LIBUR RAMADHAN: Santri Pondok Modern Gontor asal Bandung disambut sanak keluarganya di Masjid STAI Persis, Bandung, Selasa (22/3/2022). Mereka akan menjalani masa libur Ramadhan hingga usai Idul Fitri 1443 H nanti. | Republika/Yogi Ardhi

Tuntunan

Leluhur Gontor dan Kearifan Bangsa Kita

Berbagai literatur dan artikel mengungkapkan bahwa genealogi Gontor adalah Tegalsari.

OLEH ERDY NASRUL

Pada 2016, Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor KH Hasan Abdullah Sahal pernah berkata kepada Republika, “Kita ini mewarisi perjuangan para pendahulu. Kita ini membawa darah (gen—Red) perjuangan kakek dan nenek moyang kita.”

Perkataan itu tak muncul begitu saja. Sangat mungkin terinspirasi para pendiri Pondok Modern Gontor yang pernah membawa keluarganya ke Kompleks Pemakaman Gontor. Di sana mereka berpesan, “Kita ini keturunan orang baik-baik.”

Siapa leluhur Gontor?

Berbagai literatur dan artikel mengungkapkan bahwa genealogi Gontor adalah Tegalsari sebagai ‘ibu’ yang melahirkan Gontor lama. Lebih jauh lagi adalah Kesultanan Cirebon.

Lalu, siapa dan apa sebelum itu? Jawaban pertanyaan ini adalah kearifan dan kekhasan Gontor yang luar biasa.

Dari pihak perempuan, yaitu anak Kiai Kholifah atau istri Kiai Raden Sulaiman Jamaludin, ada Kiai Anom Besari (abad ke-17 M) atau Kiai Nggrabahan di Kuncen Caruban. Dia adalah keturunan bangsawan Kerajaan Demak dan Majapahit yang silsilahnya juga bersambung kepada Raden Rahmatullah (Sunan Ampel/abad ke-15). Jika ditelusuri ke atas lagi akan sampai kepada Rasulullah SAW.

Sedangkan dari sisi lelaki, yaitu Kiai Raden Sulaiman Jamaludin, adalah bangsawan kesultanan Cirebon yang bersambung kepada Hidayatullah Sunan Gunung Jati (1448-1568). Penyebutan Hidayatullah merujuk kepada kitab Syamsuzh Zhahirah halaman 529 karangan mufti Hadhramaut abad ke-20 Habib Abdurrahman bin Muhammad bin Husein al-Masyhur. Dan, salah seorang anak Kiai Imam Zarkasyi (1910-1985) bernama Ahmad Hidayatullah, mirip dengan nama Sunan Gunung Jati.

photo
Santri Gontor mengenakan masker saat berjalan di depan Gedung Saudi. - (Pondok Modern Darussalam Gontor)

Pendahulu Sunan Gunung Jati adalah bangsawan kerajaan Champa bernama Abdullah Umdatuddin, anak dari Ali Nurul Alam, anak dari Jamaluddin al-Husaini, yang silsilahnya bersambung kepada Rasulullah SAW.

Dari silsilah tersebut kita mengetahui bahwa leluhur Gontor adalah ulama, kekasih Allah, bangsawan dari berbagai kerajaan hebat, simpul-simpul kenabian yang mendakwahkan tauhid di berbagai kawasan. Dari Hijaz ke Hadhramaut, lanjut ke India, Champa, sampai ke Jawa. Kesalehan dan kearifan mereka diwariskan secara turun temurun sampai ke berbagai generasi.

 
Leluhur Gontor adalah ulama, kekasih Allah, bangsawan dari berbagai kerajaan hebat, simpul-simpul kenabian yang mendakwahkan tauhid di berbagai kawasan.
 
 

Allah berjanji menjaga kesalehan hamba dan keturunannya. Bahwa perjuangan dan kebaikan mereka itu turun kepada generasi setelahnya (al-Kahfi: 82). Hal ini juga dibenarkan oleh Imam al-Qurthuby dalam tafsirnya.

Karena itu, para pendiri, pimpinan dan penerus Pondok Modern Gontor membawa darah para orang saleh di atas dan meneruskan perjuangan mereka menyebarluaskan kearifan dan keislaman kepada bangsa ini.

Para pendiri Gontor mengajarkan ilmu dan menggerakkan pahlawan nasional Idham Chalid (1921-2010), Brigjen Hasan Basri di Kalimantan, dan banyak ulama dan tokoh masyarakat, untuk memerdekakan bangsa ini dari penjajahan dan mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana diamanahkan dalam UUD 1945.

Pimpinan Gontor dan para pembantunya saat ini mendidik dan mentransmisikan ilmu Allah kepada banyak orang, mencerahkan bangsa ini, dan banyak orang di berbagai negara, dengan akhlak mulia, hikmah, dan tauhid, sebagaimana dilakukan para pendahulu mereka.

Bersyukurlah orang-orang yang pernah belajar di Gontor, dan para orang tua santri yang mengutus anaknya belajar di sana. Bersyukurlah bangsa ini yang menjaga dan merawat pesantren tersebut karena Gontor mewarisi darah pejuang dan orang-orang hebat, keturunan orang baik-baik, seperti yang dikatakan KH Hasan Abdullah Sahal dan para mbah trimurti.

Saat Che Guevara Dieksekusi

Catatan Che berisi ideologi yang diperjuangkannya

SELENGKAPNYA

Simthud ad-Duror, Kitab Maulid Nabi Bertabur Keindahan

Tulisan dalam kitab ini dirangkai dengan bahasa-bahasa pilihan dalam bentuk qasidah

SELENGKAPNYA

Hikmah di Balik Air Mata

Dua ilmuwan pernah melakukan penelitian disertasi tentang air mata.

SELENGKAPNYA