
Tajuk
Alarm Rupiah
Rupiah tidak melemah sendiri. Sejumlah mata uang negara lain di kawasan Asia juga mengalami nasib yang sama.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup melemah pada perdagangan, Kamis (20/10). Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah ditutup melemah 75 poin atau 0,48 persen dibandingkan perdagangan sehari sebelumnya sehingga berada di posisi Rp 15.572 per dolar AS.
Rupiah tidak melemah sendiri. Sejumlah mata uang negara lain di kawasan Asia juga mengalami nasib yang sama.
Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dalam perdagangan kemarin sesungguhnya menyesakkan. Bukan apa-apa, beberapa saat sebelum penutupan perdagangan, Bank Indonesia (BI) memutuskan kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) dari 4,25 persen menjadi 4,75 persen. Pada bulan lalu BI juga telah meningkatkan bunga acuan dengan besaran yang sama.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan keputusan menaikkan suku bunga acuan sebagai langkah front loaded, pre-emptive, dan forward looking untuk menurunkan ekspektasi inflasi yang saat ini terlalu tinggi atau overshooting.
Selain itu, kata Perry, keputusan tersebut untuk memastikan inflasi inti ke depan kembali ke dalam sasaran 2-4 persen lebih awal yaitu ke paruh pertama 2023. Di samping itu untuk memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah. Dengan demikian diharapkan rupiah dapat sejalan dengan nilai fundamentalnya akibat semakin kuatnya mata uang dolar AS dan tingginya ketidakpastian pasar keuangan global, di tengah peningkatan permintaan ekonomi domestik yang tetap kuat.
Sayangnya respons pelaku pasar uang tidak sejalan dengan yang diharapkan Bank Sentral.
Sayangnya respons pelaku pasar uang tidak sejalan dengan yang diharapkan Bank Sentral. Hal ini terlihat manakala pelaku pasar tidak serta-merta memborong rupiah dan melepas dolar AS setelah BI menaikkan suku bunga. Bahkan bisa dikatakan kebijakan yang diambil Bank Indonesia tersebut belum mampu menahan pelemahan rupiah terhadap dolar AS.
Kita berharap perdagangan di hari ini pelemahan rupiah terhadap dolar AS tidak berlanjut. Rupiah segera bangkit untuk kembali perkasa terhadap dolar AS. Jika kenyataan rupiah tetap loyo maka terpuruknya rupiah tersebut merupakan alarm yang harus diwaspadai bersama.
Setidaknya pelemahan rupiah tersebut tidak bisa lagi direspons dengan kebijakan menaikkan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia. Cara tradisional dengan menaikkan suku bunga acuan untuk merespons langkah Bank Sentral Amerika The Fed yang kerap menaikkan suku bunganya, kini tak lagi sejitu seperti waktu-waktu sebelumnya.
Hal itu karena dalam satu bulan terakhir, catatan surplus perdagangan Indonesia tak lagi sebesar bulan-bulan sebelumnya. Kita memang masih bersyukur, ekspor nasional masih lebih besar dibandingkan impor. Kendati demikian, pelaku pasar uang sepertinya menilai penurunan surplus tersebut menggambarkan kondisi ekonomi Indonesia tidak secemerlang di kuartal dua dan awal kuartal ketiga 2022.
Setidaknya pelemahan rupiah tersebut tidak bisa lagi direspons dengan kebijakan menaikkan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia.
Turunnya sejumlah harga komoditas di pasar dunia yang selama ini menjadi andalan ekspor Indonesia memberi andil besar terhadap terpangkasnya surplus perdagangan. Ditambah dengan melemahnya ekonomi negara-negara tujuan ekspor membuat penyerapan produk ekspor kita ikut menurun.
Pada saat bersamaan pelaku pasar uang menilai impor energi Indonesia masih cukup besar. Sedangkan harga minyak berpotensi tetap tinggi setelah negara-negara pengekspor minyak ((OPEC) + memangkas produksinya. Bila rupiah terus melemah maka surplus perdagangan Indonesia pun berpotensi terus mengecil.
Karena itu, pemerintah harus mencari negara-negara baru untuk tujuan ekspor. Negara-negara tradisional tujuan ekspor kita seperti Cina, Jepang, Amerika Serikat dan Eropa sedang mengalami masalah ekonomi. Pertumbuhan ekonomi negara-negara tersebut sedang menurun sehingga tidak bisa menyerap produk ekspor kita seperti biasanya. Dengan mencari negara tujuan ekspor baru yang ekonominya tidak terganggu resesi global, diharapkan surplus perdagangan kita bisa bertahan dengan baik.
Alarm tertekannya rupiah terhadap dolar AS pun tidak bisa direspons pemerintah dengan mengklaim bahwa belanja di dalam negeri masih cukup bagus sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi relatif stabil. Apalagi di tengah ketidakpastian ekonomi global yang belum jelas kapan berakhirnya.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Si Pitung, Bang Puase, dan Nyai Dasima
Pitung dan kawan-kawan menyatakan perang terhadap kompeni, dendam yang telah ia wariskan sejak kecil.
SELENGKAPNYABahasa Indonesia, Warisan Sumpah Pemuda
Tersebar luasnya bahasa Melayu merupakan salah satu faktor penting menumbuhkannya.
SELENGKAPNYAHizbullah, Penegak Agama bagi Kejayaan Nusa dan Bangsa
Sebelum Hizbullah lebur ke TNI, diperkirakan jumlah laskar santri ini tidak kurang dari 500 ribu orang.
SELENGKAPNYA