DIY
Cuaca Ekstrem tak Pengaruhi Kunjungan ke Yogyakarta
Kunjungan wisatawan sudah mencapai 85 persen hingga triwulan III 2022
YOGYAKARTA -- Cuaca ekstrem dinilai tidak mempengaruhi kunjungan wisatawan ke DIY. Pasalnya, terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi di DIY, yang disertai angin kencang dan kilat atau petir selama cuaca ekstrem.
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) DIY, Singgih Raharjo mengatakan, saat ini kondisi pariwisata DIY sudah mulai pulih seperti sebelum pandemi Covid-19. Hal tersebut terlihat dari angka kunjungan wisatawan ke DIY yang terus meningkat.
Hal ini dikarenakan kondisi penyebaran Covid-19 yang landai dan sudah banyaknya event pariwisata yang digelar, yang mana menyumbang peningkatan kunjungan wisatawan di DIY. "Ini menunjukkan Yogya sangat diminati untuk dikunjungi, baik dari sisi wisatawannya maupun dari event kreatifnya seperti sport tourism yang sudah banyak dilakukan," kata Singgih di BPD DIY, Kota Yogyakarta, Rabu (12/10).
Singgih menyebut, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kunjungan wisatawan di DIY sudah mencapai 85 persen hingga triwulan III 2022, jika dibandingkan dengan masa sebelum pandemi. Diharapkan, hingga akhir tahun 2022 ini kun jungan wisatawan terus naik bahkan di atas 90 persen.
"Ini sudah hampir pulih, tinggal 15 persen lagi. semoga di akhir tahun ini (setidaknya) bisa mencapai 95 persen," ujar Singgih.
Singgih juga menyebut, dengan banyaknya event pariwisata yang digelar saat DIY berada pada PPKM level 1 tidak menyebabkan peningkatan yang signifikan terhadap kasus positif Covid-19. Hal ini didukung dengan cakupan vaksinasi Covid-19 yang sudah tinggi di DIY.
Selain itu, wisatawan atau pelaku perjalanan yang berasal dari luar DIY juga diwajibkan untuk sudah mendapatkan vaksinasi dosis ketiga (booster). Vaksinasi ini, kata Singgih, meningkatkan daya tahan tubuh masyarakat maupun wisatawan dan mencegah penyebaran Covid-19.
Setiap kali ada event yang menyertakan masyarakat dan wisatawan yang cukup banyak, tidak ada peningkatan yang signifikan terhadap Covid-19. "Ini menunjukkan masyarakat dan wisatawan kita sudah imun atau masyarakat atau wisatawan kita sudah me-maintain atau memitigasi dirinya sendiri dengan protokol kesehatan," jelasnya.
Meskipun begitu, di saat adanya potensi cuaca ekstrem, Singgih menyarankan agar penyelenggaraan event pariwisata dilakukan di dalam ruangan (indoor). Kewaspadaan ter hadap bencana dalam penyeleng ga raan event pariwisata juga dinilai penting, yakni dengan menyiapkan mitigasi.
Mitigasi harus dilakukan sebelum event itu. Misal dengan gelombang tinggi saya kira itu juga menjadi bagian yang diantisipasi, mungkin areanya (lokasi event) ditarik lebih masuk, mungkin itu bagian dari antisipasi, kata Singgih menambahkan.
Event pariwisata yang dilakukan di dalam ruangan, kata Singgih, juga tidak menurunkan minat wisatawan. Hal ini terlihat dari banyaknya wisatawan yang mengikuti berbagai event pariwisata di DIY yang digelar belakangan ini. "Kalau kita lihat beberapa event yang ada di Yogya ini, luar biasa. Arti nya, walaupun hujan gerimis, mereka tetap setia mengikuti event itu," kata dia.
Dinas Pariwisata (Dispar) DIY menekankan adanya mitigasi bencana terhadap event pariwisata yang digelar di DIY. Memang akhir-akhir ini dari BMKG menyampaikan tentang cuaca ekstrem. "Kita sampaikan ke teman-teman, khususnya penyelenggara event (adanya) kewaspadaan terhadap hal itu," kata Singgih.
Singgih menegaskan, penyelenggaraan event pariwisata tidak ditunda maupun dihentikan meskipun adanya potensi cuaca ekstrem. Na mun, diharap kan agar penyeleng ga raan event pa riwisata dapat menge depankan keamanan dan kenyamanan wisatawan.
"Ini kemarin sudah ada beberapa yang sudah merespon hal itu (terkait mitigasi), tentu kita tidak bisa menghold atau menahan teman-teman kreatif ini untuk melakukan aktivitas atau event yang saat ini ada," ujar Singgih.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Cara Baru Atasi Kebotakan
Alasan orang transplantasi lebih banyak untuk mengatasi kebotakan
SELENGKAPNYADinamika Atmosfer dan Cuaca Ekstrem
Agar kita tidak mengalami masalah akibat peningkatan curah hujan, perlu dilakukan penataan lingkungan
SELENGKAPNYA