
Kabar Utama
OPEC+ Pangkas Produksi Minyak
Keputusan OPEC+ dinilai berdampak negatif pada negara berpenghasilan rendah dan menengah.
WINA -- Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan sekutu (OPEC+) menyetujui pengurangan produksi minyak pada Rabu (5/10). Pemimpin de-facto OPEC Arab Saudi mengatakan, pemotongan produksi 2 juta barel per hari (bph) setara 2 persen dari pasokan global. Keputusan ini memercikkan kekhawatiran inflasi yang melejit.
Keputusan pemangkasan produksi diambil dengan pertimbangan untuk menanggapi kenaikan suku bunga di Barat dan ekonomi global yang lebih lemah. Menteri Energi Arab Saudi Abdulaziz bin Salman mengatakan, OPEC+ perlu proaktif karena bank sentral di seluruh dunia bergerak terlambat mengatasi lonjakan inflasi dengan suku bunga yang lebih tinggi. Pemotongan produksi sebesar 2 juta bph didasarkan pada angka-angka dasar yang ada.
Pemotongan produksi sebesar 2 juta barel per hari didasarkan pada angka-angka dasar yang ada. Artinya pemotongan tersebut tidak akan terlalu dalam karena OPEC+ turun sekitar 3,6 juta barel per hari dari target produksinya pada Agustus.
Kurangnya produksi terjadi karena sanksi Barat terhadap negara-negara seperti Rusia, Venezuela dan Iran dan masalah produksi pada produsen seperti Nigeria dan Angola. Pangeran Abdulaziz mengatakan, pemotongan sebenarnya adalah 1,0-1,1 juta barel per hari.
Pengurangan pasokan minyak yang diputuskan di Wina ini dapat memacu pemulihan harga minyak yang telah turun menjadi sekitar 90 dolar AS dari 120 dolar AS pada tiga bulan lalu.
Rusia yang bukan angota OPEC, menilai keputusan OPEC+ memangkas produksi minyak dirancang untuk menstabilkan pasar minyak global. “Keputusan yang diambil (OPEC+) bertujuan menstabilkan pasar minyak,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, Kamis (6/10), dilaporkan The Moscow Times.
Dia menilai, keputusan OPEC+ menunjukkan bahwa sejumlah negara memahami absurditas permintaan Amerika Serikat (AS) untuk membatasi harga minyak Rusia.
Selain AS, Uni Eropa juga telah mengusulkan untuk menetapkan batas harga minyak Rusia sebagai bagian dari sanksi baru atas Ukraina. Pada Rabu (5/10) lalu Rusia menyampaikan, pembatasan harga minyaknya akan memiliki "efek merugikan" di pasar global. Mereka pun memperingatkan tidak akan memasok minyak mentah ke negara-negara yang menetapkan aturan semacam itu.
AS kecewa
Amerika Serikat (AS) mengkritik keputusan OPEC+ ini. Menurut mereka, keputusan OPEC+ akan berdampak negatif pada negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Presiden AS Joe Biden akan terus menilai apakah akan merilis kembali stok minyak strategis untuk menurunkan harga.
“Presiden (Biden) kecewa dengan keputusan tak bijak OPEC+ untuk memangkas kuota produksi, sementara ekonomi global menghadapi dampak negatif lanjutan dari invasi Rusia ke Ukraina,” kata Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan dan Direktur Dewan Ekonomi Nasional AS Brian Deese dalam sebuah pernyataan bersama, Rabu.
Gedung Putih mengatakan, pemerintahan Biden akan terus memompa minyak cadangan dari Strategic Petroleum Reserve (SPR). Biden pun disebut telah menginstruksikan menteri energinya untuk meningkatkan produksi dalam negeri dalam jangka waktu dekat.
Pemerintahan Biden akan membuka pembicaraan dengan Kongres AS tentang alat dan otoritas tambahan guna mengurangi kendali OPEC atas harga energi. Belum jelas tindakan semacam apa yang bisa dilakukan.
Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan bahwa langkah OPEC+ memangkas produksi minyak adalah kesalahan. Dia pun menuding organisasi tersebut “bersekutu” dengan Rusia.
Saudi menolak tuduhan bahwa OPEC+ “berkolusi” dengan Rusia untuk mendorong harga energi lebih tinggi. Saudi mengatakan, Barat sering didorong oleh arogansi kekayaan ketika mengkritik OPEC.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Prasangka yang Diperbolehkan
Seseorang yang hatinya diliputi prasangka, hanya akan melihat orang lain serbanegatif.
SELENGKAPNYAAmien Rais, Taufik Kiemas, Akbar Tanjung, dan Nasi Kebuli
Saat kebuli dihidangkan kepada para tokoh di Kwitang, mereka ragu-ragu memakannya.
SELENGKAPNYAUsman-Harun dan Ekspresi Kemarahan Rakyat
Usman-Harun dituduh bersalah dalam kasus pengeboman gedung McDonald di Orchad Road.
SELENGKAPNYA