah longsor, 3 banjir, 9 angin kencang, dan 4 kebakaran. Satu orang dinyatakan meninggal, delapan orang terluka, dan 18 rumah rusak berat, 18 rumah rusak sedang serta 58 rumah rusak ringan. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Menyambut Calon Jawara FFI 2022

Film yang tayang di layanan OTT dan film festival juga menjadi nominasi FFI 2022

SELENGKAPNYA

Panggung Penuh Emosional Jay B

Jay B berterima kasih selama 10 tahun ini penggemarnya selalu setia mendengarkan karya GOT7

SELENGKAPNYA

Sendunya Malam Bersama Calum Scott

Dia menceritakan makna terdalam dari lirik yang sebagian besar terinspirasi orang-orang terdekatnya

SELENGKAPNYA